Reformasi Semu Sepak Bola Indonesia Pasca Kanjuruhan
PSSI dan PT LIB berencana memulai kembali kompetisi pada 2 Desember 2022, padahal rekomendasi untuk reformasi sepak bola dari tim pencari fakta yang dibentuk presiden belum dipenuhi.
Oleh
Stephanus Aranditio
·4 menit baca
KOMPAS/BAHANA PATRIA GUPTA
Salah satu tribune dengan sampah yang berserakan setelah kerusuhan di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Minggu (2/10/2022). Tim Gabungan Independen PEncari Fakta Tragedi Kanjuruhan meminta pemerintah berhati-hati untuk memenuhii permintaan PT Liga Indonesia Baru untuk memulai kembali kompetisi pada 2 Desember 2022.
JAKARTA, KOMPAS - Tim Gabungan Independen Pencari Fakta atau TGIPF Tragedi Kanjuruhan meminta pemerintah untuk berhati-hati dalam memenuhi rencana PT Liga Indonesia Baru dan Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia untuk memulai kompetisi BRI Liga 1 pada 2 Desember 2022. TGIPF melihat tidak ada reformasi yang signifikan dari dua badan penyelenggara sepak bola nasional ini selepas Tragedi Kanjuruhan.
Anggota TGIPF Laode Muhammad Syarif saat dihubungi di Jakarta, Rabu (16/11/2022) mengatakan, pergantian jajaran direksi dan komisaris yang dilakukan PT LIB dalam rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) bukan berarti reformasi sudah dilakukan. Dia menuntut PT LIB untuk bisa memastikan keamanan pertandingan sebelum memulai kembali kompetisi.
"Yang menjadi fokus rekomendasi TGIPF adalah perbaikan tata kelola, bukan soal pergantian orang perorang saja. Reformasi yang substansial, bukan reformasi semu," kata Laode.
Dengan begitu, mantan wakil ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) ini meminta pemerintah untuk tidak terburu-buru memberikan izin pertandingan Liga 1. Banyak rekomendasi dari TGIPF yang belum dilakukan oleh PSSI dan PT LIB.
Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud MD dida mpingi anggota Tim Gabungan Independen Pencari Fakta Tragedi Kanjuruhan Malang saat memberikan keterangan pers di Kantor Presiden, Jakarta, Jumat (14/10/2022).
"Sampai hari ini, rekomendasi TGIPF agar mereformasi diri dan merevisi semua peraturan internal PSSI, seperti statuta PSSI yang melanggengkan konflik kepentingan belum dilakukan sama sekali. Di mata saya pribadi, PSSI tidak pernah punya niat baik untuk memperbaiki diri," tegasnya.
Ketua Paguyuban Suporter Timnas Indonesia (PSTI) Ignatius Indro menambahkan, dengan tidak adanya perubahan yang signifikan dari PSSI dan PT LIB, maka pemerintah juga tidak akan memberikan lampu hijau untuk memulai kembali kompetisi.
Para penggemar juga tidak mau memulai sepak bola lagi sebelum Tragedi Kanjuruhan diusut tuntas dan transformasi sepak bola nasional dijalankan dengan serius. Bagi mereka, kematian 135 orang akibat pertandingan sepak bola yang menjadi sorotan dunia seharusnya menjadi momentum reformasi sepak bola nasional, bukan hanya dengan memulai kembali kompetisi Liga 1.
"Kami pesimistis Liga akan dapat izin, karena PSSI dan PT LIB tidak menghargai rekomendasi TGIPF yang dibentuk presiden. Sampai saat ini belum ada juga jaminan keamanan dan kenyamanan bagi suporter di stadion. Kalau bicara rindu sepak bola, ya kami rindu, tetapi transformasi sepak bola saat ini lebih penting. Ini sudah lebih dari 40 hari, tetapi kemajuannya belum memuaskan," kata Indro.
KOMPAS/HENDRA A SETYAWAN
Ribuan Aremania melakukan doa bersama di luar Stadion Gajayana, Malang, Jawa Timur, Minggu (2/10/2022). Mereka menyalakan lilin dan doa bersama untuk korban tragedi Kanjuruhan yang merenggut 135 nyawa Aremania.
Adapun enam rekomendasi TGIPF untuk PT LIB yakni, mengutamakan jadwal pertandingan yang aman daripada berorientasi profit, menyusun standar kerja pejabat penyelenggara pertandingan, menyusun petunjuk teknis tentang penugasan personel yang melakukan supervisi pertandingan, memperhatikan aspek psikologis dan kesejahteraan petugas lapangan, memberikan jaminan pembiayaan kesehatan bagi korban tragedi Kanjuruhan, dan mewajibkan pejabat PT LIB untuk hadir langsung dalam persiapan hingga tahap akhir pertandingan.
Komisaris Utama PT LIB Juni Ardianto Rachman seusai RUPSLB menyatakan, jadwal pertandingan nantinya tidak lagi digelar terlalu larut malam. Namun, skema kompetisi untuk kelanjutan Liga 1 masih dipertimbangkan antara melanjutkan skema kandang-tandang atau dengan sistem gelembung seperti musim sebelumnya.
"Liga 1 tetap main malam. Tetapi tidak larut malam. karena di mana saja liga di dunia pasti main malam. Dan kalau memang home and away, pasti nanti akan ada verifikasi stadion lainnya," kata Juni Rahman di Hotel Sultan, Jakarta, Selasa (15/11).Sejauh ini, lanjut Juni, sudah ada 16 stadion yang layak untuk menggelar Liga 1 dan lolos verifikasi setelah Tragedi Kanjuruhan. Di antaranya, Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta International Stadium (Jakarta), Indomilk Arena (Tangerang), Stadion Utama Riau (Pekanbaru), Stadion Jakabaring (Palembang), Stadion Si Jalak Harupat (Bandung), Stadion Manahan (Solo), Stadion Gelora Bung Tomo (Surabaya), Stadion Kapten I Wayan Dipta (Gianyar), Stadion Batakan (Balikpapan), dan Stadion Jatidiri (Semarang).
STEPHANUS ARANDITIO
Direktur Utama PT Liga Indonesia Baru, Ferry Paulus (kedua dari kiri) dan Komisaris Utama PT LIB, Juni Ardianto Rachman (kedua dari kanan) setelah Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) luar biasa PT LIB di Hotel Sultan, Jakarta, Senin (15/11/2022).
Direktur PT LIB, Ferry juga Paulus mengatakan akan mulai berkoordinasi dengan seluruh pihak terkait seperti kepolisian, Kementerian Pemuda dan Olahraga, dan Kementerian Kesehatan, serta 18 klub Liga 1 untuk merealisasikan rencana memulai lagi Liga 1 pada 2 Desember 2022. Namun, Kepala Bagian Penerangan Umum Divisi Humas Mabes Polri, Komisaris Besar Nurul Azizah saat dikonfirmasi hari ini (16/11) mengaku belum ada perkembangan terkini terkait rencana memulai lagi kompetisi Liga 1.
Sementara itu, anggota Komite Eksekutif PSSI (Exco PSSI), Ahmad Riyadh, menyatakan bahwa PSSI siap untuk memulai kembali Liga 1 jika PT LIB sudah selaku penyelenggara sudah melakukan pembenahan. PSSI juga mengikuti arahan pemerintah untuk memastikan setiap pertandingan berjalan dengan aman."Pada prinsipnya (PSSI) siap, (masalah koordinasi) seharusnya ditanyakan pada PT LIB. PSSI hanya menyiapkan perangkat (pertandingan) seperti wasit dan lain-lain," kata Ahmad melalui pesan singkat, Rabu (16/11).