Rafael Nadal gagal menjuarai turnamen Final ATP 2022 karena tak lolos dari persaingan fase grup. Kegagalan menjuarai ajang ini dalam setiap partisipasinya bagai "kutukan akhir tahun" bagi petenis Spanyol tersebut.
Oleh
YULIA SAPTHIANI
·4 menit baca
Menjalani satu musim kompetisi tenis profesional dengan konsisten pada level tertinggi bukan hal yang mudah bagi Rafael Nadal. Gaya main penuh tenaga dan cedera bawaan di kaki kiri membuatnya tak pernah sukses menjalani bagian akhir musim kompetisi.
Dengan dua faktor itu, tubuh Nadal sering kali tak bisa bertahan hingga dia harus absen pada dua turnamen ATP World Tour di akhir musim, yaitu ATP Masters 1000 Paris dan Final ATP. Turnamen di Paris adalah salah satu dari sembilan ajang Masters 1000 yang digelar setiap musim. Paris Masters biasanya digelar pada Oktober.
Sementara itu, Final ATP yang biasanya diselenggarakan November, adalah turnamen yang hanya berhak diikuti delapan petenis terbaik di tunggal dan ganda. Indikatornya adalah poin ranking yang dikumpulkan dari turnamen ATP Tour (250, 500, dan Masters 1000) sepanjang tahun.
Nadal memiliki 22 gelar juara Grand Slam, jumlah terbanyak di tunggal putra. Dia juga peraih medali emas tunggal dan ganda putra Olimpiade. Dua prestasi itu melebihi dua rivalnya, Novak Djokovic dan Roger Federer yang telah pensiun.
Namun, Nadal pun punya lubang dalam karier tenis profesional yang dimulainya pada 2001, yaitu tak pernah menjuarai Final ATP. Federer menjadi petenis dengan gelar terbanyak dalam persaingan ”petenis terbaik dari yang terbaik” itu, yaitu enam gelar. Rekor itu bisa disamai Djokovic jika dia menjadi juara pada ajang yang tahun ini digelar di Turin, Italia, 13-20 November.
Djokovic bersaing pada Grup Merah dan telah meraih satu kemenangan, yaitu atas Stefanos Tsitsipas. Dengan dua laga lagi, yaitu melawan Andrey Rublev (Rabu) dan Daniil Medvedev (Jumat), Djokovic memiliki peluang ke semifinal. Syaratnya adalah menempati dua posisi teratas klasemen.
Adapun Nadal telah dipastikan gagal kembali membawa pulang trofi juara karena tersingkir di penyisihan grup. Meski menyisakan satu pertandingan, melawan Casper Ruud pada Kamis, dua kekalahan tak memungkinkan Nadal lolos dari fase penyisihan. Pada Selasa (16/11/2022), Nadal kalah dari Felix Auger-Aliassime, yang dilatih Toni Nadal (paman dari Nadal), dengan skor 3-6, 4-6. Dua hari sebelumnya, dia ditaklukkan Taylor Fritz 6-7 (3/7), 1-6.
Dengan demikian, hasil terbaik Nadal pada Final ATP adalah laga final pada 2010 dan 2013. Sejak pertama kali berhak tampil di ajang tersebut pada 2005, Nadal sebenarnya selalu lolos. Namun, dia tujuh kali absen karena cedera, termasuk pada 2021.
Berbeda
Cedera yang dialami berbeda-beda, tetapi dia memiliki cedera bawaan pada sekitar telapak kaki kiri. Ini akibat pertumbuhan tulang yang tak sempurna saat remaja.
Di turnamen Paris Masters, frekuensi absennya lebih banyak. Sejak berhak tampil di babak utama pada 2004, dia sepuluh kali absen dari 19 turnamen hingga 2022. Tahun ini, Nadal kalah dari Tommy Paul (AS) pada babak kedua, setelah mendapat bye di babak pertama. Paris Masters pun menjadi salah satu dari turnamen Masters 1000 yang tak pernah dijuarai Nadal, selain Miami.
Saya bisa bermain dalam dua turnamen dalam tiga pekan terakhir. Itu adalah hal yang positif karena saya tidak bisa melakukannya berkali-kali.
Petenis berusia 36 tahun itu bahkan enam kali absen di Paris Masters dan Final ATP pada tahun yang sama, yaitu pada 2005, 2012, 2014, 2016, 2018, dan 2021.
Tahun ini, Nadal tiba di Paris dan Turin dengan kondisi belum pulih dari cedera karena robekan otot perut bagian kiri. Itu pertama kali dialami saat tampil di Wimbledon hingga dia batal tampil melawan Nick Kyrgios dalam semifinal. Cedera tersebut membuat gerakannya saat servis terbatas. Saat melawan Auger-Aliassime, dia kesulitan melakukan servis pertama.
Nadal semakin kesulitan karena Final ATP berlangsung di lapangan keras di dalam ruangan yang membuat bola memantul sangat cepat. Petenis peringkat kedua dunia itu bahkan mengatakan, tak ada waktu berpikir untuk bermain di jenis lapangan itu.
Meski demikian, Nadal selalu bisa melihat sisi positif dari momen apapun yang dijalaninya. ”Saya bisa bermain dalam dua turnamen dalam tiga pekan terakhir. Itu adalah hal yang positif karena saya tidak bisa melakukannya berkali-kali,” katanya.
”Di lapangan seperti ini, melawan petenis-petenis ‘big server’ dan petenis top dunia adalah tantangan besar, saya tak boleh mengeluh. Saya tak tahu apakah bisa mencapai level permainan terbaik lagi (saat melawan Ruud), tetapi yang bisa saya pastikan adalah saya akan berjuang untuk itu,” lanjut Nadal. (AP/AFP)