Penampilan Nadal Tidak Meyakinkan untuk Jadi Juara
Rafael Nadal bermain untuk ke-11 kalinya dalam Final ATP demi mendapat gelar pertama dari turnamen akhir musim itu. Namun, perjalanan menuju juara akan sulit setelah kalah pada laga pertama penyisihan grup.
Oleh
YULIA SAPTHIANI
·4 menit baca
TURIN, MINGGU - Rafael Nadal mencoba untuk yang ke-11 kali demi meraih gelar juara ajang bergengsi yang tidak pernah didapatnya, yaitu Final ATP. Namun, performanya pada laga awal di Pala Alpitour, Turin, tidak memperlihatkan bahwa dia bisa melengkapi gelar juara dari ajang besar lain.
Nadal mengawali langkah pada turnamen ATP Tour akhir musim ini dengan melawan Taylor Fritz pada penyisihan Grup Hijau, Minggu (13/11/2022) malam waktu setempat atau Senin dinihari waktu Indonesia. Nadal kalah dengan skor 6-7 (3), 1-6. Dalam laga lain pada grup yang sama, finalis Perancis dan AS Terbuka, Casper Ruud, mengalahkan Felix Auger-Aliassime 6-7 (4), 4-6.
Sementara, persaingan empat petenis lain pada Grup Merah akan berlangsung Senin, yaitu antara Daniil Medvedev dan Andrey Rublev, serta Novak Djokovic melawan Stefanos Tsitsipas. Setelah menjalani persaingan dengan format round robin, dua petenis peringkat teratas setiap grup akan tampil pada semifinal. Juara grup akan bertemu peringkat kedua dari grup berbeda.
Setelah absen pada tahun lalu karena cedera, Nadal tiba di Turin dengan status sebagai unggulan teratas. Posisi tersebut seharusnya ditempat petenis nomor satu dunia, Carlos Alcaraz, yang juga lolos ke Final ATP. Akan tetapi, Alcaraz tak ikut bersaing karena cedera otot perut. Posisinya digantikan Fritz yang menjalani debut di Final ATP.
Fritz, yang berperingkat kesembilan dunia, memang berada dalam performa terbaik pada tahun ini. Dia meraih gelar pertama dari turnamen ATP Masters 1000 dari Indian Wells dengan mengalahkan Nadal pada final. Fritz juga menjuarai ATP 250 Eastbourne dan ATP 500 Tokyo.
Pada ajang Grand Slam, dia menembus perempat final untuk pertama kalinya, yaitu di Wimbledon. Fritz pun menempati peringkat kesembilan dunia sejak 10 Oktober.
Di sisi lain, performa Nadal menurun sejak pertengahan musim karena cedera otot perut. Setelah menjuarai dua Grand Slam pertama, yaitu Australia dan Perancis Terbuka, Nadal batal tampil pada semifinal Wimbledon karena cedera itu. Di AS Terbuka, ketika kalah pada babak keempat, dia mengalami cedera yang sama. Setelah itu, dia menepi dari turnamen selama dua bulan.
Nadal mengatakan, pergerakannya lebih lambat dibandingkan Fritz. Padahal, pantulan bola di lapangan keras dalam ruangan sangatlah cepat yang menuntut gerakan cepat dari petenis. Selain itu, robekan pada otot perut membuatnya kesulitan dalam melakukan servis.
Pada hampir sepanjang pertandingan, saya hanya bisa bertahan. Sedangkan, Fritz selalu dalam posisi menyerang.
“Pada hampir sepanjang pertandingan, saya hanya bisa bertahan. Sedangkan, Fritz selalu dalam posisi menyerang. Saat bermain di lapangan seperti ini, Anda tak punya waktu untuk berpikir. Pikiran dan kaki harus sangat cepat bereaksi. Di sisi lain, Fritz bermain sangat baik, saya tak dapat mengimbangi kekuatan pukulannya,” tutur Nadal.
Nadal juga bercerita bahwa dia biasanya tampil pada turnamen level rendah setelah cedera. Itu karena dia tak perlu mengerahkan semua kemampuan secara optimal untuk menang.
“Lalu, ketika saatnya harus berhadapan dengan pemain top, saya sudah siap. Namun, kali ini, saya harus langsung menghadapi pemain-pemain top,” tutur katanya.
Setelah dikalahkan Frances Tiafoe pada babak keempat AS Terbuka, Nadal sempat bermain dalam Paris Masters. Namun, dengan cedera yang belum pulih, dia langsung kalah pada laga awal (babak kedua) ketika melawan Tommy Paul dengan skor 6-3, 6-7 (4), 1-6.
Dengan kekalahan pada laga pertama, Nadal harus menang saat melawan Auger-Aliassime dan Ruud untuk membuka peluang ke semifinal. Sebaliknya, Fritz telah membuka peluang untuk lolos dari persaingan grup. “Hasil pada pertandingan pertama sangat penting. Saya sangat senang karena datang ke lapangan dan bisa bermain dengan baik,” kata pemain berusia 25 tahun itu.
Sementara, Ruud menilai, permainan saat mengalahkan Auger-Alissime menjadi salah satu penampilan terbaik setelah kalah dari Alcaraz pada final AS Terbuka. “Anda pasti berhadapan dengan momen buruk. Saya mengalami itu dalam beberapa bulan terakhir dan harus menerimanya. Maka, kemenangan hari ini sangat bernilai bagi saya,” kata semifinalis Final ATP 2019 itu.
Dari kejuaraan beregu putri Piala Billie Jean King, Swiss untuk pertama kalinya menjadi juara. Dipimpin peraih medali emas tunggal putri Olimpiade Tokyo 2020, Belinda Bencic, Swiss mengalahkan Australia 2-0 dalam final di Glasgow, Skotlandia, Minggu.
Jil Teichmann membuka kemenangan Swiss ketika mengalahkan Storm Sanders 6-3, 4-6, 6-3. Setelah itu, Bencic memastikan kemenangan saat mengalahkan Ajla Tomljanovic 6-2, 6-1. (AP/AFP)