Grup A Piala Dunia Qatar 2022 dihuni empat tim yang belum pernah juara pesta bola terakbar. Persaingan untuk lolos ke 16 besar diyakini menjadi ketat dan menarik di antara tuan rumah Qatar, Ekuador, Senegal, dan Belanda.
Oleh
AMBROSIUS HARTO MANUMOYOSO
·6 menit baca
AFP/KIRILL KUDRYAVTSEV
Seorang pekerja melintasi monumen piala dunia di luar Stadion Al-Thumama, Doha, jelang Piala Dunia Qatar 2022.
Empat tim di Grup A memiliki pengalaman dan pencapaian yang berbeda dalam berbagai ajang sepak bola internasional, sehingga terjadi "kepincangan".
Keempat tim hanya berjumpa di laga persahabatan sehingga tidak menunjukkan kekuatan yang sesungguhnya.
Belanda menjadi favorit juara grup, namun tim lain juga berpeluang sama kuat menduduki peringkat kedua grup.
Dilihat dari rangking FIFA, Belanda (8) dan Senegal (18) dianggap lebih berpeluang lolos ke fase gugur. Namun, Ekuador (44) dan Qatar (50) juga tidak bisa dianggap enteng. Keempat tim sebenarnya buta kekuatan karena tidak pernah berhadapan di Piala Dunia. Pengalaman dari laga persahabatan sulit menjadi patokan.
Di piala dunia, Qatar berstatus juara Piala Asia Uni Emirat Arab 2019 setelah kemenangan 3-1 atas Jepang di final. Senegal juara Piala Afrika Kamerun 2021 dengan mengempaskan Mesir dalam drama adu penalti (4-2). Ekuador perempat final Copa Amerika Brasil 2021. Belanda finalis Liga Nasional Eropa 2019.
Para pemain tim nasional sepak bola Qatar merayakan gelar juara setelah menundukkan Jepang, 3-1, di final Piala Asia, di Stadion Zayed Sports City, Abu Dhabi, Uni Emirat Arab, Jumat (1/2/2019).
Bagaimana dengan capaian trofi mayor? Ekuador nihil, Qatar sekali juara Asia, dan Senegal sekali juara Afrika. Belanda finalis dunia edisi 1974, 1978, dan 2010 serta sekali juara Eropa (1988). Dilihat dari sini, "Oranye", julukan Belanda, menjadi yang terfavorit untuk melangkah lebih jauh dibandingkan tiga tim lainnya di Grup A.
Mengutip laman 11v11, sejak didirikan pada 1889, Belanda telah menjalani 426 laga kemenangan, 177 laga seri, dan 227 laga kekalahan. Oranye telah membuat 1.707 gol dan kemasukan 1.039 gol. Senegal sejak berdiri 1960 menang 286 laga, seri 163 laga, dan kalah 179 laga. "Singa Teranga", julukan Senegal mencetak 823 gol dan kemasukan 591 gol.
"Marun", julukan Qatar sejak berdiri 1960 telah menjalani 236 laga kemenangan, 157 laga seri, dan 201 laga kekalahan. Qatar telah membuat 835 gol dan kemasukan 682 gol. Ekuador yang berdiri sejak 1925 menang 177 laga, seri 156 laga, dan kalah 261 laga. "Triwarna", julukan Ekuador mencetak 715 gol dan kemasukan 914 gol.
Dari rangking FIFA, trofi mayor, pengalaman dan capaian di piala dunia, dan sejarah, Belanda yang kini ditangani pelatih gaek Louis van Gaal (LVG) jelas paling mentereng. Wajarlah jika Virgil van Dijk dan kawan-kawan dijagokan menjadi juara Grup A untuk melanjutkan maraton turnamen. Namun, siapa pendamping Oranye, masih sulit ditebak apakah tuan rumah yang juga jagoan baru Asia, Senegal jagoan baru Afrika, atau kejutan dari Ekuador dengan tradisi sepak bola Amerika Latin yang menawan?
Pesta bola 20 November-18 Desember 2022 menjadi turnamen perdana bagi Qatar. Ekuador dan Belanda absen di Piala Dunia Rusia 2018. Artinya, cuma Senegal yang berpengalaman di edisi sebelumnya. Modal berharga bagi Senegal yang masih ditangani Aliou Cisse untuk memperbaiki capaian edisi sebelumnya yang terhenti di fase grup. Senegal mungkin bisa menyamai bahkan melebihi capaian di Piala Dunia Korea – Jepang 2002 yang terhenti di perempat final akibat kalah 0-1 dari Turki.
Dilihat dari jejak pertemuan, justru Ekuador yang paling berpengalaman menghadapi tiga tim lainnya di Grup A. Semua laga berstatus persahabatan. Ekuador bertarung tiga kali dengan Qatar dan hasilnya sekali menang, seri, dan kalah. Triwarna dua kali melawan Belanda dengan hasil sekali seri dan sekali kalah. Ekuador sekali melawan Senegal dan kalah.
Ujung tombak Ekuador, Enner Valencia mengontrol bola saat berlaga melawan Argentina di Copa America Brasil 2021.
Dinamit
Kisah Denmark yang juara Piala Eropa Jerman 1992 berstatus pengganti Yugoslavia bisa menjadi dongeng inspirasi bagi Qatar atau Senegal. Secara khusus, Qatar juga bisa menukil kisah inspiratif lainnya dari Korea tuan rumah pesta bola 2002 yang melaju sampai semi final, capaian mengagumkan yang belum pernah diwujudkan tim anggota konfederasi Asia.
Setidaknya, mimpi besar Qatar untuk mencecap prestasi terbaik di keikutsertaan piala dunia bisa dimungkinkan bersama pelatih Felix Sanchez Bas. Pelatih yang menimba ilmu sedasawarsa di tim muda Barcelona itu mampu mengantar Qatar juara Asia bahkan menjungkalkan tim tradisional Jepang. “Sulit membayangkan bahwa Qatar dapat menjadi juara Asia 2019,” ujarnya.
Felix menjelaskan, bukan berarti Qatar sesumbar untuk memenangi piala dunia. Tim juga tahu diri dengan keberadaan "dewa-dewa" sepak bola dunia yakni Brasil (5 piala), Jerman (4 piala), Perancis (2 piala), Spanyol (1 piala), dan Inggris (1 piala). Fokus mereka adalah bagaimana terlebih dahulu lolos ke fase gugur termasuk menantang Belanda. “Bagaimana kami bermain dan meledak melawan tiga tim dan inilah sepak bola dimana segala sesuatu bisa terjadi,” katanya.
Tim Marun bisa dipastikan kembali mengandalkan trio serang Akram Alif (Al-Sadd), Almoez Ali (Al-Duhail), dan kapten Hassan Al-Haydos (Al-Sadd) yang turut meredam "Samurai Biru" alias Jepang untuk menjadi kampiun Asia. Dengan Felix, Qatar kuat dalam bertahan dengan formasi 5-3-2 tetapi mematikan ketika serangan balik. Tiga gol kontra Jepang di final 2019 menjadi bukti permainan Qatar yang sulit dijebol dan efektif.
REUTERS/THAIER AL-SUDANI
Felix Sanchez Bas, pelatih Qatar untuk Piala Dunia Qatar 2022.
Dinamit juga mungkin diledakkan oleh Ekuador yang hingga Minggu (13/11/2022) petang belum juga mengumumkan skuad untuk Qatar. Padahal, sehari sebelumnya, tim asuhan Gustavo Alfaro menjalankan laga persahabatan kontra Irak yang berakhir kaca mata alias 0-0.
Dari laga ini Ekuador memainkan pola 4-3-3 yang mungkin akan menjadi strategi umum di Qatar. Salah satu pemain bintang, dilihat dari harga pasar 12 juta Euro di Tranfermarkt ialah gelandang serang Jose Cifuentes (23) dari LA Galaxy. Selain itu, bek tengah Felix Torres (25) dari Santos Laguna yang bernilai 6 juta Euro dan sayap serang Gonzalo Plata (22) dari Real Valladolid bernilai 5 juta Euro.
Gustavo hanya membawa tiga pemain berusia di atas 30 tahun yakni kiper dan kapten Alexander Dominguez (35) dari LDU Quito, sayap serang Angel Mena (34) dari Club Leon, dan bek tengah Robert Alboreda (31) dari Sao Paulo. Selebihnya, para pemain berusia 19-28 tahun. Mungkin ini peluang bagi Gustavo membuat perbedaan dengan lebih mengandalkan barisan muda.
Pelatih Belanda Louis Van Gaal saat Liga Nasional Eropa Grup 4 dimana timnya menghadapi Belgia di Johan Cruyff Arena, Amsterdam.
Favorit
Untuk Belanda, cibiran kembali akan disematkan jika tak mampu berbicara banyak di Qatar. Ingatlah, Belanda gagal lolos di edisi sebelumnya di Rusia. Belanda memanggil kembali LVG yang masih dalam penanganan kesehatan akibat kanker prostat. Beban terbesar di Grup A mau tidak mau disandang Belanda yang terlanjur dicap tim spesialis final termasuk kalah di partai puncak Liga Nasional Eropa.
Permainan Belanda bisa dibilang selalu menawan karena mewarisi semangat totalvoetbal. Bahkan, Oranye masih meyakini filosofi permainan terkenal bahwa pertahanan terbaik adalah menyerang. Belanda cukup piawai dengan formasi 3-4-3 atau 3-5-2. Sulit membayangkan Belanda berubah gaya dengan garis pertahanan rendah apalagi bertahan total. Akankah LVG tergoda mengkhianati filosofi permainan asalkan membawa Belanda juara dunia?
Saat mengumumkan 26 pemain untuk dibawa ke Qatar melalui akun Instagram @onsoranje, video memperlihatkan LVG bak sutradara film. Suaranya tegas tetapi tenang, elegan, dan penuh percaya diri saat memanggil skuad tim termasuk tidak mengikutsertakan kiper veteran Jasper Cilessen atau Marten Sketelenburg.
“Saya tahu mereka kecewa tetapi piala dunia sudah dekat,” kata LVG.
Benteng terakhir dipercayakan kepada Justin Bijlow (24) dari Feyenoord dengan 6 caps, Remko Pasveer (39) dari Ajax dengan 2 caps, dan Andries Noppert (28) dari Heerenveen dengan 0 cap. Meski dipandang ringkih tetapi barisan pertahanan Belanda diawaki pemain top misalnya Virgil Van Dijk (31) dari Liverpool dengan 49 caps dan 6 gol, Matthijs de Ligt (23) dari Bayern Munchen dengan 38 caps dan 2 gol. Tembok pertahanan Belanda tampak solid termasuk dalam duel udara.
“Kami ingin melakukan yang terbaik dan melangkah jauh,” kata Van Dijk sang kapten.