Bima Perkasa dan Satya Wacana Bangkit di Indonesia Cup 2022
Bima Perkasa dan Satya Wacana lolos ke perempat final Indonesia Cup setelah melewati musim berat di IBL 2022. Mereka terlihat lebih siap kali ini.
Oleh
KELVIN HIANUSA
·4 menit baca
SOLO, RABU – Bima Perkasa Jogja dan Satya Wacana Salatiga merebut kembali status tim “kuda hitam” pada turnamen basket Indonesia Cup 2022. Tidak seperti di IBL 2022, para pemain lokal mereka mampu bersinar dan mengantar tim lolos dari babak grup. Mereka sudah ditunggu dua tim raksasa di perempat final.
Satya Wacana mengamankan tiket delapan besar dalam laga terakhir babak grup, Rabu (9/11/2022) di Sritex Arena, Solo, Jateng. Mereka sukses menaklukkan Elang Pacific Caesar Surabaya 63-50 setelah sempat tertinggal dua poin pada paruh laga.
“Di awal, kami memang banyak melakukan kesalahan, tetapi akhirnya bisa lebih baik. Dari pribadi sendiri (saya) ingin membalas penampilan kemarin, kurang sreg. Saya ingin membuktikan bisa berkontribusi lebih banyak,” kata center Satya Wacana Randy Ady Prasetya yang menyumbang dobel-dobel 11 poin dan 17 rebound.
Berkat hasil dua kali menang dan sekali kalah (5 poin), Satya Wacana lolos sebagai runner-up Grup A. Mereka berada di bawah pemuncak klasemen Dewa United Surabaya (6 poin), serta di atas NSH Mountain Gold Timika (4 poin) dan Pacific Caesar (3 poin).
Kejutan juga terjadi di Grup C. Bima Perkasa (5 poin) mendampingi tim raksasa Pelita Jaya Bakrie Jakarta (6 poin) lolos ke 8 besar. Tim yang dipimpin pelatih baru Efri Meldi itu menyingkirkan dua “kuda hitam” di IBL musim lalu, Bali United Basketbal (4 poin) dan Rans PIK Basketball (3 poin).
Bagi Bima Perkasa dan Satya Wacana, hasil di turnamen pramusim itu adalah sebuah peningkatan dibandingkan di IBL. Adapun Bima Perkasa menempati posisi juru kunci dengan hanya tiga kali menang dari 22 laga musim reguler IBL. Satya Wacana finis di peringkat tiga terbawah, hanya lima kali menang.
Di perempat final, Satya Wacana akan menantang juara bertahan IBL dua musim beruntun, yaitu Satria Muda Pertamina Jakarta. Bima Perkasa akan menghadapi semifinalis IBL musim lalu, Prawira Harum Bandung. Laga yang berlangsung pada Kamis itu akan menjadi agenda terberat mereka di Indonesia Cup.
Asisten pelatih Satya Wacana Revan Jonathan mengatakan, laga nanti akan menjadi cermin peningkatan performa anak asuhnya. “Anak-anak akan di-push untuk lebih percaya diri. Kita kan main di liga yang sama, harusnya tidak jauh berbeda. Level perbedaan pasti ada, tetapi kami akan tetap bertarung dengan kenyataan itu,” ujarnya.
Di awal, kami memang banyak melakukan kesalahan, tetapi akhirnya bisa lebih baik. Saya ingin membuktikan bisa berkontribusi lebih banyak.
Kembalinya “kuda hitam”
Di turnamen pramusim sebelum IBL 2023 itu, Bima Perkasa menjadi tim yang paling berkembang signifikan. Para pemain mereka selalu menunjukkan energi besar di lapangan, terutama ketika bertahan. Tidak seperti di IBL musim lalu, mereka kehilangan jati diri akibat pergantian pelatih pada awal musim.
“Mungkin sekarang jauh lebih kompak. Tidak ada senior dan junior. Satu sama lain bisa memberi tahu. Tidak sungkan. Terbukti pertahanan kami lumayan baik. Turnover kami juga mulai turun. Pelatih memberikan kami batas maksimal 15 kali turnover setiap gim,” kata guard veteran Bima Perkasa, Nuke Tri Saputra.
Peran Meldi sangat krusial dalam perkembangan itu. Coach of The Year IBL itu selalu menuntut timnya bermain agresif, tidak peduli menang atau kalah. Hal itu sudah diperlihatkan saat menangani Satya Wacana dan Tangerang Hawks.
Penampilan istimewa forward muda Bima Perkasa, Ikram Fadhil (24), juga berperan besar. Pada Indonesia Cup, Ikram sudah mencatat rerata 13,3 poin dan 6,6 rebound atau nyaris dua kali lipat lebih besar daripada catatan saat IBL musim lalu.
Sementara itu, Satya Wacana terlihat kembali bertaring berkat peningkatan performa dua pemain, yaitu Randy dan Febrianus Khiandio. Randy, center setinggi 2,02 meter, semakin nyaman bermain jelang musim ketiganya. Dia juga mampu memanfaatkan tinggi badannya di tengah ketidakhadiran pemain asing.
Febrianus menjawab beban besar sebagai penembak utama yang diberikan kepadanya. Adapun guard 23 tahun itu menjadi penembak andalan tim setelah kepindahan Alexander Franklin ke Rans. Dia telah menyumbang rerata 17,3 poin yang mayoritas berasal dari lemparan tiga angka.
Di antara kembalinya “kuda hitam”, tim-tim raksasa masih belum tersentuh selama babak grup. Dua finalis IBL musim lalu, Satria Muda dan Pelita Jaya, menembus perempat final tanpa sekalipun kalah dari tiga laga.