Tite, dengan kemampuan motivasinya, dipercaya mengantar Brasil berjaya di Piala Dunia Qatar 2022.
Oleh
KELVIN HIANUSA
·2 menit baca
Adenor Leonardo Bacchi alias Tite bukan pelatih paling jenius dalam hal taktik. Namun, dia adalah pria paling tepat untuk memimpin Brasil, tim dengan kumpulan pesepak bola paling berbakat di kolong langit.
Sebanyak apa pun bintang akan percuma jika mereka bermain seorang diri. Sepak bola dimenangkan oleh 11 pemain. Karena alasan itu pula, Tite yang terkenal dengan figur bapak dan motivator ulung, ditunjuk menggantikan Carlos Dunga pada 2016.
Tite sangat karismatik di ruang ganti. Sebelum bertanding, pelatih 61 tahun itu selalu berbicara penuh gairah sambil bergantian menatap mata para pemain. Saat bersamaan, para pemain mendengarkannya dengan saksama bagai umat yang mengamini sang pendeta.
Motivasi sang pelatih terbukti ampuh. Dalam serial dokumenter All or Nothing: Brazil National Team, dia meminta Neymar Jr dan rekan-rekan tidak takut kalah di final Piala Amerika 2019. ”Kalian bisa kalah, tetapi tidak akan pernah ditaklukkan,” ujarnya.
Menurut Tite, keberanian akan membawa tim ”Samba” ke sesuatu yang besar. Hasilnya, mereka menyudahi laga dengan kemenangan atas Peru, 3-1, sekaligus membawa pulang trofi Piala Amerika. Gelar juara itu adalah trofi pertamanya sebagai pelatih tim nasional.
Tite akan memimpin Brasil untuk yang kedua sekaligus terakhir kali di Piala Dunia Qatar 2022. Dalam pergelaran sebelumnya, di Rusia 2018, dia hanya mampu mengantar timnya sampai perempat final. Pelatih berambut klimis itu pun percaya, peruntungannya akan berbeda kali ini.
Mandela berkata, keberanian adalah kemampuan untuk menghadapi ketakutan. Itu membuat saya merasa normal saat takut. Sir Alex mengatakan, profesional yang hebat selalu bersaing melawan diri sendiri.
”Saya berharap (juara), tetapi hanya ingin fokus. Ini saatnya mencapai final dan menjadi juara. Pada Piala Dunia lalu, saya menjadi manajer karena sesuatu kondisi (menggantikan Dunga). Sekarang saya punya kesempatan menjalani siklus empat tahun itu,” ujar Tite, seperti dikutip The Guardian.
Tite punya banyak referensi untuk memotivasi anak asuhnya, antara lain tokoh dunia Nelson Mandela dan pelatih legendaris Sir Alex Ferguson.
”Mandela berkata, keberanian adalah kemampuan untuk menghadapi ketakutan. Itu membuat saya merasa normal saat takut. Sir Alex mengatakan, profesional yang hebat selalu bersaing melawan diri sendiri,” lanjutnya.
Di antara sekian banyak motivator, Tite paling mengingat perkataan dari legenda Brasil, Tostao, yang menjuarai Piala Dunia Meksiko 1970. Tostao berkata, semua bukan hanya tentang kemenangan. Pesan itu membuatnya jadi demokratis terhadap para pemain.
Semua anggota tim punya kesempatan memberikan ide dan berargumen. Tite ingin Brasil menang atau kalah bersama-sama. Intinya adalah kebersamaan di kondisi apa pun. Mentalitas itulah yang menjadikan Brasil lebih kuat sebagai satu tim.