Valentino Rossi: Pecco Perlu Cerdik
Valentino Rossi berharap anak didiknya di Akademi VR46 Francesco Bagnaia menjalani balapan penentu juara MotoGP dengan cerdik. Dia juga perlu tenang, tidak melakukan kesalahan yang bisa menguntungkan Fabio Quartararo.
CHESTE, SABTU – Valentino Rossi akan menjadi salah satu saksi perebutan juara MotoGP antara Francesco Bagnaia dan Fabo Quartararo dalam balapan penutup musim 2022 di Sirkuit Ricado Tormo, Valencia, Minggu (6/11) mulai pukul 20.00 WIB. Juara dunia tujuh kali GP500 dan MotoGP itu, berada di kubu Bagnaia yang merupakan lulusan Akademi VR46 miliknya. Rossi pun berharap pebalap berjuluk Pecco itu bisa menjalani balapan dengan cerdik dan tenang. Saat ini, tekanan ada pada Pecco yang unggul 23 poin atas Quartararo.
"Ini akhir dari musim yang fantastis. Ini balapan terakhir dan saat penentuan gelar juara, khususnya gelar juara MotoGP terjadi dalam balapan terakhir. Itu selalu sulit bagi semua orang. Menurut saya, juga sulit bagi Pecco, tetapi dia kuat, dia cepat, dan dia memiliki keunggulan (poin) yang bagus. Jadi dia hanya perlu menjalani balapan dengan cerdik, balapan yang solid. Saya mendoakan dia," ungkap Rossi kepada MotoGP.
Pecco akan menjalani balapan penentuan ini dari posisi kedelapan. Sedangkan, Quartararo dari urutan keempat. Namun, dengan keunggulan 23 poin, Pecco hanya perlu finis tidak di bawah posisi ke-14, untuk menjadi juara. Sedangkan, Quartararo harus memenangi balapan dan Pecco finis di posisi ke-15 atau lebih rendah.
Namun, situasi bisa berubah drastis jika Pecco terlihat persaingan keras di papan tengah, dan kecelakaan. Kondisi ini memerlukan pendekatan balapan yang tepat, di mana Pecco perlu lepas dari rombongan besar setelah start dan menjalani balapannya sendiri. Sebenarnya, dalam skenario Pecco terjatuh dan gagal finis, gelar juara tetap akan dia raih jika Quartararo tidak finis terdepan. Dalam skenario terburuk inilah, para pebalap Ducati lainnya bisa membantu Pecco, dengan meraih kemenangan.
Rossi pun menilai, Pecco harus siap dengan setiap situasi yang mungkin terjadi. Oleh karena itu, dia perlu menjalani balapan dengan tenang. "Menurut saya, dia harus selalu siap di semua situasi karena Quartararo sangat cepat dan berusaha finis terdepan. Jadi dia harus siap, karena itu bisa terjadi. Selain itu, tetap tenang serta berkonsentrasi," tegas Rossi yang pernah mengalami momen getir pada 2006 di Valencia, saat dia gagal juara karena terjatuh, sehingga mahkota MotoGP diraih Nicky Hayden.
"Menurut saya persaingan juara antara Pecco dan Fabio ini sudah tepat, karena mereka adalah dua pebalap terbaik musim ini. Juga karena Quartararo bekerja keras di sepanjang musim ini dan saya pikir dia akan sangat kuat karena dia tidak mempertaruhkan apapun," pungkas Rossi.
Persaingan juara musim ini sebenarnya sangat berat bagi Quartararo dan Yamaha. Peluang mereka sangat tipis, tetapi El Diablo tetap bertekad menjalani balapan terakhir musim 2022 ini dengan brilian, apapun hasil kejuaraan. Quartararo menunjukan tekadnya itu dengan tampil brilian akhir pekan ini, termasuk mencetak pace yang sangat menurut Luca Marini 'indah', serta meraih posisi start keempat saat kualifikasi.
Kemampuan Quartararo meraih posisi start di baris kedua itu mengejutkan karena dia memacu YZR-M1 melebihi limit. Dia mengambil resiko sangat besar untuk bisa mendapat modal awal yang krusial untuk memimpin balapan. Dalam balapan ini, dia akan melawan tiga pebalap kuat, Jorge Martin di posisi start terdepan, kemudian Marc Marquez, dan Jack Miller. Mereka semua mengincar kemenangan, dan tidak akan memikirkan persaingan juara. Artinya, Quartararo harus berjuang ekstra keras untuk finis terdepan dan kemudian berharap ada keajaiban.
Jadi dia (Bagnaia) hanya perlu menjalani balapan dengan cerdik, balapan yang solid. Saya mendoakan dia.
"Ya, saya pikir kami memiliki peluang itu (memenangi balapan). Pace kami terlihat jauh lebih baik dibandingkan posisi start balapan. Ya, saya menantikan start balapan," ungkap Quartararo.
Dia mengakui, dirinya memacu M1 melebihi batas pengendalian dalam kualifikasi karena itu satu-satunya cara dia bisa meraih posisi start yang bagus. "Ya melebihi batas, tetapi ini balapan di mana saya perlu berusaha semaksimal mungkin. Saya berusaha berada terdepan dan memiliki peluang untuk bisa memenangi balapan. Oleh karena itu, sangat penting bisa meraih posisi start di baris kedua," lanjut Quartararo.
"Ya, ini sangat krusial, dan sangat penting untuk tidak melakukan kesalahan bodoh, tetapi saya merasa siap, dan kami melakukan pekerjaan yang bagus," ujar pebalap Monster Energy Yamaha itu.
Dia tahu persaingan akan sangat ketat, tetapi tidak berharap ada bantuan dari pebalap lain. "Saya tidak memiliki pesan tertentu (untuk pebalap lain), tetapi saya akan mengerahkan 100 persen kemampuan saya, berusaha balapan dengan bersih, itu saja. Target saya adalah berada di depan, semoga kami bisa meraih itu," ungkap Quartararo.
Baca juga : Pecco Waspadai Kejutan di Valencia
Meskipun dia mengaku tidak mempertaruhkan apapun dalam balapan terakhir, sebenarnya tekanan itu dekat dengan Quartararo. Itu terlihat dalam momen menjelang kualifikasi kedua, di mana El Diablo melakukan gerakan pernafasan untuk menenangkan diri.
"Itu latihan meditasi yang saya dapat tiga tahun lalu, kadang saya memerlukan itu, kadang tidak, dan hari ini, saya merasa sebelum kualifikasi merupakan momen paling nervous di sepanjang akhir pekan ini, dan saya harus melakukan itu," pungkas Quartararo.
Tekanan sebenarnya lebih besar pada Pecco. Itu terlihat dari pendekatan pebalap Italia itu yang sangat konservatif akhir pekan ini. Dia memilih bermain aman, dan fokus berjuang berada di posisi 10 besar, sebelum mengambil resiko yang terukur. Namun, pendekatan itu membuat dia hanya bisa meraih posisi start kedelapan, yang akan beresiko jika dirinya terjebak di papan tengah saat balapan. Oleh karena itu, Pecco akan mengambil resiko saat start untuk bisa berada di rombongan depan selepas tikungan pertama.
"Mungkin dalam dua atau tiga lap pertama saya harus mengambil resiko supaya kemudian saya bisa mengelola balapan," ungkap Pecco dikutip Crash.
Baca juga : Quartararo Sambut Pertarungan Besar Terakhir
Terkait dukungan tim selama balapan, dirinya hanya ingin mendapat informasi di mana posisi Quartararo. "Saya hanya mengatakan, jika Fabio dekat dengan saya atau di belakang saya, maka (tim perlu memberi tahu saya melalui pit board) dan kemudian saya akan memutuskan apa yang akan dilakukan," ungkap Pecco.
"Target saya besok bukan menang, hanya berusaha tenang, dan memahami (jalannya balapan). Saya akan mengambil resiko saat start untuk mencetak selisih waktu. Kemudian berusaha balapan dengan cerdik. Saya hanya berusaha untuk tidak berada di luar 14 besar," lanjut Pecco.
Pebalap lain Waspada
Persaingan juara antara Bagnaia dan Quartararo ini juga menjadi perhatian para pebalap lain. Mereka akan tetap menjalani balapan masing-masing, berjuang meraih target sendiri, tetapi tetap waspada saat berusaha mendahului dua pebalap yang sedang memburu gelar juara.
"Pertama, saya perlu melakukan start dengan bagus karena jika Pecco start seperti di Malaysia, dia akan terdepan di tikungan pertama. Namun, saya akan berusaha menjalani balapan saya. Jika saya melihat Pecco di depan atau Fabio di depan, saya akan berusaha mendahului mereka, tetapi tidak dengan keras, karena sedang bersaing meraih gelar juara. Jadi, bayangkan jika saya membuat salah satu pebalap terjatuh, itu akan sangat buruk. Namun, yang pasti saya akan menjalani balapan saya, tetapi kita lihat saja," ungkap pebalap Suzuki Alex Rins yang start di posisi kelima.
Baca juga : Quartararo Mencari Keping Terakhir
"Pasti saya akan fokus pada pekerjaan saya sendiri dan tancap gas, karena saya pikir anda akan sangat fokus jika sedang tancap gas," ujar pebalap KTM Brad Binder yang start di posisi ketujuh.
Luca Marini, sesama pebalap lulusan Akademi VR46 seperti Pecco, menilai, dirinya akan menjalani balapan seperti biasa dan meraih target personal. Adik Valentino Rossi itu juga menilai, Pecco tidak perlu terlalu berhati-hati dan menjalani balapan seperti biasa.
"Tidak, mengapa begitu (berhati-hati), tidak, dia unggul 23 poin dan tidak akan jadi masalah bagi dia besok (saat balapan). Menurut saya, dia juga akan agresif, berusaha meraih podium atau kemenangan. Itu lebih baik untuk merayakan, dari pada ketakutan dengan semua hal dan semua orang. Menurut saya, itu bukan pendekatan yang tepat," ungkap Marini.
Pebalap Aprilia Aleix Espargaro yang start dari posisi ke-10, berpeluang besar langsung terlibat persaingan dengan Pecco. Dia pun akan mempertimbangkan pendekatan saat bersaing dengan salah satu pesaing juara.
Baca juga : Petuah Marquez untuk Bagnaia
"Saya selalu berjuang untuk meraih posisi yang bagus dalam balapan, tetapi dia (Pecco) bersaing meraih gelar juara, sehingga anda perlu lebih berhati-hati, itu pasti. Dia akan menjalani balapannya, dan saya akan selalu berusaha menghormati semua orang, tetapi saat ada yang berjuang meraih gelar juara, seperti dia dan Fabio, anda perlu lebih berhati-hati," tegas Espargaro.
Asal bukan Quartararo
Persaingan juara ini juga menjadi pertarungan pada mekanik di dalam tim untuk mendapatkan setelan motor terbaik bagi pebalap masing-masing. Yamaha, yang defisit kecepatan puncak dari Ducati, masih mencari detail kecil yang bisa meningkatan kecepatan M1.
"Hanya ada satu strategi, yaitu berusaha untuk menang, melakukan semua yang kami bisa. Pace hari ini sangat bagus, dan start di baris depan di posisi manapun akan sangat membantu. Namun, akan sulit bagi kami untuk menyetel motor lagi, untuk menemukan peningkatan kecil, tetapi yang pasti kami akan berusaha," ungkap Direktur Tim Monster Energy Yamaha Massimo Meregalli.
"Dua atau tiga lap pertama akan sangat penting, tetapi di sini mengelola ban belakang sangat penting, dan bisa finis dengan pace yang sangat bagus akan menjadi kunci lainnya dalam balapan ini. Saya berharap dia akan berusaha melakukan itu di awal, tetapi dengan tidak mengambil resiko terlalu besar dan kemudian berusaha mengelola ban hingga akhir balapan untuk menyerang. Jack (Miller), Marc (Marquez), (Jorge) Martin, ada banyak pesaing, tidak akan mudah bagi dia," jelas Meregalli terkait persaingan meraih podium tertinggi.
Direktur Olahraga Ducati Corse Paolo Ciabatti pun mengakui, balapan di Valencia ini sangat bermakna bagi tim asal Borgo Panigale itu. Mereka menantikan gelar juara pertama setelah Casey Stoner pada 2007. Ini juga akan menjadi gelar juara yang penting bagi Italia.
"Ada ketegangan, tekanan, karena kami hampir meraih hasil yang sangat penting bagi Ducati, bagi Pecco, dan bagi Italia, karena pebalap Italia dengan motor Italia terakhir kali juara 50 tahun lalu. Pada 1972, Gaicomo Agostini juara dengan MV Augusta. Kami tahu kami sangat dekat, dan kami tahu kami masih kurang sesuatu, tetapi balapan adalah balapan, tidak melakukan kesalahan dan lihat apa hasilnya," ungkap Ciabatti.
Target yang dibebankan pada Pecco dalam balapan ini adalah finis di 10 besar. "Kami berharap hasil kualifikasi yang lebih baik, tetapi kami melihat di Jepang di mana dia start di belakang, itu bukan halangan bagi dia. Namun, menurut saya, kita tidak akan melihat balapan seperti itu, karena yang terpenting adalah bisa berada di 10 besar," tegas Ciabatti.
Dia pun berharap, para pebalap Ducati lainnya bisa memenangi balapan, atau pebalap pabrikan lain, asal bukan Quartararo. Satu-satunya peluang Quartararo juara hanya jika dia menang dan Pecco finis ke-15 atau lebih rendah.
"Mohon maaf, satu-satunya hasil yang tidak akan kami sukai adalah Fabio memenangi balapan," tegas Ciabatti.