Indonesia kehilangan salah satu tokoh bulu tangkis yang dikenal di dunia internasional, Justian Suhandinata. Pemilik PB Tangkas Jakarta dan anggota BWF ini meninggal karena stroke.
Oleh
YULIA SAPTHIANI, Agustinus Yoga Primantoro
·4 menit baca
Salah satu tokoh bulu tangkis Indonesia dan dunia, Justian Suhandinata, meninggal. Justian dikenal sebagai pemilik PB Tangkas Jakarta dan salah satu dari sedikit orang Indonesia yang memiliki jabatan dalam organisasi bulu tangkis dunia.
Menurut keterangan yang diberikan adiknya yang juga tokoh bulu tangkis, Juniarto Suhandinata, pada Komunitas Bulu Tangkis Indonesia (KBI), Sabtu (5/11/2022), Justian meninggal di Rumah Sakit Internasional Bumrungrad, Bangkok, Thailand, pada Jumat pukul 21.25 WIB karena stroke.
Tokoh bulu tangkis kelahiran Bandung, Jawa Barat, 20 November 1946, ini sebelumnya dirawat di Bangkok karena masalah pada tulang belakang akibat terjatuh hingga tidak bisa berjalan. Setelah mendapat perawatan, Justian bisa berjalan kembali dengan menggunakan alat bantu. Namun, saat masih berada di rumah sakit tersebut, tepatnya pada 5 Oktober, dia mengalami serangan strokehingga akhirnya meninggal.
Justian meninggalkan istri yang merupakan mantan pemain tim Uber Indonesia 1969 dan 1972, Poppy Tumengkol, serta empat anak dan tujuh cucu.
Justian adalah putra dari tokoh bulu tangkis penting Suharso Suhandinata. Salah satu peran Suharso dalam bulu tangkis dunia adalah ketika mempersatukan International Badminton Federation (IBF) dengan World Badminton Federation (WBF) pada 1981. Sejak 2006, organisasi tersebut bernama Badminton World Federation (BWF).
Seperti ayahnya yang menjadi diplomat bulu tangkis—nama Suhandinata dijadikan nama piala Kejuaraan Dunia Beregu Campuran Yunior—Justian melakukan hal yang sama. Kecintaan dan komitmennya untuk bulu tangkis, salah satunya, ditunjukkan dengan memimpin PB Tangkas.
Beliau senang diajak tukar pikiran tentang bulu tangkis, penuh dedikasi untuk perkembangan bulu tangkis di Indonesia. Beliau sangat cinta bulu tangkis.
Klub bulu tangkis ini telah melahirkan atlet-atlet bulu tangkis dengan prestasi level dunia, seperti juara dunia tunggal putra 1993, Joko Suprianto; peraih medali emas ganda putra Olimpiade Atlanta 1996, Ricky Soebagdja/Rexy Mainaky; juara dunia 2001, Hendrawan; dua kali juara dunia ganda campuran, Nova Widhianto/Liliyana Natsir (kini Liliyana bergabung di PB Djarum); dan peraih emas tunggal putra Asian Games 2018, Jonatan Christie.
Selain memimpin PB Tangkas, pengalaman Justian dalam organisasi, salah satunya, adalah menjadi Wakil Ketua PB PBSI pada 1985-1993. Di dunia internasional, seperti disebutkan dalam laman resmi BWF, Justian dipilih menjadi anggota dewan IBF pada 1986 dan menjadi wakil presiden pada 1992-2002. Pada 2009, dia dipilih lagi menjadi anggota dewan untuk masa empat tahun. Dan, hingga akhir hayatnya, Justian menjadi salah satu dari delapan orang yang menjadi Wakil Ketua Kehormatan BWF seumur hidup.
Justian menjadi sosok penting lahirnya Kejuaraan Dunia Yunior. Pada pertengahan 1980-an, dia menggelar kejuaraan yunior Jakarta Terbuka yang mengundang atlet dari sejumlah negara. Justian berhasil meyakinkan anggota dewan bahwa kejuaraan itu akan terus berlangsung. Jakarta Terbuka akhirnya menjadi cikal bakal digelarnya Kejuaraan Dunia Yunior yang untuk pertama kalinya diselenggarakan di Jakarta pada 1992. Setelah itu, nama Suhandinata ditetapkan sebagai lambang supremasi ajang tersebut.
Mantan pebulu tangkis, Lius Pongoh, bercerita, Justian adalah sosok yang tegas, disiplin, dan prosedural dalam mengurus organisasi. ”Sejak bergabung di Tangkas pada 1968 sebagai atlet dan menjadi karyawan pada 1998-2002, saya mendapat banyak ilmu dari beliau tentang cara berorganisasi. Ilmu bulu tangkis sangat dikuasainya,” kata Lius.
Selain itu, ujar Lius, Justian juga banyak membantunya dalam kehidupan keluarga. ”Saya merasa kehilangan sejak hijrah ke PB Djarum pada 2011, tetapi ilmu dan jasa yang beliau berikan kepada saya dan keluarga tidak pernah saya lupakan,” lanjut Lius yang sangat berterima kasih atas jasa Justian.
Hendrawan, yang menjadi pelatih di tim nasional Malaysia, menilai, Justian adalah sosok yang sangat paham dunia bulu tangkis. ”Beliau senang diajak tukar pikiran tentang bulu tangkis, penuh dedikasi untuk perkembangan bulu tangkis di Indonesia. Beliau sangat cinta bulu tangkis,” katanya.
Sosok teladan
Menurut mantan pebulu tangkis Rosiana Tendean, Justian sangat perhatian terhadap dunia bulu tangkis. Dedikasinya terhadap bulu tangkis patut diteruskan oleh pengurus-pengurus yang masih muda. Justian menunjukkan kecintaannya pada bulu tangkis tanpa pamrih, tidak mengharapkan sesuatu baik itu bayaran, malah dia mengeluarkan dana untuk perkembangan bulu tangkis.
Rosiana mengenang Justian sebagai sosok yang tidak banyak bicara dan kalem. Justian lebih banyak berbuat daripada berbicara.
Untuk menghormati Justian, para peserta dan panitia Kejuaraan Internasional Bulu Tangkis Yunior di lapangan Gedung Olahraga PB Jaya Raya, Kota Tangerang Selatan, Banten, Sabtu (5/11/2022), mengheningkan cipta sejenak.
”Tentu saja kami turut berdukacita, tadi kami sempat mengheningkan cipta pukul 12.00 karena kami tahu dia tokoh legendaris bulu tangkis Indonesia. Itu merupakan bentuk penghormatan kami kepada beliau. Kejuaraan yunior yang kami adakan ini juga sebagai dukungan kepada pemain-pemain kita agar dapat bermain di Kejuaraan Dunia Yunior. Sekaligus mewarisi semangat beliau yang berperan dalam mengadakan Kejuaraan Dunia Yunior,” kata Rosiana yang juga panitia Kejuaraan Internasional Bulu Tangkis Yunior.