Quartararo Sambut Pertarungan Besar Terakhir
Fabio Quartararo dan Francesco Bagnaia pertama kali bertarung sengit saat berebut posisi di Qatar 2015 ketika masih di kelas Moto3. Kini, mereka bersiap menjalani pertarungan besar penentu juara MotoGP di Valencia.
CHESTE, KAMIS — Fabio Quartararo dan Francesco Bagnaia sering terlibat dalam persaingan sengit sejak masih di kelas Moto3, bahkan mereka hampir selalu besenggolan saat saling berebut posisi. Namun, hubungan mereka selalu baik karena persaingan itu berjalan fair.
Spirit saling menghormati itu terjaga hingga kini saat mereka bersaing meraih gelar juara MotoGP musim 2022. Sikap sportif itu sangat mencolok di Sepang ketika mereka saling menyelamati seusai menjalani balapan brilian dan finis di podium.
Kini, mereka bersiap menjalani balapan terakhir yang menjadi penentu gelar juara MotoGP 2022 di Sirkuit Ricardo Tormo, Valencia, 4-6 November. Spirit positif yang mereka bawa pun ditunjukkan dengan saling memuji kekuatan menjelang balapan krusial itu.
”Kita selalu membicarakan Ducati, mereka kuat, tetapi dia (Bagnaia) selalu menjadi orang yang teratas, dia pebalap top, dan sangat bagus bisa bersama dia di sini dalam balapan terakhir. Jadi, mari jalani pertarungan besar terakhir 2022 dan menikmati Minggu malam,” tutur Quartararo.
Baca Juga: Fabio Quartararo Belum Menyerah
”Menikmati balapan terakhir, pertarungan besar, persaingan fair, dan menurut saya anda salah satu yang terbaik, jadi sangat bagus bisa menjalani persaingan seperti ini,” kata Pecco, sapaan Bagnaia.
Saat ini, Bagnaia berada dalam posisi lebih baik ketimbang Quartararo, dengan keunggulan 23 poin. Dia akan juara dengan finis di posisi mana pun, asal Quartararo tidak memenangi balapan. Namun, target Quartararo adalah finis terdepan karena itu satu-satunya jalan untuk membuka peluang juara. Meskipun finis terdepan, Quartararo masih memerlukan Pecco finis di posisi ke-15 atau lebih rendah untuk bisa juara.
”Targetnya jelas, saya hanya memiliki satu target dan tidak ada yang saya pertaruhkan. Saya akan melakukan yang terbaik untuk itu, berjuang meraih kemenangan. Jelas ini bukan situasi terbaik untuk bersaing meraih gelar juara, tetapi ini situasi yang bagus untuk tidak memikirkan itu, apa pun yang terjadi ini akan menjadi musim yang sulit, tetapi bagus, jadi tampil total,” kata Quartararo dalam konferensi pers di Sirkuit Ricardo Tormo, Kamis (3/11/2022).
Pebalap tim pabrikan Yamaha itu optimistis bisa tampil bagus di Valencia karena trek tidak menuntut tenaga kuda yang sangat besar. Namun, trek ini memiliki kesulitan tinggi dalam mengelola ban dengan sembilan tikungan ke kiri dan lima tikungan ke kanan. Ban depan juga berisiko terlalu panas jika berada di belakang pebalap lain.
”Musim lalu, kami mengalami masalah besar dengan ban depan dan musim ini kami memiliki (lapisan ban) yang setingkat lebih keras. Jadi, itu akan sangat membantu kami. Anda tahu betapa pentingnya ini bagi kami, ya, saya sangat percaya diri,” ucap Quartararo.
Baca Juga: Petuah Marquez untuk Bagnaia
Meskipun trek Valencia tidak terlalu mengekspose kelemahan YZR-M1 dalam kecepatan puncak, persaingan akan tetap sulit karena Ducati juga sudah mengatasi kelemahan mereka dalam menikung. Musim lalu, tiga pebalap Ducati menguasi podium di Valencia dan performa Desmosedici GP musim ini semakin baik. Pecco kini semakin mudah mengendalikan motor Ducati, terutama saat menghentikan motor, menikung lebih cepat, dan berakselerasi dengan sedikit spin.
Perbaikan besar yang dilakukan Ducati itu membuat pebalapnya sangat kompetitif, dengan lima pebalap berada di posisi 10 besar klasemen. Kondisi itu pula yang menumbuhkan tekanan pada Quartararo untuk harus selalu lebih cepat, hingga dia kehilangan kegembiraan balapan. Tekanan itu membuat Quartararo sering melakukan kesalahan di paruh kedua musim ini, hingga keunggulan 91 poin atas Bagnaia berbalik menjadi ketertinggalan 23 poin.
Quartararo pun mengungkapkan apa yang dia rasakan itu kepada teman-temannya serta sahabatnya, Jake Dixon, yang bersaing di kelas Moto2.
”Saya meluangkan banyak waktu bersama teman-teman saya dan juga berbicara banyak dengan Jake Dixon. Benar bahwa saya sering selalu ingin menyerang dengan keras dan itu membuat saya melakukan sejumlah kesalahan. Saya berada dalam posisi yang tidak saya inginkan dan kami selalu mengalami momen-momen sulit dengan motor di beberapa sirkuit. Pada akhirnya, saya tidak lagi menikmati berada di atas motor. Saya ingin gembira, sesuatu yang paling menarik adalah ketika berada di atas motor, Anda harus gembira,” papar Quartararo.
Jelas ini bukan situasi terbaik untuk bersaing meraih gelar juara, tetapi ini situasi yang bagus untuk tidak memikirkan itu.
Juara bertahan MotoGP itu pun menjadikan apa yang dia alami musim ini sebagai pembelajaran untuk menjadi lebih baik musim depan. Dia sempat mengawali musim ini dengan kecewa karena top speed M1 ternyata tidak berubah dibandingkan dengan musim lalu. Dia kemudian bisa bangkit, tetapi kemudian turun lagi karena para pesaing bisa berkembang, sedangkan dirinya stagnan karena kendala pada motor.
”Sebelum mengawali musim ini, kami memiliki kabar buruk terkait motor, dan di awal musim tidak terlalu bagus karena saya banyak komplain. Setelah banyak waktu yang dipakai untuk menemukan sesuatu pada mesin, tetapi kami tidak menemukan apa pun. Jadi, saya tidak sepenuhnya fokus seperti yang seharusnya, dan kemudian saya mulai mendapati paruh pertama musim yang sangat bagus. Namun, pada paruh kedua kami berada di level yang sama, sedangkan banyak pebalap dan pabrikan melakukan langkah maju yang besar. Kami tetap seperti di awal musim, kemudian kami melakukan beberapa kesalahan,” tutur Quartararo.
”Namun, secara umum anda memetik pelajaran saat mengalam musim yang sangat sulit. Musim ini bukan yang terbaik, tetapi tidak terlalu jelek karena kami masih bisa bersaing untuk meraih gelar juara hingga balapan terakhir. Banyak pengalaman yang dipetik dari musim ini dan itu akan sangat bagus untuk masa depan,” ujar Quartararo.
Dia berharap musim depan mendapatkan motor yang kompetitif, dengan kecepatan puncak M1 yang jauh lebih baik. Potensi itu mulai terlihat saat tes tengah musim di Misano saat Quartararo menguji prototipe M1 2023 yang memiliki kecepatan puncak sangat bagus. Dia akan kembali menguji motor untuk musim 2023 di Valencia, Selasa (8/11).
”Jelas saya sangat menantikan Selasa karena saya mendengar beberapa kabar bagus. Namun, saat ini prioritasnya adalah Minggu untuk menikmati balapan. Itu balapan yang sangat penting. Jadi, prioritas saya adalah Jumat, Sabtu, dan Minggu,” ucap Quartararo.
Baca Juga: Quartararo Jalani Operasi Jari Seusai Seri Valencia
Seusai balapan, dia akan menguji prototipe M1 2023 untuk dikembangkan lebih lanjut menjadi motor utuh yang akan diuji dalam tes pramusim. Seusai tes akhir musim di Valencia, Quartararo juga akan menjalani operasi jari tengah tangan kiri yang cedera di Malaysia.
”Ini tidak terlalu sakit, tetapi bengkok. Jadi, untuk berkendara, bahkan saat di Malaysia, bukan masalah besar dengan menggunakan penghilang rasa sakit. Namun, saya akan menjalani operasi pada musim dingin supaya memiliki jari yang normal karena ini sangat aneh,” ujar Quartararo.