Pelari Potensial Valentin Vanesa Lonteng Menyemai Mimpi Besar
Pelari putri potensial Indonesia, Valentin Vanesa Lonteng semakin percaya diri usai menjadi juara Asia remaja. Valentin pun bersemangat untuk memecahkan rekor nasional 100 meter putri dan meraih medali di SEA Games 2023.
Oleh
ADRIAN FAJRIANSYAH
·4 menit baca
KOMPAS/ADRIAN FAJRIANSYAH
Pelari putri muda Indonesia, Valentin Vanesa Lonteng, latihan di Stadion Madya Senayan, Jakarta, Senin (31/10/2022).
JAKARTA, KOMPAS — Seusai ”mengawinkan” emas 100 meter dan 200 meter dalam Kejuaraan Asia Atletik Remaja 2022 di Kuwait, 13-16 Oktober, pelari putri muda Indonesia, Valentin Vanesa Lonteng, kian percaya diri. Pelari berusia 17 tahun itu yakin bisa mewujudkan mimpi memecahkan rekor nasional 100 meter dengan 11,56 detik milik Irene Truitje Joseph sekaligus meraih medali dalam SEA Games Kamboja 2023 setelah gagal membawa pulang medali di SEA Games Vietnam 2021, Mei lalu.
Saya akan fokus untuk berlatih lebih baik. Sebab, saya ingin sekali bisa pecahin rekor Kak Irene (yang dibuat dalam SEA Games di Brunei, 8 Agustus 1999) dan mendapatkan medali di SEA Games 2023 setelah gagal dapat medali di SEA Games 2021 kemarin (finis keempat final 100 meter dan finis keempat final estafet 4 x 100 meter putri).
”Dengan emas 100 meter dan 200 meter Kejuaraan Asia Remaja, pastinya saya senang dan lebih percaya diri lagi. Tapi, saya tidak mau cepat berpuas diri. Sebab, prestasi itu baru awal. Saya akan fokus untuk berlatih lebih baik. Sebab, saya ingin sekali bisa pecahin rekor Kak Irene (yang dibuat dalam SEA Games di Brunei, 8 Agustus 1999) dan mendapatkan medali di SEA Games 2023 setelah gagal dapat medali di SEA Games 2021 kemarin (finis keempat final 100 meter dan finis keempat final estafet 4 x 100 meter putri),” ujar Valentin di Stadion Madya Senayan, Jakarta, Senin (31/10/2022).
Apa yang ditargetkan Valentin itu tidak berlebihan. Sebab, catatan waktu terbaik pribadinya di 100 meter sudah mencapai 11,67 detik yang dicetak dalam final 100 meter putri SEA Games 2021. Artinya, itu berjarak 0,11 detik dari rekornas milik Irene.
Memang, mempertajam catatan waktu 0,11 detik itu bukan perkara gampang dalam dunia atletik. Namun, melihat grafik perkembangan Valentin yang begitu pesat, rasanya jarak 0,11 detik itu sangat mungkin bisa dikejar. Setidaknya, tahun ini, pelari asal Minahasa Selatan, Sulawesi Utara, itu tiga kali memecahkan rekornas remaja 100 meter.
KOMPAS/ADRIAN FAJRIANSYAH
Pelari putri muda Indonesia, Valentin Vanesa Lonteng, latihan di Stadion Madya Senayan, Jakarta, Senin (31/10/2022). Setelah meraih emas 100 meter dan 200 meter Kejuaraan Asia Atletik Remaja 2022 di Kuwait, 13-16 Oktober lalu, Valentin kian percaya diri. Dia yakin bisa mewujudkan mimpinya meraih prestasi lebih baik di SEA Games Kamboja 2023 setelah gagal meraih medali di SEA Games Vietnam 2021 pada Mei 2022.
Pertama, Valentin mencatat waktu 11,79 detik pada penyisihan dan 11,77 detik pada final Singapura Terbuka, 17 April 2022. Catatan itu dua kali mempertajam rekornas remaja sebelumnya dengan 11,97 detik milik Nurul Imaniar yang dicetak dalam Bangkok Thai Junior, 3 November 2010. Kemudian, pelari kelahiran 14 Februari 2005 itu mempertajam rekornas tersebut, yakni 11,67 detik, dalam final 100 meter putri SEA Games 2021. Pada final 100 meter putri Kejuaraan Asia Remaja, 14 Oktober 2022, dirinya cukup konsisten dengan 11,69 detik.
Bahkan, bukan tak mungkin, Valentin bisa memecahkan rekornas 200 meter putri dengan 23,76 detik milik Alvin Tehupeiory yang dicetak dalam Kejuaraan Nasional di Cibinong, Jawa Barat, 4 Agustus 2019. Tiga tahun terakhir, Valentin lima kali memecahkan rekornas remaja 200 meter.
Valentin mencatat 25,09 detik pada penyisihan dan 24,84 detik pada final Pekan Olahraga Pelajar Nasional di Jakarta, 19 November 2019. Catatan itu dua kali mempertajam rekornas remaja sebelumnya dengan 25,29 detik milik Ulpa Silpiana yang dicetak dalam Kejuaraan Remaja Asia Tenggara di Ho Chi Minh, Vietnam, 8 Juni 2013. Kemudian, dia tiga kali mempertajam rekor itu, antara lain 24,83 detik pada penyisihan dan 24,37 detik pada final Kejuaraan Nasional Remaja dan Yunior di Semarang, Jawa Tengah, 7 Agustus.
Terakhir, Valentin membukukan 24,06 detik pada final Kejuaraan Asia Remaja, 16 Oktober 2022. ”Yang jelas, masih banyak yang perlu diperbaiki dari saya, seperti start block dan teknik berlari. Saya juga butuh lebih banyak jam terbang. Sebab, saya masih sering gugup pas mau lomba, seperti susah tidur di Kejuaraan Asia Remaja kemarin,” kata Valentin yang bersiap tampil dalam Thailand Terbuka 2022, 28 November-1 Desember mendatang.
KOMPAS/ADRIAN FAJRIANSYAH
Pelari putri muda Indonesia, Valentin Vanesa Lonteng, mencoba adu kecepatan dengan legenda lari Indonesia Suryo Agung Wibowo di sela latihan di Stadion Madya Senayan, Jakarta, Senin (31/10/2022).
Harus sabar
Pelari legendaris Indonesia, Suryo Agung Wibowo, mengatakan, dirinya pertama kali melihat aksi Valentin pada Popnas 2019. Dia menilai Valentin memiliki bakat besar untuk menjadi pelari level Asia menuju dunia. Salah satu keunggulan utamanya adalah frekuensi langkah kaki yang cepat.
Akan tetapi, Suryo memastikan, semua pihak dari pengurus cabang, pelatih, ataupun masyarakat harus bersabar karena usia Valentin yang masih sangat belia. Valentin mesti dibina secara bertahap sesuai jenjang usianya. Kalau program yang diberikan melompati periode usianya, itu justru bisa berdampak negatif untuk perkembangan Valentin.
”Biarkan Valentin fokus dahulu memperbaiki teknik berlarinya. Nanti, kalau tubuhnya sudah siap, barulah dia bisa mendapatkan program peningkatan kekuatan. Seiring bertambahnya kekuatan, kecepatan pun akan lebih baik,” tutur Surya yang juga anggota Komisi Pembibitan Pengurus Besar Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PB PASI).
Sekretaris Umum PB PASI Tigor M Tanjung pernah menjelaskan, Valentin sejatinya lolos kualifikasi untuk berpartisipasi dalam perlombaan 100 meter putri Kejuaraan Dunia Yunior 2022 di Cali, Kolombia, 1-6 Agustus. Hanya saja, mengingat usianya masih muda dan lebih berpeluang dalam Kejuaraan Asia Remaja, akhirnya Valentin batal ikut Kejuaraan Dunia Yunior.
KOMPAS/ADRIAN FAJRIANSYAH
Pelari putri muda Indonesia Valentin Vanesa Lonteng istirahat sejenak di sela latihan di Stadion Madya Senayan, Jakarta, Senin (31/10/2022).
Adapun PB PASI berkomitmen memberikan kesempatan para atlet remaja yunior berkembang sesuai kapasitasnya. Maksudnya, mereka diberi pengalaman ikut kejuaraan internasional yang ada potensi untuk berprestasi. Tujuannya, agar motivasi atau semangat mereka terus tumbuh dengan prestasi-prestasi tersebut.
”Atlet muda harus dibina secara bertahap dan terus diberikan banyak jam terbang. Sebab, pengalaman sangat memengaruhi mental saat tampil dalam ajang internasional,” ucap Tigor beberapa waktu lalu.