Bibit-bibit muda daerah menunjukkan kebolehannya dalam Kejuaraan Nasional Angkat Besi Senior 2022. Potensi tersebut harus terus didukung dengan pengadaan fasilitas yang memadai di setiap daerah.
Oleh
Agustinus Yoga Primantoro
·4 menit baca
BOGOR, KOMPAS - Kejuaraan Nasional Angkat Besi Senior 2022 yang diselenggarakan oleh Pengurus Besar Perkumpulan Angkat Besi Seluruh Indonesia atau PB PABSI di Hotel Lorin, Bogor, Jawa Barat, 25-28 Oktober 2022, diharapkan mampu menghidupkan antusiasme para atlet daerah dalam mengikuti kompetisi angkat besi. Selain itu, PB PABSI berkomitmen untuk terus mendukung pembibitan para atlet di daerah dengan membangun fasilitas yang memadai di pemusatan pelatihan daerah atau pelatda.
"Sasaran utama dari PB PABSI adalah membangun kembali semangat provinsi untuk membina atlet-atlet angkat besinya," kata Sekretaris Jenderal PB PABSI Djoko Pramono, Jumat (28/10/2022).
Selama ini, menurut Djoko, kendala utama yang dialami oleh pemerintah daerah dan PB PABSI terkait pembinaan atlet adalah anggaran. Padahal, seperti yang tertuang dalam Desain Besar Olahraga Nasional (DBON), pembinaan atlet harus didukung dengan sarana dan prasarana yang memadai.
Maka dari itu, PB PABSI mendorong agar setiap daerah mulai membina para atletnya secara serius dengan membangun fasilitas yang mendukung. Djoko menambahkan, konsep DBON tersebut akan segera dilaksanakan pada awal tahun 2023 melalui pelatda.
Tidak harus semua atlet ditarik ke pusat tapi kita berikan juga fasilitas-fasilitas di pelatda yang mendekati pelatnas. Ini akan dilaporkan ke menteri olahraga agar DBON bisa dipercepat.
"Tidak harus semua atlet ditarik ke pusat tapi kita berikan juga fasilitas-fasilitas di pelatda yang mendekati pelatnas. Ini akan dilaporkan ke menteri olahraga agar DBON bisa dipercepat," lanjut Djoko.
Adapun fokus utama PB PABSI seperti yang tertuang dalam DBON adalah pada para atlet remaja dan yunior. Hal itu dilakukan sebagai upaya meregenerasi atlet-atlet senior yang telah berprestasi.
Selain itu, melalui kejurnas ini, PB PABSI turut membuka kesempatan bagi para atlet yang berprestasi agar dapat bergabung dalam pelatnas. Menurut Djoko, tidak ada batasan usia untuk masuk pelatnas.
"Seperti kita ketahui, poin utama dalam olahraga itu ada pada prestasi, bukan pada umur. Umur berapa pun, selama seorang atlet masih berprestasi, maka dia harus dilatih dan harus kita bina terus," tutur Djoko.
Kendati kejurnas ini menjadi kejurnas terakhir di tahun 2022, PB PABSI mengagendakan tiga kejurnas di tahun depan dengan pemisahan antara kelompok yunior, remaja, dan senior. Adapun kejurnas senior akan merangkap sebagai Pra Pekan Olahraga Nasional (PON) Aceh-Sumatera Utara 2024 yang akan digelar pada medio 2023.
Saat ini, PB PABSI tengah mempersiapkan para atlet nasionalnya menghadapi kualifikasi Olimpiade Paris 2024 di Kolombia. Berdasarkan agenda, sejumlah 12 atlet angkat besi itu akan diberangkatkan pada 1 Desember 2022. Dari 12 atlet tersebut, ditargetkan lebih dari setengahnya dapat lolos kualifikasi.
Pecahkan rekor nasional
Pada kejurnas ini, lifter M Ripqy Ramadhan (24) berhasil memecahkan rekor nasionalnya sendiri di kelas +89 kilogram angkatan Clean and Jerk dengan mengangkat barbel seberat 185 kilogram. Sebelumnya, Ripqy mencatatkan rekor tersebut pada angka 183 kilogram saat PON Papua 2021.
Awalnya, Ripqy tidak berencana untuk memecahkan rekor nasional. Baginya, target dalam kejurnas ini hanyalah mempertahankan medali emas.
"Dari kemarin sudah latihan, tapi belum optimal. Tadi, Alhamdulillah bisa keangkat dan bisa memecahkan rekor nasional," kata Ripqy.
Setelah berhasil memecahkan rekornya sendiri, Ripqy sempat mencoba untuk menambah catatan rekornya pada kesempatan ketiga dengan mengangkat barbel seberat 194 kilogram. Namun, upaya tersebut gagal diraih Ripqy.
Walakin, Ripqy tetap ingin memecahkan rekor barunya itu di kesempatan selanjutnya. "Itu kalau bisa 200 kilogram di angkatan Clean and Jerk," sambung Ripqy.
Selain itu, perwakilan dari Jambi tersebut turut menyabet tiga emas di kelas +89 kilogram dengan total angkatan 325 kilogram. Pada kejurnas ini, Ripqy berhasil mengangkat 140 kilogram pada angkatan Snatch dan 185 kilogram pada angkatan Clear and Jerk.
Juara Umum
Kejurnas kali ini diikuti oleh 85 lifter yang terdiri atas 44 putra dan 41 putri dari 18 provinsi, tanpa lifter dari pelatnas. Dari 18 provinsi yang berpartisipasi dalam kejurnas ini, tiga provinsi dinobatkan sebagai juara berdasarkan perolehan medali.
Ketiga provinsi tersebut antara lain, Jawa Timur dengan perolehan 13 medali emas dan 2 medali perak, Jambi dengan perolehan 8 medali emas dan 4 medali perak, serta Aceh dengan perolehan 6 medali emas dan 3 medali perunggu. "Kami selaku panitia telah mendistribusikan 42 medali. Adapun medali emas telah kami berikan kepada 18 pemerintah provinsi," tutur Ketua Panitia Penyelenggara Hadi Wihardja dalam upacara penutupan.
Selain itu, nominasi lifter terbaik putra maupun putri jatuh pada lifter perwakilan dari Jawa Timur. Peraih lifter putri terbaik dalam kejurnas kali ini diraih oleh Luluk Diana yang berhasil meraih skor 271,5184. Selanjutnya, peraih lifter putra terbaik diraih oleh Eko Yuli Irawan dengan skor 418,255.