Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan diminta Mensesneg Pratikno untuk melanjutkan transformasi sepak bola nasional. Tidak ada pembicaraan mengenai Tragedi Kanjuruhan atau permintaan mundur sesuai rekomendasi TGIPF.
Oleh
CYPRIANUS ANTO SAPTOWALYONO, DEFRI WERDIONO
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS - Ketua Umum Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia atau PSSI, Mochamad Iriawan, bertemu dengan Menteri Sekretaris Negara Pratikno di Gedung Utama Kementerian Sekretariat Negara, Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Rabu (26/10/2022). Menurut Iriawan, PSSI diminta melanjutkan transformasi sepak bola nasional. Tidak ada pembicaraan mengenai tragedi Kanjuruhan dan rekomendasi dari Tim Gabungan Independen Pencari Fakta yang meminta Iriawan mundur dari posisi Ketua Umum PSSI.
Mensesneg Pratikno, kata Iriawan, meminta dirinya meneruskan transformasi sepak bola sesuai dengan harapan Presiden Joko Widodo dan Presiden FIFA. "Kemudian, ya, memperbaiki sepak bola ke depannya. Itu saja," katanya.
Iriawan menampik ketika ditanya apakah pada pertemuan itu juga dibahas soal tragedi sepak bola di Kanjuruhan. "Oh enggak, enggak (Kanjuruhan). Acara transformasi sepak bola saja," ujarnya.
Sebelumnya, dari informasi yang ditelusuri Kompas, Iriawan dipanggil Pratikno karena Presiden Jokowi menginginkan Iriawan memimpin terus PSSI meskipun ada permintaan mengundurkan diri pasca Tragedi Kanjuruhan yang menewaskan 135 orang. Pemanggilan oleh Mensesneg dinilai justru untuk mempertegas, Presiden tetap ingin Iriawan melanjutkan kepemimpinan di PSSI.
"Seperti halnya ketika pasca kasus Ferdy Sambo, dan Kapolri Jenderal (Pol) Listyo Sigit Prabowo diinformasikan akan dicopot. Namun, Kapolri justru dipanggil oleh Mensesneg. Esok harinya, Kapolri hadir bersama Presiden Jokowi untuk melepas pawai di depan Istana Merdeka," ungkap pejabat di lingkungan Istana.
Iriawan juga mengatakan, FIFA sudah berkantor di Indonesia. "Mereka sudah ada di kita, sudah ada di PSSI. Tiap hari. Besok, tanggal 29 (Oktober) seluruh kementerian terkait; Kemenpora, Kemenkes, Kemendagri, KONI, Kepolisian, PSSI, FIFA, AFC, akan berkantor terus (tiap hari), di bawah kantor PSSI yang untuk Piala Dunia (U-20)," katanya.
Ketika ditanya terkait rekomendasi dari Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF), termasuk mengenai harus adanya tanggung jawab moral PSSI, terkait tragedi sepak bola di Stadion Kanjuruhan, Iriawan menuturkan bahwa Menko Polhukam Mahfud sudah menyampaikannya. PSSI akan melihat perkembangan.
Ketika ditanya tanggapannya terkait tuntutan atau desakan agar jajaran PSSI mundur, Iriawan menjawab singkat,"Saya tidak comment (berkomentar)".
Mensesneg Pratikno meminta dirinya meneruskan transformasi sepak bola sesuai dengan harapan Presiden Joko Widodo dan Presiden FIFA.
Kasus hukum Kanjuruhan
Sementara itu, berkas pemeriksaan enam tersangka Tragedi Kanjuruhan sudah dilimpahkan dari Polda Jawa Timur ke Kejaksaan Tinggi Jawa Timur. Ketua Tim Advokasi Hukum Aremania Menggugat Djoko Tritjahjana meminta, penyelidikan terus dilakukan agar jumlah tersangka tidak berhenti pada keenam orang itu.
Keenam tersangka itu adalah Direktur PT Liga Indonesia Baru Akhmad Hadian Lukita, Ketua Panitia Pelaksana Pertandingan Arema FC Abdul Haris, dan Security Officer Suko Sutrisno. Selain itu, Kepala Bagian Operasional Kepolisian Resor (Polres) Malang Komisaris Wahyu Setyo Pranoto, Komandan Kompi III Brimob Polda Jatim Komisaris Hasdarman, dan Kepala Satuan Samapta Polres Malang Ajun Komisaris Bambang Sidik Achmadi.
Djoko akan mengirim surat ke Komisi Kepolisian, Komisi Kejaksaan, Komisi Yudisial, Ombudsman, dan Inspektorat Pengawasan Umum Kepolisian RI, dengan maksud agar mereka serius mengawasi proses hukum yang sedang berlangsung.
"Begitu jaksa menyatakan enam tersangka sudah P21, maka secara hukum tidak mungkin ada penambahan tersangka lagi. Oleh karena itu, selama 14 hari kita harus fokus agar ini jangan sampai hanya enam orang. Kita harus buka secara terang benderang, siapa yang terlibat melakukan kesalahan harus dibawa ke jalur hukum," kata Djoko Tritjahjana.