Gol pada menit terakhir dianulir, pemeriksaan VAR selama lima menit, hingga kartu merah Conte menjadi penggalan kisah ironi Spurs.
Oleh
KELVIN HIANUSA
·4 menit baca
LONDON, KAMIS – Tottenham Hotspur hanya terpaut beberapa sentimeter untuk menciptakan kisah manis bak dongeng Cinderella. Mirisnya, kisah itu berbalik menjadi tragedi setelah gol kemenangan Harry Kane pada menit terakhir dianulir video asisten wasit atau VAR. Kelolosan dari babak grup yang sudah di depan mata pun tertunda.
Stadion Tottenham Hotspur di London, Inggris, bergetar pada Kamis (27/10/2022) dini hari WIB. Puluhan ribu penonton berpesta menyambut gol Kane ke gawang Sporting Lisbon pada menit terakhir injury time, 90 + 4 menit. Gol itu menandai kebangkitan mereka, 2-1, dari kondisi tertinggal lebih dulu pada babak pertama.
Namun, setelah para pemain Spurs menumpahkan emosi dalam perayaan gol, wasit utama Danny Makkelie langsung berkomunikasi dengan wasit VAR Pol van Boekel. Kane yang menerima umpan sundulan dari bek sayap Emerson Royal diduga sudah berada dalam posisi offside.
Saking tipisnya, wasit VAR juga ragu mengambil keputusan. Seisi stadion menunggu hingga lima menit. Manajer Spurs Antonio Conte dan anak asuhnya sampai tidak sabar. Mereka terus menyampaikan kepada Makkelie, gol itu sah.
Wasit VAR berpandangan berbeda. Dia menyatakan Kane offside tipis. Posisi Kane berada lebih maju dibandingkan posisi bola saat disundul Emerson. Adapun kedua pemain itu sudah melewati garis pertahanan terakhir Sporting. Laga dramatis itu pun berakhir dengan hasil imbang 1-1.
“Saya pikir Anda bisa lihat dari selebrasi tadi. Kami merasa sudah memenangkan laga. Saya tidak tahu apa yang terjadi pada akhir laga. Kami tidak mengerti. Mungkin harus melihat buku peraturan lagi,” ucap bek Spurs Matt Doherty.
Conte sangat kesal terhadap keputusan itu. Dia yang sempat berlari merayakan gol, berteriak ke arah wasit seusai gol mereka dianulir. Sang manajer pun diganjar kartu merah dan diusir dari lapangan akibat protes keras tersebut.
“Saya pikir bola itu berada lebih depan daripada Kane. Tentunya gol adalah gol. Saya tidak mengerti garis yang mereka (VAR) tentukan. Sangat sulit berkomentar tentang keputusan ini. VAR telah memberikan banyak dampak. Banyak ketidakadilan. Saya tidak suka situasi seperti ini,” tegas Conte.
Alhasil, Spurs harus menunda kelolosan ke babak 16 besar Liga Champions. Tim berjuluk “Si Lili Putih” itu masih memuncaki klasemen Grup D dengan delapan poin. Namun, mereka masih bisa gagal lolos karena jarak peringkat pertama dan terakhir hanya 2 poin.
Tiga pesaing mereka bisa mengejar di laga terakhir, yaitu Sporting (tujuh poin), Eintracht Frankfurt (tujuh poin), dan Marseille (enam poin). Adapun di laga lain Grup D, Frankfurt berhasil mengamankan tiga poin di kandang lewat kemenangan tipis atas Marseille 2-1.
Tekanan intens
Spurs kembali menggunakan formasi 3-4-2-1 setelah dua laga terakhir kalah dengan formasi 3-5-2. Kane sebagai ujung tombak didukung oleh Son Heung-Min dan Lucas Moura. Dengan formasi andalan Conte itu, tim tuan rumah tetap kesulitan menghadapi lawan yang juga tampil dengan 3-4-2-1.
Sporting justru bisa mencuri gol lebih dulu lewat penyerang Marcus Edwards. Bagi pemain kelahiran London itu, gol ke gawang mantan klubnya sangat berkesan. “Gila rasanya. Seluruh keluarga dan teman saya datang mendukung hari ini. Saya tidak bisa berkata-kata. Tentu (hasil imbang) ini tidak patut dirayakan, tetapi saya senang,” ucap pemain dari akademi Spurs itu.
Setelah gol pada menit ke-22 itu, Spurs masih belum mampu mengembangkan permainan. Anak asuh Conte baru mulai bangkit seusai turun minum. Mereka berspekulasi dengan banyak melakukan umpan silang.
Hasilnya mereka mencatat 14 tendangan hanya dalam babak kedua. Bek tengah Eric Dier mendapatkan empat peluang dari umpan silang, tetapi sundulannya tidak tepat sasaran. Gol penyeimbang baru datang pada menit ke-80 lewat sundulan gelandang Rodrigo Bentacur dari skema tendangan sudut.
Karena tekanan yang begitu intens, pelatih Sporting Ruben Filipe Marques Amorim sampai jongkok di tepi lapangan saat memasuki injury time, skor masih 1-1. Dia bahkan hanya menunduk ketika bola berada di area penalti tim asuhannya.
VAR telah memberikan banyak dampak. Banyak ketidakadilan. Saya tidak suka situasi seperti ini.
Sporting yang hanya mencatat penguasaan bola 33 persen pada babak kedua, lebih fokus bertahan. Mereka mengandalkan serangan balik. Cara itu nyaris membuat mereka unggul dua gol. Sayangnya, penyerang Flavio Nazinho kurang tenang di depan gawang.
Menurut Conte, Spurs sangat pantas menang. “Kami bermain sangat positif pada paruh kedua. Kami seharusnya menang, tetapi kita tahu apa yang terjadi. Saya tidak mengerti kami harus mendapatkan sesuatu lagi di laga selanjutnya, padahal kami bisa lolos di laga ini. Situasi ini akan membawa masalah,” pungkasnya. (AP/REUTERS)