Kejurnas Angkat Besi 2022 Siapkan Atlet Menuju PON 2024
Kejurnas Angkat Besi Senior yang diikuti 84 atlet dari 18 provinsi diharapkan menjaga motivasi atlet untuk tetap berprestasi.
Oleh
ADRIAN FAJRIANSYAH, Christina Mutiarani Jeinifer Sinadia
·3 menit baca
BOGOR, KOMPAS — Setelah Kejuaraan Nasional Angkat Besi Remaja dan Yunior 2022 di Yogyakarta, 27-30 September, Pengurus Besar Persatuan Angkat Besi Seluruh Indonesia atau PB PABSI menyelenggarakan Kejuaraan Nasional Angkat Besi Senior 2022 di Hotel Lorin, Sentul, Bogor, Jawa Barat, 25-28 Oktober. Rentetan kejuaraan itu diharapkan terus menjaga motivasi para atlet ataupun pembina di daerah untuk meningkatkan prestasi, terutama dalam persiapan menuju Pekan Olahraga Nasional Aceh-Sumatera Utara 2024.
”Kejuraan nasional (kejurnas) remaja-yuniorsukses melahirkan banyak lifter muda bertalenta. Selain sebagai bagian menjaga eksistensi pembinaan, kejurnas senior ini diharapkan pula bisa memacu peningkatan prestasi para lifter elite provinsi,” ujar Sekretaris Jenderal PB PABSI Djoko Pramono dalam pembukaan, Selasa (25/10/2022).
Djoko yang mewakili Ketua Umum PB PABSI Rosan P Roeslani mengatakan, kejurnas senior ini diikuti oleh 44 lifter putra dan 41 lifter putri dari 18 provinsi, tanpa diikuti atlet pemusatan latihan nasional. Ikut hadir 36 pelatih dan ofisial. Para peserta terbagi dalam tujuh kelas putra dan tujuh kelas putri.
Sistem kejuaraan menyesuaikan standar Federasi Angkat Besi Internasional (IWF). ”Ajang ini sekaligus sebagai bagian persiapan untuk atlet menghadapi ajang-ajang tunggal ataupun multicabang yang akan datang, terutama PON 2024,” kata Djoko.
Wakil I Ketua Umum Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Suwarno menuturkan, selepas PON Papua 2021, para atlet dikembalikan ke daerah masing-masing. Tahun berikutnya, mereka mulai menghadapi pekan olahraga provinsi (porprov) yang diselenggarakan KONI provinsi masing-masing dan kejurnas yang diselenggarakan pengurus induk cabang terkait.
”Hasil dari porprov dan kejurnas akan menjadi tolok ukur atlet bersangkutan bisa mengikuti Pra-PON 2024 yang dimulai 2023. Khusus angkat besi, Pra-PON minimal diikuti oleh 15 KONI provinsi,” ujar Suwarno.
Selain sebagai bagian menjaga eksistensi pembinaan, kejurnas senior ini diharapkan pula bisa memacu peningkatan prestasi para lifter elite provinsi.
Suwarno menyampaikan, selain untuk menghadapi PON 2024, para peserta kejurnas senior ini diharapkan mampu meningkatkan kemampuan agar bisa menjadi lifter nasional baru. Kalau menunjukkan grafik luar biasa, tak tertutup kemungkinan mereka bisa mewakili Indonesia untuk turun dalam Olimpiade Paris 2024. ”Kami berharap ajang ini bisa turut melahirkan calon atlet nasional baru seperti Sri Wahyuni (lifter putri peraih perak 48 kilogram Olimpiade Rio 2016) atau Eko Yuli Irawan (peraih perak 61 kg Olimpiade Tokyo 2020),” ucapnya.
Menurut Suwarno, angkat besi salah satu dari tiga cabang paling konsisten, bahkan selalu menyumbangkan medali untuk Indonesia, di Olimpiade. Angkat besi turut diharapkan bisa meningkatkan prestasidari 7 perak dan 8 perunggu sepanjang Olimpiade Sydney 2000-Olimpiade 2020 menjadi setidaknya mendapat 1 emas di Olimpiade 2024.
”Namun, ini bukan pekerjaan mudah. Sebab, angkat besi ini adalah olahraga yang sangat kompleks, antara lain butuh latihan fisik, asupan nutrisi luar biasa, dan dukungan psikologis. Semua itu butuh biaya besar dan konsisten. Maka itu, kami berharap ada dukungan dari sejumlah pihak untuk membantu perkembangan prestasi angkat besi, terutama dari BUMN melalui PT Pupuk Indonesia yang mensponsori kejurnas remaja-yunior dan kejurnas senior ini. Semoga dukungan Pupuk Indonesia bisa terus berkelanjutan hingga mencapai prestasi tertinggi di Olimpiade,” tuturnya.
Direktur Produksi Pupuk Indonesia Bob Indiarto mengutarakan, kejurnas remaja yunior dan kejurnas senior didukung oleh tiga anak perusahaan Pupuk Indonesia, yakni Petrokimia Gresik, Pupuk Kaltim, dan Pupuk Sriwijaya Palembang. Dia berkomitmen untuk menambah dukungan, antara lain dibantu 10 anak perusahaan.