Laju Arsenal tertahan di markas Southampton, Minggu (23/10/2022) malam WIB. Posisi tim ”Meriam” di puncak klasemen terancam karena kini hanya unggul dua poin atas Manchester City.
Oleh
MUHAMMAD IKHSAN MAHAR
·4 menit baca
SOUTHAMPTON, MINGGU — Arsenal harus membayar mahal buruknya efektivitas serangan pada laga melawan Southampton, Minggu (23/10/2022) malam WIB, di Stadion St Mary’s. Meskipun tampil mendominasi atas tim tuan rumah, Si ”Meriam” hanya bisa membawa pulang satu poin.
Dengan hasil imbang 1-1 pada laga itu, Arsenal gagal menjaga jarak empat poin dari Manchester City yang duduk di peringkat kedua Liga Inggris. Si Meriam kini mengumpulkan 28 poin dari 11 laga. Mereka hanya unggul dua poin dari City yang mengoleksi 26 poin seusai menumbangkan Brighton & Hove Albion, 3-1, Sabtu (22/10/2022).
Kondisi itu mengancam posisi Arsenal, terutama jelang jeda Piala Dunia Qatar 2022 yang akan dimulai pertengahan November mendatang. Liga Inggris masih memiliki tiga pekan tersisa sebelum jeda ajang itu.
Pada tiga laga itu, Si Meriam akan menjamu Nottingham Forest, Chelsea, dan Wolverhampton Wanderers. Dari dua tim itu, derbi London kontra Chelsea akan menjadi tantangan terberat Arsenal pada bulan ini.
Jika kehilangan poin dari tiga laga itu, Arsenal berpotensi dikudeta City. Sang juara bertahan akan menghadapi tiga lawan mudah, yakni Leicester City, Fulham, dan Brentford.
Tak ayal, Manajer Arsenal Mikel Arteta dan semua pemain timnya terlihat sangat kecewa ketika menuju ruang ganti St Mary's di akhir laga itu. Mereka tidak puas dengan performanya karena seharusnya bisa mencetak lebih dari satu gol.
”Kami harus memetik pelajaran dari hasil mengecewakan ini. Kami masih punya laga-laga penting ke depan yang wajib dimenangkan,” kata Arteta seusai laga kepada Sky Sports.
Musim lalu, Arsenal tidak membawa pulang poin dari lawatan di St Mary’s karena tumbang 0-1. Adapun pada laga ke-11 di Liga Inggris musim ini, mereka sejatinya punya keunggulan segalanya untuk memperbaiki rekor itu.
Mereka tengah dalam tren performa terbaik, nyaris dalam dua dekade terakhir, sehingga bisa duduk di puncak klasemen pada delapan pekan beruntun. Arsenal datang ke St Mary’s dengan catatan tren kemenangan di delapan pertandingan.
Dua kualitas itu membuat Arsenal berada satu tingkat di atas Southampton. Kondisi itu pun amat terlihat di paruh pertama laga.
Kami harus memetik pelajaran dari hasil mengecewakan ini. Kami masih punya laga-laga penting ke depan yang wajib dimenangkan. (Mikel Arteta)
Arsenal mencetak gol melalui sepakan Granit Xhaka ketika laga baru berjalan 11 menit. Catatan 61 persen penguasaan bola dan delapan peluang di babak pertama menjadi wujud nyata Si Meriam berambisi menjaga tren positif.
Kegagalan Jesus
Hanya saja, jumlah peluang itu tidak bisa dimanfaatkan dengan baik oleh pemain Arsenal. Gabriel Jesus, misalnya, melewatkan dua peluang emas. Peluang emas pertama Jesus hadir di babak pertama ketika ia tinggal berhadapan dengan kiper Southampton, Gavin Bazunu. Namun, bola hasil sepakan volinya masih bisa ditepis Bazunu.
Kemudian, saat laga berjalan satu jam, Jesus lolos dari perangkap offside Southampton. Namun, bola sepakannya bisa diblok bek sayap Southampton, Mohamed Elyounoussi.
Secara total, pemain tim nasional Brasil itu mengoleksi empat peluang yang gagal berbuah gol bagi Si Meriam. Jumlah peluang itu menjadikan Jesus sebagai pemain dengan tembakan terbanyak pada laga itu.
Buruknya performa lini serang Arsenal dimanfaatkan oleh Southampton untuk mencetak gol penyama kedudukan melalui Stuart Armstrong pada menit ke-65. Armstrong menjadi pemain pertama yang membobol gawang Arsenal pada empat laga terakhir di seluruh ajang.
Hasil mengecewakan dari St Mary’s menuntut Arteta wajib segera membenahi performa lini depannya. Setelah bisa mencetak rerata 2,45 gol per laga di 11 pertandingan awal musim ini pada periode Agustus hingga awal Oktober, ketajaman Si Meriam menurun tajam, yaitu hanya bisa menghasilkan rerata satu gol di empat laga terakhir.
Alan Smith, pakar Liga Inggris di Sky Sports, menilai, Arsenal mulai merasakan dampak kelelahan akibat menjalani laga demi laga yang berjalan dalam waktu singkat. ”Arsenal kehilangan semangat dan energi setelah jeda,” ujar Smith.
Tak hanya kecolongan gol penyama kedudukan dari tim tuan rumah, serangan Arsenal pun memburuk di paruh kedua. Mereka gagal menghasilkan satu pun tembakan mengarah ke gawang lawan. Padahal, di babak pertama, mereka mencatatkan tiga tembakan tepat sasaran.
Sebaliknya, Southampton, yang hanya sekali memberikan ancaman ke gawang Arsenal di babak pertama justru bisa mengkreasikan dua tembakan yang memaksa kiper Arsenal, Aaron Ramsdale, melakukan penyelamatan.
”Kami melakukan perubahan di babak kedua. Kami tahu punya serangan balik yang bisa mengancam, tetapi kami harus bertahan dengan baik menghadapi tim luar biasa (Arsenal). Cara itu berjalan baik dan ini (hasil imbang) poin berharga,” ujar Armstrong yang berasal dari Skotlandia. (AFP)