Fabio Quartararo gagal memanfaatkan kesulitan yang dialami Francesco Bagnaia dan Aleix Espargaro dalam kualifikasi. Dia pun akan memulai dari nol saat balapan MotoGP di Sepang, dan berjuang menunda pesta juara Bagnaia.
Oleh
AGUNG SETYAHADI
·8 menit baca
SEPANG, SABTU – Tiga pesaing juara MotoGP 2022, Francesco Bagnaia, Fabio Quartararo, dan Aleix Espargaro, mengalami momen buruk dalam kualifikasi, sehingga start dari baris ketiga dan keempat. Quartararo yang gagal memanfaatkan kesulitan yang dialami Bagnaia dan Espargaro, bertekad melupakan momen kualifikasi dan memulai dari nol saat balapan di Sirkuit Sepang, Malaysia, Minggu (23/10/2022) mulai pukul 14.00 WIB. Sedangkan Bagnaia yang berpeluang juara dalam balapan ini, berusaha mengikis tekanan yang mulai tumbuh dalam dirinya.
Bagnaia yang dua kali terjatuh dalam sesi latihan bebas ketiga, dan kualifikasi kedua (Q2), akan start dari posisi ke-9, Espargaro yang juga terjatuh di Q2 saat mengikuti Jorge Martin start di posisi ke-10, diikuti Quartararo di posisi ke-12. Posisi start yang buruk ini meredupkan peluang Pecco untuk mengunci gelar juara di Sepang. Pebalap tim pabrikan Ducati itu akan juara jika meraih poin minimal 11 poin di atas Quartararo, dan tidak kalah lebih dari dua poin dibandingkan Espargaro. Jika syarat itu tidak tercapai, gelar juara akan ditentukan dalam seri terakhir di Sirkuit Ricardo Tormo, Valencia, 4-6 November.
Peluang Pecco juara di Sepang akan coba digagalkan oleh Quartararo dan Espargaro, yang masing-masing terpaut 14 poin dan 27 poin dari Pecco di puncak klasemen. Tetapi, itu akan sangat berat, karena Pecco lebih cepat dibandingkan kedua pesaing terdekatnya itu, yang juga mengalami masalah performa di Sepang.
Lupakan yang terjadi hari ini, dan memulai dari awal untuk besok, itu hal terbaik yang bisa saya lakukan.
"Lupakan yang terjadi hari ini, dan memulai dari awal untuk besok, itu hal terbaik yang bisa saya lakukan," tegas Quartararo kepada MotoGP seusai kualifikasi, Sabtu (22/10).
Pebalap tim pabrikan Yamaha itu belum kehilangan motivasi untuk mempertahankan gelar juara, meskipun mengalami masa sulit dalam beberapa balapan terakhir. Dia menjadikan pengalaman musim 2021 saat dirinya meraih gelar juara dalam situasi yang terlihat mustahil bisa terjadi. Quartararo mengunci gelar juara MotoGP 2021 di Misano dengan start dari posisi ke-15, finis di posisi keempat, dan pesaing utamanya Bagnaia terjatuh saat memimpim balapan.
"Kami memiliki pengalaman di Misano 2021 di mana saya start dari posisi ke-15, tetapi menurut saya, pada akhirnya kami harus berjuang melakukan yang terbaik yang kami bisa, dan lihat apa yang terjadi," tegas Quartararo.
Masalah terbesar Quartararo akhir pekan ini adalah menemukan kepingan yang hilang dalam setelan motor, yang membuat dia selalu merasa ada yang kurang. Quartararo tidak bisa mengulang performa 2019 di mana dia meraih pole position di Sepang dengan waktu putaran 1 menit 58,303 detik. Akhir pekan ini, lap terbaiknya di Q2 hanya 1 menit 59,215 detik. Usaha memperbaiki waktu di akhir Q2 dengan memanfaatkan tarikan rekan setimnya Franci Morbidelli juga tidak mulus karena dia melakukan kesalahan hingga membatalkan time attack terakhirnya itu.
Masalah lain yang dialami Quartararo adalah retak tulang jari tengah tangan kiri akibat terjatuh dalam sesi FP4. Cedera ini membuat jari tengah tidak bisa dilipat, tetapi tidak terlalu berpengaruh karena di Sepang para pebalap jarang menggunakan kopling.
"Yang lebih besar dari jari retak adalah bagaimana kami menyelesaikan hari ini di posisi yang jelek. Kami super lambat. Strategi (memanfaatkan tarikan Morbidelli) terlalu terlambat saat keluar dari pit lane, itu aneh. Kami kehilangan peluang hari ini," ungkap Qurtararo.
Dia mengaku cedera retak jari tengah kiri tidak memengaruhi pengendalian motor untuk balapan. "Menurut saya tidak, beruntung kami tidak perlu menggunakan kopling, dan itu menjadi sangat penting. Tetapi jari retak hanyalah masalah kecil dibandingkan hasil kualifikasi hari ini," ungkap pebalap berjuluk "El Diablo" itu.
Quartararo sebenarnya sudah mengalami kesulitan sejak sesi latihan Jumat, di mana dia tidak bisa menemukan feeling bagus dengan motor. Padahal, Morbidelli yang musim sangat kesulitan, bisa memacu M1 dengan kompetitif. Quartararo pun menyimpulkan, Sabtu adalah hari buruk bagi dirinya.
"Buruk. Buruk, karena kami memiliki peluang dengan kesulitan yang dialami Aleix, juga Pecco (Bagnaia). Kami seharusnya bisa memanfaatkan peluang itu untuk menjadi lebih baik, tetapi kami tidak bisa. Kami perlu melihat apa yang terjadi dan mengapa feeling saya jelek saat kualifikasi, karena dalam pace saya merasa cukup oke, tetapi dalam time attack kami sangat jelek," tegas pebalap asal Perancis itu.
"Dalam time attack pagi ini (FP3), saya tidak super bagus, tetapi setelah kecelakaan (dalam FP4) saya tidak berkendara dalam kemampuan terbaik saya, tetapi tidak sejelek saat kualifikasi. Menurut saya dalam kualifikasi kami mengalami sesuatu yang aneh, karena dalam kesempatan kedua saya tidak terlalu jelek, tetapi selalu kehilangan sesuatu. Jadi menurut saya kami bisa lebih baik lagi, bukan 59,2 detik seperti yang kami lakukan, tetapi paling tidak 58,6; 58,7; 58,8, sekitar itu," jelas Quartararo.
Dalam balapan, Quartararo akan berjuang sendirian karena Morbidelli yang start di posisi tujuh, akan menjalani dua long lap penalty karena berkendara terlalu lambat sehingga menghalangi Pecco dan Marc Marquez yang sedang melakukan time attack dalam FP3. Morbidelli juga membahayakan dirinya serta pebalap lain dengan berkendara pelan di racing line.
"Jujur, saya senang untuk Franco karena dia melakukan kemajuan akhir pekan ini, dan semoga dia bisa terus melakukan langkah itu, khususnya karena ke depan itu akan membantu kami untuk saling mendorong. Kami akan menganalisis data dia petang ini, tetapi sayangnya dia mendapat dua long lap penalty dan dia akan kehilangan banyak waktu," ujar Quartararo.
Misi Espargaro
Usaha menghentikan Pecco juga menjadi fokus Espargaro. Pebalap tim Aprilia itu berusaha membawa persaingan juara hingga seri terakhir di Valencia. "Saya akan melakukan yang terbaik, itu satu-satunya tujuan saya akhir pekan ini, untuk membawa ini (persaingan juara) ke Valencia. Itu akan menjadi seperti mimpi bisa menuju ke balapan terakhir dengan memiliki peluang (juara), meskipun itu tidak akan mudah. Tetapi, Anda tidak pernah tahu, dalam MotoGP bisa hujan, bisa flag-to-flag, jadi tetap berpikiran positif," ungkap Espargaro
Terkait dengan potensi balapan dalam kondisi basah, Espargaro mengaku tidak menginginkan itu. Namun, dalam persaingan juara, balapan basah bisa membuka peluang lain. "Tidak terlalu (menginginkan balapan basah). Tetapi dalam persaingan juara, mungkin itu akan lebih baik, karena Anda bisa mengambil risiko lebih besar, dan bagi kami tidak ada yang dipertaruhkan, jadi kita tunggu dan lihat saja," tegas pebalap asal Spanyol itu.
Terkait dengan persiapan balapan, Espargaro menilai, dia mengalami kendala untuk mendapatkan daya cengkeram yang bagus. Pace pun tidak terlalu bagus, meskipun tidak jelek. Satu-satunya hal positif yang dia dapat akhir pekan ini adalah para pesaingnya, Pecco dan Quartararo, tidak meraih posisi start di baris depan.
"Menurut saya itu satu-satunya hal positif pada hari ini, mereka start tidak jauh dari saya, saya ada di antara mereka. Menurut saya, Pecco sedikit lebih cepat dari kami berdua, tetapi dia mungkin sedikit lebih tegang, dia memiliki peluang yang sangat besar (untuk juara) besok. Saya akan berusaha sebaik mungkin menghentikan dia, tetapi saya tahu itu akan sangat sulit," tegas Espargaro.
"Secara umum, hari ini sedikit lebih baik dari kemarin, pace bukanlah bencana, tetapi kami tidak memiliki kecepatan seperti para pesaing kami. Tetapi Anda tidak pernah tahu apa yang akan terjadi dalam balapan, pace tidak terlalu buruk, dan saya akan berusaha melakukan start yang bagus kemudian lihat hasilnya," pungkas Espargaro
Peluang Pecco
Balapan akhir pekan ini akan menjadi petaruhan besar bagi Bagnaia yang sedang memburu gelar pertama juara MotoGP. Ini juga momen besar bagi Ducati untuk mengakhiri penantian gelar juara setelah 15 tahun, terakhir pada 2007 yang diraih oleh Casey Stoner. Kondisi ini diakui oleh Pecco menumbuhkan tekanan dalam dirinya.
Pecco harus menjalani kualifikasi dari Q1 karena mengalami kecelakaan dalam FP3 dan kemudian tergusur ke posisi 11 menyusul perbaikan waktu oleh Morbidelli. Pecco memuncaki Q1 dan lolos ke Q2, tetapi dia terjatuh di akhir Q2 saat dibuntuti oleh Marc Marquez.
"Hari ini, satu-satunya yang bagus hanya FP4. Juga Q1. Tetapi FP4 terbaik karena saya sangat konstan, sangat cepat dengan ban belakang (kompon lunak) yang sudah dipakai menjalani banyak putaran," ungkap Bagnaia dikutip Crash.
"Kemudian saya melakukan semua yang merusak hari ini, karena pagi ini saya sangat gusar, terlalu gelisah dengan apa yang terjadi dengan Franco (Morbidelli). Saya sedikit marah. Tetapi setelah satu jam, saya mengatakan, 'ini sesuatu yang bisa terjadi pada siapa saja'," ungkap Pecco.
"Jadi, saya hanya manusia, dan saya mulai merasakan sedikit tekanan, tetapi saya pikir itu wajar," tegas pebalap asal Italia itu.
"Saya akan berusaha melakukan yang terbaik, dan jika saya bisa mengunci gelar juara besok, saya senang bisa melakukan itu. Tetapi tidak bagus bagi saya memaksa untuk melakukan itu. Karena, jika saya meraih poin lebih banyak besok, itu sudah bagus, karena kemudian kami akan menuju Valencia, sudah pasti dengan tekanan yang lebih besar, tetapi dengan selisih poin lebih besar. Akan sangat penting menjadi cerdik besok," ujar Pecco.
Terkait dengan team order untuk membantu dirinya mengunci gelar juara di Sepang, Pecco menilai, langkah itu sepertinya tidak akan dilakukan. "Saya pikir, jika mereka memiliki peluang, mereka akan berusaha menang. Seperti biasanya. Seperti di sepanjang musim ini. Jadi mungkin besok tidak akan menjadi hari untuk mendapatkan team order, tetapi lihat saja. Akan sangat penting berada di depan, tetapi yang paling utama, kami harus cerdik," pungkas Pecco.
Langkah pertama Pecco dalam balapan adalah melakukan start dengan brilian untuk langsung memperbaiki posisi menjelang tikungan 1. Peluang itu sangat terbuka dengan jarak yang panjang antara garis start dan tikungan 1, yang akan sesuai dengan kekuatan akselerasi Desmosedici GP.
Setelah itu, dia akan berusaha mencetak ritme pace untuk terus memperbaiki posisi. Namun, persaingan di depan juga akan sangat ketat dengan Jorge Martin di posisi start terdepan, disusul Enea Bastianini, dan Marc Marquez. Di belakang mereka ada Marco Bezzecchi, Alex Rins, Luca Marini, Morbidelli, dan Maverick Vinales. Persaingan akan sangat ketat, apalagi Martin dan Bastianini bertekad meraih kemenangan.