Bisbol bisa digunakan untuk membina karakter anak usia dini. Pembentukan karakter tersebut menjadi dasar untuk upaya regenerasi dan melahirkan atlet berkualitas.
Oleh
CHRISTINA MUTIRANI JEINIFER SINADIA
·5 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Olahraga bisbol bisa menjadi media pembinaan karakter pada anak usia dini. Sejumlah klub bisbol di Jakarta menggunakan pendekatan psikologi anak untuk mengembangkan karakter mereka. Program pelatihan dalam klub tidak hanya meningkatkan ketahanan fisik, tetapi juga membawa perubahan perilaku anak saat berada di lingkungan sosialnya.
Sekretaris Jenderal Garuda Baseball Softball Club Jakarta, Irsyad, Sabtu (22/10/2022), mengatakan, sejak awal berdirinya pada tahun 1993, klubnya memang berfokus pada pembinaan karakter anak-anak. Terdapat tiga nilai yang ditekankan, antara lain integritas, rasa hormat, dan keunggulan dalam permainan.
Ketika ditemui di sela-sela latihan di Stadion Softball GBK, Jakarta, Irsyad menuturkan, tiga nilai tersebut ditanamkan melalui teknik bisbol yang dilatih. Anak-anak diarahkan untuk berorientasi pada proses mencapai hasil dengan upaya terbaik ketimbang hasil akhirnya.
”Dengan demikian, kekalahan tidak akan menjadi sesuatu yang buruk dalam benak anak,” kata Irsyad.
Irsyad menjelaskan, bisbol merupakan olahraga yang dimainkan oleh sembilan orang dalam satu tim. Setiap anggota tim memiliki posisi masing-masing, yakni pemukul (hitter), pelempar (pitcher), penangkap (catcher), dan penjaga pangkalan atau base. Terdapat tiga base di lapangan, dan tiap-tiap base dijaga oleh satu orang.
Menurut Irsyad, bisbol merupakan olahraga yang unik. Hal itu karena bisbol tidak mementingkan postur tubuh. Hal lain ialah, olahraga yang menggunakan tongkat pemukul ini tidak hanya merupakan olahraga beregu, tetapi juga olahraga individu.
Setiap posisi di dalam tim memiliki tanggung jawab masing-masing. Baik pelempar, pemukul, penangkap, maupun penjaga base mempunyai tugasnya sendiri. Itulah mengapa bisbol disebut olahraga kerja sama tim yang dikombinasikan dengan kemampuan individu,” ujar Irsyad.
Pada usia yang ke-29 tahun, klub Garuda kini membina 250 anak dengan rentang usia 4-18 tahun, di antaranya terdapat anak-anak berkebutuhan khusus. Mereka dibagi dalam kelompok usia yakni U-8, U-10, U-12, U-15, dan U-18.
”Kami menggabungkan anak-anak berkebutuhan khusus dengan mereka yang normal. Dengan digabungkan, mereka bisa saling belajar. Belajar bersikap dan saling menerima kekurangan serta kelebihan antara satu sama lain,” ujar Irsyad.
Program pelatihan
Tian, pelatih Garuda Bisbol Softball Club Jakarta, mengatakan, pembinaan karakter menjadi perhatian penting oleh klubnya. ”Karakter itu adalah sesuatu yang selalu kita bawa dalam kehidupan sehari-hari, maka perlu untuk dilatih sejak dini. Nah, kita, kan, enggak pernah tahu, apakah anak-anak ini akan menjadi atlet profesional atau tidak. Kalau sejak dini sudah ditanamkan nilai baik dalam karakternya, mereka sudah punya dasar yang kuat,” kata Tian.
Salah satu nilai yang diterapkan oleh klub Garuda setiap sesi latihannya ialah disiplin waktu. Anak-anak sudah harus hadir di lapangan tepat pada waktu latihan. Selain itu, anak-anak diberi tanggung jawab untuk menjaga dan merapikan perlengkapan latihannya masing-masing.
”Disiplin waktu dan tanggung jawab adalah nilai mendasar. Nilai ini yang akan dibawa oleh anak-anak ke luar lapangan,” ucap Tian.
Soal teknik, anak-anak diajarkan teknik memukul, teknik dasar berlari, teknik menangkap, dan teknik melempar. Mereka dibagi ke dalam tiga grup. Tiap-tiap grup diajarkan teknik yang berbeda selama 25 menit secara bergiliran.
”Jadi, anak-anak bisa sekaligus bersosialisasi dengan rekan-rekan seusianya,” ujar Tian, menambahkan.
Tian mengatakan, sebagai pelatih, mereka tidak hanya dibekali pedoman secara teknis. Setiap dua kali dalam sebulan, mereka diberi pelatihan terkait psikologi anak. Pelatihan tersebut menjadi bekal untuk menghadapi dinamika anak usia dini. Dalam olahraga, yang perlu dilatih adalah mental. Secara khusus, pada olahraga bisbol, keseimbangan antara keterampilan teknik dan nonteknik sangat menjadi perhatian.
”Oleh karena itu, kami diajarkan psikologi anak agar kami tahu kapan harus memacu teknik dan kapan kami akan menggali nonteknik,” ujar Tian ketika ditemui di sela-sela latihan.
Pembentukan karakter
Wakil Ketua Umum Direktorat Bisbol Pengurus Besar Bisbol Softball Seluruh Indonesia (PB Perbasasi) Leo Agus Cahyono mengucapkan, bisbol memang dipergunakan untuk pembentukan karakter anak usia dini. Selain untuk rekreasi, PB Perbasasi pembentukan karakter tersebut menjadi dasar untuk meregenerasi atlet yang berkualitas.
Disiplin waktu dan tanggung jawab adalah nilai mendasar. Nilai ini yang akan dibawa oleh anak-anak ke luar lapangan.
”Untuk melahirkan atlet yang sempurna, perlu ada perancangan sejak usia dini sehingga karakternya terbentuk dari dasar. Kami menekankan kepada seluruh pemangku kepentingan untuk terus mengedukasi anak-anak dengan teliti, tepat, dan tanpa cedera,” kata Leo.
Nilai serupa diutamakan oleh Jakarta Cheetahs Baseball Club. Wakil Ketua Bidang Pembinaan dan Prestasi Jakarta Cheetahs Baseball Club Gilberto Riesanto Sajogo mengatakan, bisbol adalah olahraga yang mengedepankan pembinaan karakter secara individu.
Dalam satu tim, ujar Gilberto, terdapat berbagai karakter yang sudah pasti berbeda-beda. ”Perbedaan karakter inilah yang perlu dipersatukan. Makanya, nilai-nilai dari setiap karakter ini menjadi perhatian kami,” ujar Gilberto.
Kelak, karakter yang memiliki nilai positif akan menjadi bekal bagi anak-anak dalam kehidupannya, baik di dalam maupun di luar dunia olahraga. ”Menang dan kalah adalah proses dalam pertandingan. Hal yang penting adalah karakter anak-anak harus terbentuk dulu,” kata Gilberto.
Perubahan perilaku
Indrati, salah satu orangtua yang anaknya tergabung dalam klub Garuda, mengatakan, pembinaan karakter pada anak dalam olahraga bisbol sangat efektif. Setelah tiga tahun dibina di dalam klub bisbol, ia melihat Ardy (12), anaknya menjadi pribadi yang disiplin waktu dan bertanggung jawab.
”Misalnya, dia mau ikut turnamen dan sudah dikasih tahu ada latihan dan sebagainya. Di saat bersamaan, dia ada tugas sekolah. Saya lihat dia sudah bisa membagi waktunya. Dia, kan, tetap harus datang latihan karena bertanggung jawab dengan timnya. Maka, sebelum latihan, dia kelarin tugasnya dulu biar tepat waktu ngumpulin-nya, lalu besoknya bisa ikut latihan,” ujar Indrati.
Selain itu, Indrati merasa Ardy semakin komunikatif dan bertingkah laku sesuai usianya. ”Yang paling kelihatan sih adalah jarang sakit. Karena rutin olahraga setiap minggu, fisiknya semakin kuat. Setiap Sabtu dan Minggu dia latihan, sedangkan Senin sampai Kamis dia sekolah,” ucapnya.
Saat ditemui seusai latihan, Ardy bercerita, dia sedang mempersiapkan diri mengikuti Turkey Baseball Tournament 2022 di Filipina. Baginya, metode yang digunakan oleh pelatih terasa menyenangkan dan bermanfaat.
”Latihannya fun (menyenangkan), tapi tetap bermanfaat. Kami dilatih teknik melempar, menangkap, memukul, atau simulasi pertandingan. Kadang coach (pelatih) suka melawak, jadi latihannya terasa menyenangkan. Latihan yang bener-bener serius, tuh, pas mau turnamen,” kata Ardy.