Kedatangan Presiden FIFA ke Indonesia memiliki dua makna, yaitu kegembiraan, namun bisa juga mengindikasi jatuhnya kredibilitas PSSI. Walaupun begitu, hubungan antara FIFA dan PSSI masih nampak berjalan baik.
Oleh
Christina Mutiarani Jeinifer Sinadia
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS - Kedatangan Presiden Federasi Asosiasi Sepak Bola Internasional Gianni Infantino, Selasa (18/10/2022) di Tanah Air, memiliki dua makna. Kedatangan orang nomor satu di organisasi sepak bola dunia itu bisa jadi merupakan hal yang positif. Namun, di sisi lain, kehadirannya bisa menjadi tanda jatuhnya kredibilitas Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) di mata induk organisasi sepak bola dunia itu.
Pernyataan tersebut disampaikan oleh akademisi Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Yogyakarta, Djoko Pekik Irianto, dan peneliti budaya sepak bola, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Fajar Junaedi. Diketahui, kedatangan Infantino ke Indonesia adalah untuk menemui Presiden Jokowi terkait upaya transformasi sepak bola Indonesia pascatragedi Kanjuruhan.
Djoko Pekik saat dihubungi dari Jakarta mengatakan, kedatangan Infantino adalah sebuah kegembiraan. "Ini berarti FIFA memberi perhatian khusus kepada Indonesia karena negara ini memiliki daya tarik,” kata Djoko.
Indonesia, ucap Djoko, termasuk negara yang memiliki pasar besar dalam industri sepak bola. Hal itu yang menarik perhatian FIFA sehingga Presiden FIFA mengunjungi Indonesia.
“Kedatangan Infantino harus dijadikan momentum terwujudnya pembangunan sepak bola Indonesia,” ucap Djoko yang juga merupakan pakar manajemen prestasi olahraga.
Sementara Fajar Junaedi mengatakan, kedatangan Presiden FIFA ke Indonesia mengindikasikan beberapa hal. “Pertama, ada persoalan serius dalam tata kelola sepak bola di Indonesia. Kedua, menunjukan bahwa FIFA tidak lagi percaya kepada PSSI,” ujar Fajar.
Walaupun demikian, komunikasi antara FIFA dan PSSI nampak terjalin dengan baik. Pada Selasa pukul 15.15 WIB, Presiden FIFA Gianni Infantino mengunjungi kantor PSSI di Arena GBK, Senayan, Jakarta.
Dalam kunjungan itu, Infantino serta jajaran FIFA datang didampingi oleh Ketua Umum PSSI Mochammad Iriawan dan Wakil Sekretaris Jenderal (Sekjen) PSSI Maaike Ira Puspita. Mereka lalu disambut oleh Sekjen PSSI Yunus Nusi serta jajaran PSSI.
Untuk pertama kalinya, Indonesia dikunjungi oleh Presiden FIFA bukan dalam rangka merayakan kemenangan, melainkan akibat tragedi memilukan di Kanjuruhan yang menewaskan sedikitnya 133 orang.
Kunjungan Infantino tersebut dilakukan seusai menemui Presiden Jokowi di Istana Merdeka. Setibanya di kantor PSSI, Infantino dan jajarannya melakukan pertemuan tertutup bersama jajaran PSSI.
Dramatis
Anggota Komite Eksekutif PSSI, Vivin Cahyani, mengatakan, pertemuan antara FIFA dan pihaknya berlangsung dramatis dan emosional. Ini karena untuk pertama kalinya, Indonesia dikunjungi oleh Presiden FIFA bukan dalam rangka merayakan kemenangan, melainkan akibat tragedi memilukan di Kanjuruhan yang menewaskan sedikitnya 133 orang.
“Bersama FIFA, didampingi pemerintah dan didukung oleh jajaran kementerian, terutama Kementerian Pemuda dan Olahraga, kami siap bertransformasi,” ucap Vivin.
Terkait transformasi sepak bola Indonesia, Presiden Jokowi dalam keterangan pers bersama Infantino, melalui kanal Sekretariat Presiden, mengatakan, mereka sepakat melakukan transformasi sepak bola Indonesia secara menyeluruh.
“Kita memastikan seluruh aspek pertandingan berjalan sesuai standar keamanan yang ditetapkan oleh FIFA. Baik pemain maupun penonton harus terjamin keamanannya dan keselamatannya. Untuk itu, kita sepakat untuk mengkaji kelayakan stadion dan menerapkan teknologi untuk membantu memitigasi aneka hal yang membahayakan penonton maupun pemain,” ungkap Jokowi.
Pemerintah bersama FIFA akan memastikan pertandingan Piala Dunia U-20 di Indonesia dapat berjalan dengan baik pada 2023 mendatang. Mereka akan mengkaji ulang para pemangku kepentingan persepakbolaan Indonesia. Hal ini untuk menjamin prosedur sepak bola di Indonesia berjalan sesuai dengan standar yang ditetapkan.
Menurut informasi, Infantino akan bermain sepak bola dengan sejumlah tokoh atau pejabat di Stadion Madya GBK. Namun, seusai kunjungannya di kantor PSSI, Infantino dan jajaran pejabat PSSI hanya berkunjung dan melihat keadaan di stadion tersebut.
Sekitar pukul 17.35 WIB, rombongan FIFA dan PSSI nampak berjalan dari area Stadion Madya menuju Stadion Utama GBK. Pengamanan ketat masih berlangsung hingga saat itu sehingga awak media tidak diperkenankan masuk ke area stadion. Berdasarkan pantauan Kompas dari area luar stadion, rombongan FIFA dan PSSI meninggalkan lokasi sekitar pukul 17.40 WIB.