Francesco Bagnaia berada di ujung perburuan gelar juara MotoGP setelah merebut posisi puncak klasemen dari Fabio Quartararo di Phillip Island, Australia. Pebalap Ducati itu bahkan bisa mengunci gear juara di Sepang.
Oleh
AGUNG SETYAHADI
·5 menit baca
PHILLIP ISLAND, MINGGU — Gelar juara MotoGP seolah mustahil diraih oleh Francesco ”Pecco” Bagnaia setelah dia gagal finis untuk keempat kali musim ini dalam balapan di Sachsenring, Jerman, Juni lalu. Pebalap Ducati itu pun tertinggal 91 poin dari pebalap Monster Energy Yamaha, Fabio Quartararo, yang memuncaki klasemen. Namun, Pecco pantang menyerah dan menyerap spirit positif dari orang-orang dekatnya untuk terus berjuang. Kini, delapan seri sejak nestapa di Sachsenring, Pecco memuncaki klasemen, unggul 14 poin atas Quartararo.
Pecco pun di ambang gelar juara pertamanya di kelas MotoGP. Dengan sisa dua balapan, seri Malaysia (21-23 Oktober) dan Valencia (4-6 November), tinggal 50 poin maksimal untuk diraih. Pecco pun berpotensi mengunci gelar juara di Sepang, Malaysia, jika meraih minimal 11 poin di atas Quartararo. Permutasi itu bisa terwujud dengan Pecco finis terdepan di Malaysia dan Quartararo finis maksimal di urutan keempat.
Sedangkan peluang Aleix Espargaro, yang kini di posisi ketiga dengan selisih 27 poin dari Pecco, sangat tipis. Pebalap Aprilia itu akan tersingkir dari persaingan juara jika finis di belakang Pecco dalam balapan di Sepang. Meskipun Espargaro finis di depan Pecco, dia akan tetap tersingkir dari persaingan jika perolehan poinnya hanya selisih dua poin.
Sedangkan peluang juara Jack Miller sudah terkubur di Phillip Island menyusul kecelakaan yang dia alami. Rekan setim Pecco itu terjatuh karena kesalahan Alex Marquez, hingga pebalap LCR Honda itu dijatuhi long lap penalty yang akan dijalani di Sepang. Miller yang berada di posisi kelima, terpaut 54 poin dari Pecco.
Pecco menjalani balapan dengan sangat baik meski start tanpa front ride height device yang tidak bisa dia kaitkan sebelum start. Pecco yang start di posisi ketiga langsung kehilangan beberapa posisi, tetapi dia bisa segera bangkit dan berada di tiga besar. Dia menjaga degradasi ban belakang dengan jitu sehingga bisa digunakan untuk menyerang dalam beberap lap terakhir. Pecco sempat memimpin balapan, tetapi kemudian turun ke posisi ketiga karena dalam lap terakhir didahului oleh Alex Rins dan Marc Marquez.
Pecco memutuskan tidak memaksa untuk meraih kemenangan karena sudah tahu Quartararo terjatuh di tikungan 2. Dia pun fokus menjaga posisi podium dan puas dengan tambahan 16 poin. Pecco kini memuncaki klasemen dengan 233 poin.
”Saya sangat senang, sekarang kami memimpin kejuaraan, dan berusaha terus seperti ini,” ungkap Pecco.
Itu bagus, tetapi saya tidak ingin terlalu memikirkan itu. Saya hanya ingin menikmati dan menjalani balapan di Malaysia dan kita lihat saja apa yang akan terjadi.
”Itu bagus, tetapi saya tidak ingin terlalu memikirkan itu. Saya hanya ingin menikmati dan menjalani balapan di Malaysia dan kita lihat saja apa yang akan terjadi,” ungkap pebalap asal Italia itu terkait peluang juara.
”Sudah pasti akan menjadi (balapan) yang sangat penting, tetapi saya hanya berusaha melakukan seperti yang saya lakukan sejak jeda musim panas, hanya memikirkan sesi demi sesi, melakukan pekerjaan dengan baik, dan bersiap untuk balapan, kemudian kita lihat apakah mungkin juara di sana, di Malaysia. Saya perlu cerdik dan memperhatikan semua hal karena sangat penting untuk bisa finis dan berada di depan,” ucap Pecco.
Peluang Quartararo
Momentum yang berayun ke arah Pecco membuat tekanan pada Quartararo semakin besar. Juara bertahan MotoGP itu dua kali beruntun gagal meraih poin, setelah finis ke-17 di Buriram, dan terjatuh di tikungan 2 di Phillip Island. Quartararo pun turun ke posisi kedua klasemen dengan 219 poin, tertinggal 14 poin dari Pecco.
Quartararo kini tidak memiliki pilihan selain menjalani balapan dengan lepas, tanpa memikirkan gelar juara lagi. Jika dia terlalu berambisi, ada potensi lebih besar untuk melakukan kesalahan, seperti di Australia. Dia melakukan dua kesalahan besar di sana, saat keluar trek di tikungan 4 hingga dia tercecer di posisi ke-22 dan kemudian tancap gas melebihi limit pengendalian hingga terjatuh di tikungan 2.
”Anda bisa membayangkan bagaimana perasaan saya. Ya, saya melakukan start yang sangat bagus, tetapi tidak bisa bagus di sektor satu pada lap itu, dan kemudian saya melakukan kesalahan di tikungan 4, kemudian saya berusaha bangkit dan saya merasa sangat bagus, tetapi saya melakukan kesalahan di tikungan 2 dan kehilangan ban depan,” ungkap Quartararo.
”Ini belum berakhir, kami di posisi kedua, dan pada saat ini saya merasa bisa memilki balapan yang sangat bagus di Malaysia, semoga kami bisa bertarung untuk itu,” lanjut pebalap berjuluk ”El Diablo” itu.
”Ya, tersisa 50 poin, dan semoga di Malaysia kami menemukan feeling yang sangat bagus, berusaha mendapatkan pace yang tepat dan bertarung untuk itu (gelar juara),” ujar Quartararo.
Pebalap asal Perancis itu kini mengubah pola pikir untuk dua balapan tersisa, yaitu menikmati balapan tanpa memikirkan gelar juara. Apalagi, Malaysia biasanya bagus bagi Yamaha.
”Kita lihat saja bagaimana kami menjalani balapan berikutnya. Menurut saya, Malaysia trek yang bagus bagi kami. Saya menyukai itu, jadi kita lihat saja bagaimana kami menjalani itu,” ujar Quartararo.
”Persaingan juara berubah banyak sejak Sachsenring dan itu berarti juga bisa berubah untuk kami dalam dua balapan terakhir. Saya merasa kami bisa menjalani dua balapan terakhir yang sangat bagus. Kami perlu fokus, bekerja dengan baik, dan kita lihat saja hasilnya. Kami menuju Malaysia dengan motivasi penuh. Saya ingin menikmati dua balapan terakhir, itu menjadi yang terpenting, karena ketika saya menikmati balapan, saya tahu kami bisa kencang,” ungkap Quartararo.
Optimisme juga ditunjukkan oleh Direktur Tim Monster Energy Yamaha Massimo Meregalli, yang menilai apa pun bisa terjadi dalam dua balapan tersisa. Peluang Quartararo juara masih terbuka.
”Selisihnya hanya 14 poin dan masih ada dua balapan lagi. Apa pun bisa terjadi di MotoGP, jadi kami perlu mempersiapkan diri menghadapi itu dan kembali meraih sesuatu yang sudah lama tidak kami raih (kemenangan). Kami memerlukan balapan yang sangat bagus di Malaysia pekan depan untuk membalikkan lagi persaingan juara,” ucap Meregalli.