Liverpool tak diunggulkan saat menjamu Manchester City, tim tertajam di Eropa saat ini, Minggu. Namun, Liverpool telah mempersiapkan cara meredam ”The Citizens” dan stiker Erling Haaland.
Oleh
MUHAMMAD IKHSAN MAHAR
·4 menit baca
LIVERPOOL, SABTU — Menjamu Manchester City di Stadion Anfield, Minggu (16/10/2022) pukul 22.30 WIB, ibarat misi mustahil bagi Liverpool. Meskipun bermain di rumah sendiri, ”Si Merah” akan sulit untuk mengimbangi sang juara bertahan Liga Inggris karena masalah inkonsistensi dan buruknya kinerja pertahanan.
Gawang Liverpool telah kebobolan 12 gol dari delapan laga Liga Inggris pada musim ini. Enam gol di antaranya tercipta pada dua laga terakhir, yaitu versus Brighton & Hove Albion dan Arsenal.
Penampilan bek tengah, Virgil van Dijk, dan bek sayap kanan, Trent Alexander-Arnold, menjadi sorotan. Kedua bek adalan Liverpool itu gagal tampil bagus dan mudah dikelabui pemain depan lawan sepanjang awal musim ini.
Liverpool menghadapi rata-rata 9 tembakan lawan per laga. Sebanyak 17 persen tembakan lawan mampu dikonversi menjadi gol. Tingkat kebobolan Liverpool bisa lebih tinggi jika mereka tidak memiliki Alisson Becker di depan gawang. Performa kiper tim nasional Brasil itu menjadi pelipur lara Liverpool. Ia menghasilkan 2,5 penyelamatan per laga di Liga Inggris.
Sebaliknya, City adalah tim yang amat tajam dan tak terbendung hingga pekan kesembilan Liga Inggris musim ini. Mereka telah membuat 33 gol atau rata-rata 3,6 gol per laga. Catatan itu membuat City sebagai tim paling produktif di lima liga terbaik Eropa.
Ketajaman City itu tidak lepas dari performa gemilang striker debutan, Erling Haaland. Total 15 gol telah ia buat, mengungguli beberapa ”predator” gol di Liga Inggris dalam beberapa musim terakhir, seperti Harry Kane dan Mohamed Salah.
Haaland jelas akan menjadi mimpi buruk bagi Liverpool. Pemain asal Norwegia itu rata-rata hanya membutuhkan 1,6 tembakan mengarah ke gawang untuk mencatatkan namanya di papan skor.
Sekarang, kami sadar, keberanian itu akan membuka ruang di pertahanan kami karena saat ini kami belum bisa menyamai level permainan kami pada musim lalu. (Juergen Klopp)
Diakui Van Dijk, amat sulit menghentikan Haaland dan City. Ia menilai Haaland telah berkembang pesat dibandingkan ketika mereka terakhir kali berjumpa di ajang Community Shield, Agustus lalu.
”Saya ingat, setelah Community Shield, banyak orang meremehkannya. Lalu, saya berkata, ’orang ini (Haaland) akan menghadirkan mimpi buruk bagi banyak bek’. Ia telah membuktikannya dan menunjukkan level konsistensi yang luar biasa,” ujar Van Dijk kepada TV2.
”Kami harus menghentikan bola mengarah kepada Haaland, bertahan dengan level tertinggi, dan bermain dengan performa terbaik. Itu yang harus kami lakukan ketika melawan City,” ungkap Van Dijk tentang cara meredam City.
Keberanian
Dalam tiga duel musim lalu, Liverpool dua kali menahan ”The Citizens” di Liga Inggris dan sekali menang, yaitu di semifinal Piala FA. Kunci kemenangan Si Merah itu adalah keberanian mengimbangi agresivitas dan garis pertahanan tinggi City.
Namun, berbagai masalah Liverpool pada musim ini membuat Manajer Liverpool Juergen Klopp akan mengerem keberanian taktiknya untuk mengimbangi City di Anfield. Menurut dia, jika meladeni permainan high press City, Liverpool berpeluang meninggalkan ruang besar di zona pertahanannya sendiri.
”Sekarang, kami sadar, keberanian itu akan membuka ruang di pertahanan kami karena saat ini kami belum bisa menyamai level permainan kami pada musim lalu. Saya akan memikirkan sistem yang memastikan kami bisa bertahan dengan performa terbaik ketika mereka menguasai bola,” kata Klopp seperti dikutip Liverpool Echo.
Klopp pun masih perlu melihat kondisi terakhir pemain andalannya, seperti Ibrahima Konate, Fabinho, dan Salah, sebelum menentukan formasi tim untuk menghadapi City. Klopp mulai meninggalkan formasi favoritnya, 4-3-3, dalam tiga laga terakhir.
Adapun Manajer City Pep Guardiola enggan meremehkan sang lawan yang berada di peringkat ke-11 dan tertinggal 13 poin dari timnya. Ia bahkan masih menganggap Liverpool sebagai salah satu kandidat juara Liga Inggris pada musim ini.
”Saya tahu kualitas dan karakter mereka. Jika hanya tersisa 10 laga, saya bisa katakan mereka tidak akan bisa bersaing. Namun, saat ini, semuanya masih mungkin terjadi,” kata Guardiola.
Apa pun kondisi yang tengah dihadapi Liverpool, kata Guardiola, anak asuhannya wajib tampil dengan performa terbaik. Menurut Guardiola, hanya penampilan maksimal yang bisa membantu City membawa pulang poin penuh dari Anfield.
”Anda harus memenangkan duel, berada di level terbaik ketika tanpa bola, aktif untuk memperebutkan bola kedua, dan banyak hal positif lainnya harus diperagakan. Di Anfield, menang atau kalah, kami akan selalu bermain dengan identitas yang luar biasa,” ujarnya.
Gaya bahasa Guardiola yang menolak untuk meremehkan sang lawan juga ditunjukkannya jelang menghadapi Manchester United, 2 Oktober lalu. Hasilnya, City menghancurkan sang rival sekota, 6-3. (AFP)