Quartararo Terpuruk di Thailand akibat Salah Tekanan Ban
Kepala mekanik Fabio Quartararo, Diego Gubellini, mengakui kesalahannya dalam menentukan tekanan ban di Thailand sehingga ”El Diablo” terpuruk dan marah besar. Kesalahan itu dipastikan tidak terulang di Phillip Island.
Oleh
AGUNG SETYAHADI
·5 menit baca
AFP/MANAN VATSYAYANA
Pebalap Monster Energy Yamaha, Fabio Quartararo, pada balapan Grand Prix MotoGP Thailand di Sirkuit internasional Buriram, Buriram, Thailand, 2 Oktober 2022.
PHILLIP ISLAND, KAMIS — Tekanan ban yang terlalu tinggi dikonfirmasi oleh Kepala Mekanik Fabio Quartararo, Diego Gubellini, sebagai penyebab performa pebalap Monster Energy Yamaha itu jeblok dalam balapan MotoGP seri Thailand, dua pekan lalu. Gubellini pun mengakui dirinya salah dalam hal itu, dan menegaskan kesalahan serupa tidak akan terulang di Phillip Island, Australia, akhir pekan ini.
Balapan di Australia berpeluang berlangsung dalam kondisi basah, mirip dengan di Buriram, Thailand, saat Quartararo finis di poisisi ke-17 dan gagal meraih poin.
”Pada dasarnya saya melakukan kesalahan dalam tekanan ban karena tanpa data dari latihan bebas kami mengawali (balapan) dengan referensi yang kami miliki. Itu jelas salah karena menyebabkan daya cengkeram (ban) sangat rendah, dan mustahil bagi Fabio untuk tampil seperti yang biasa dia lakukan dalam kondisi seperti itu,” ujar Gubellini kepada MotoGP di Phillip Island, Kamis (13/10/2022).
Balapan seri Thailand membuat semua tim kesulitan karena tidak memiliki data latihan dalam kondisi trek sangat basah. Kondisi itu yang menyebabkan kru Quartararo salah menentukan tekanan ban sehingga daya cengkeram sangat rendah. Pebalap berjuluk ”El Diablo” itu pun langsung kehilangan 13 posisi dalam lap pertama, dan tidak beranjak dari posisi ke-17 hingga finis. Padahal, Quartararo sebelumnya bisa tetap kompetitif dalam kondisi trek basah, salah satunya saat finis di podium kedua di Mandalika, Maret lalu.
AP/KITTINUN RODSUPAN
Pebalap Yamaha, Fabio Quartararo (depan), memimpin tiga pebalap lain pada balapan Grand Prix MotoGP Thailand di Sirkuit internasional Buriram, Buriram, Thailand, 2 Oktober 2022.
”Tahun ini dia melakukan banyak sesi yang bagus dan balapan yang bagus dalam kondisi basah, jadi itu seharusnya bisa jauh lebih baik. Kami mengalami itu karena tidak melakukan latihan dalam kondisi seperti itu (basah), itu alasan utamanya,” ucap Gubellini, yang selalu bersama Quartararo sejak di tim Petronas SRT Yamaha.
Kondisi itu membuat Quartararo kecewa berat dan sangat marah. Seusai balapan, dia langsung meninggalkan garasi tim dan menenangkan diri di ruangan personal. Dia memutuskan tidak berbicara dengan kru timnya serta wartawan supaya tidak berkomentar menyalahkan anggota timnya. Dalam konferensi pers di Phillip Island, Kamis, Quartararo meminta maaf tidak menemui wartawan yang menunggunya di pusat media Sirkuit Internasional Chang.
”Saya mengharapkan balapan yang jauh lebih baik, itu pasti. Namun, kami melakukan kesalahan sejak awal, berawal dari tekanan ban yang sangat tinggi, dan di akhir balapan, itu sangat berat,” kata Quartararo.
”Saya memutuskan untuk tidak berbicara kepada media. Saya meminta maaf kepada semua yang ada di Thailand. Ya, itu sangat berat,” ucap Quartararo.
Gubellini pun mengakui, Quartararo tidak ingin mengeluhkan terkait dengan hal-hal teknis saat dalam kondisi panas. Dia selalu berusaha menjaga suasana tim supaya tetap bisa bekerja maksimal dalam balapan-balapan berikutnya.
AFP/GLENN NICHOLLS
Pebalap Monster Energy Yamaha, Fabio Quartararo, mengikuti konferensi pers di Phillip Island, Australia, Kamis (13/10/2022), jelang Grand Prix MotoGP Australia di Sirkuit Phillip Island, akhir pekan ini.
”Pada dasarnya dia frustrasi karena dia tahu bisa menjalani balapan yang bagus meskipun dalam kondisi trek basah. Sayangnya, tekanan ban menyebabkan itu tidak mungkin. Dia marah, itu wajar, karena dia sedang bersaing meraih gelar juara,” ucap Gubellini.
”Dan dia juga orang yang tidak mau berbicara dengan kru (dalam kondisi marah) karena kami selalu bekerja bersama-sama dan kami berusaha dengan maksimal. Dalam kondisi seperti itu, dia berusaha tidak membahas itu, tidak mengeluhkan terkait dengan hal-hal teknis meskipun dia benar. Bagi saya, itu alasannya,” ujar Gubellini terkait mengapa Quartararo tidak langsung berbicara dengan krunya di Buriram.
Itu jelas salah karena menyebabkan daya cengkeram (ban) sangat rendah, dan mustahil bagi Fabio untuk tampil seperti yang biasa dia lakukan dalam kondisi seperti itu.
Quartararo belajar banyak dari pengalaman musim 2020 yang mengecewakan saat dia bisa melesat kencang, sempat memimpin klasemen pebalap, tetapi peluang juara hilang karena masalah keandalan M1. Waktu itu dia menyampaikan keluhan dalam kemarahan sehingga masukan yang dia sampaikan ke kru mekanik tidak bisa ditangkap dengan jernih. Akibatnya, dalam balapan berikutnya, perbaikan performa yang diharapkan tidak signifikan.
Quartararo mengubah pendekatan saat mengalami masalah pelik pada musim 2021 setelah menjalani konseling psikologis untuk mengelola amarah. Dia pun menjadi pebalap yang jauh lebih tenang sehingga bisa jernih dalam menyampaikan apa yang dia inginkan terkait dengan setelan motor. Para mekanik pun lebih mudah menangkap apa yang diinginkan Quartararo.
AFP/GLENN NICHOLLS
Empat dari lima pebalap teratas klasemen sementara, dari kiri ke kanan peringkat kelima Jack Miller dan peringkat kedua Francesco Bagnaia, keduanya dari tim Ducati Lenovo, peringkat teratas Fabio Quartararo (Yamaha), dan peringkat ketiga Aleix Espargaro dari tim Aprilia menghadiri konferensi pers di Phillip Island, Australia, Kamis (13/10/2022), jelang Grand Prix MotoGP Australia di Sirkuit Phillip Island, akhir pekan ini.
Kondisi balapan basah, seperti di Thailand, berpeluang terjadi di Phillip Island, yang sudah diguyur hujan pada Kamis. Trek di tepi pantai itu tergenang di beberapa bagian, dan potensi cuaca buruk diprakirakan berlangsung hingga hari balapan, Minggu (16/10/2022). Selain hujan, angin dingin dengan suhu satu angka juga berpotensi terjadi sehingga menambah rumit penentuan setelan motor serta manajemen ban.
”Sekarang, dengan data yang lebih banyak, kami bisa mengevaluasi situasi (dengan baik), dan kami memiliki peluang untuk tidak mengulangi masalah seperti itu. Sudah pasti, sekarang kami lebih mengetahui situasi untuk mengelola ban dalam kondisi seperti ini. Saya cukup percaya diri (Quartararo bisa kompetitif) karena dalam kondisi apa pun dia bisa tampil sangat bagus,” kata Gubellini yang turut mengantar Quartararo meraih gelar juara MotoGP 2021.
”Pada dasarnya kami memperbaiki beberapa parameter untuk mendapatkan setelan yang tepat dalam kondisi seperti ini meskipun tanpa latihan, dan saya yakin dengan itu,” ujar Gubellini.
Terkait dengan peluang Quartararo dalam tiga balapan terakhir musim ini, Gubellini pun optimistis pebalapnya akan bisa kompetitif. Dia sosok yang mampu menutup kelemahan motor dengan adaptasi gaya membalapnya. Saat ini, Quartararo hanya unggul dua poin atas pesaing terdekat, pebalap tim pabrikan Ducati, Francesco Bagnaia.
”Sejak awal musim ini, kami bertarung dengan banyak pebalap Ducati. Pada dasarnya, situasi teknikal kami bukan yang terbaik, tetapi Fabio bisa bertarung di setiap balapan. Hal itu membuat saya yakin dalam tiga balapan terakhir kami memiliki peluang untuk bertarung. Kami memiliki pebalap yang super bagus untuk mengompensasi kelemahan, kecepatan sebagai contoh, dan kita lihat saja. Kami di sini untuk bertarung meraih gelar juara hingga balapan terakhir,” kata Gubellini.