Tim Gabungan Independen Pencari Fakta atau TGIPF terus mengkaji data dan fakta terkait tragedi Kanjuruhan di Malang, Jawa Timur. Mereka akan mengumumkan hasil investigasinya ke publik jika telah selesai diverifikasi.
Oleh
Christina Mutiarani Jeinifer Sinadia
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS - Tim Gabungan Independen Pencari Fakta atau TGIPF mulai mengkaji data dan fakta terkait tragedi Kanjuruhan di Malang, Jawa Timur, yang menewaskan setidaknya 131 orang. Mereka mengadakan pertemuan bersama sejumlah tim dari asosiasi pesepak bola, aparat kepolisian, dan pemerintah terkait, untuk menggabungkan dan mengonfirmasi hasil investigasi awal.
Anggota TGIPF, Anton Sanjoyo, saat dihubungi, Senin (10/10/2022), mengatakan, pihaknya telah mengadakan pertemuan bersama Komisi Kepolisian Nasional, Asosiasi Pesepakbola Profesional Indonesia, Kementerian Kesehatan, Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, dan Kementerian Sosial. Agenda pertemuan yang berlangsung di Kantor Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam) itu dilakukan untuk memvalidasi data dan fakta yang ditemukan TGIPF saat berada di Malang.
“Per sore ini, kami sudah bertemu dengan sejumlah pihak untuk saling mencocokkan data,” ujar Anton.
Ia menerangkan, pembahasan dalam pertemuan tersebut belum bisa disampaikan secara mendetail karena masih perlu dikonfirmasi dan diverifikasi kembali. Kendati begitu, Anton memastikan, hasil pengkajian tersebut akan disampaikan kepada publik.
“Kami belum bisa menyampaikan seperti apa detailnya sekarang karena masih harus dikonfirmasi lagi. Tapi, yang pasti, akan kami sampaikan kepada publik apabila hasil pengkajiannya sudah rampung,” ucap Anton.
Setelah pertemuan hari ini, TGIPF dijadwalkan akan bertemu perwakilan dari Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) dan PT Liga Indonesia Baru (LIB) pada Selasa (10/10/2022).
Langkah positif
Adapun langkah TGIPF tersebut dinilai positif. Ketua Paguyuban Suporter Timnas Indonesia Ignatius Indro, mengatakan, TGIPF benar-benar mencari informasi terkait masalah sepak bola dari hulu ke hilir. “Saya melihat langkah TGIPF cukup baik. Selain bergerak langsung ke Malang, mereka juga mencari tahu masalah apa yang terjadi di dunia sepak bola Indonesia. Mereka transparan dan terbuka dengan masukan-masukan dari kami (komunitas suporter),” ujar Indro.
Rekomendasi yang diberikan bisa menjadi acuan untuk perbaikan kompetisi sepak bola. Contohnya, soal jadwal pertandingan, cara penanganan suporter di stadion, dan seperti apa seharusnya infrastruktur stadion. (Ignatius Indro)
Indro berharap, TGIPF mempertahankan keterbukaan tersebut untuk menghasillkan rekomendasi yang tepat bagi otoritas olahraga dan pemangku kepentingan sepak bola di Tanah Air.
“Harapan ke depannya, semakin ada keterbukaan terkait fakta yang ditemukan di lapangan. Selain itu, rekomendasi yang diberikan bisa menjadi acuan untuk perbaikan kompetisi sepak bola. Contohnya, soal jadwal pertandingan, cara penanganan suporter di stadion, dan seperti apa seharusnya infrastruktur stadion," kata Indro saat dihubungi Senin sore.
Ia mengatakan, TGIPF juga harus merekomendasikan klub untuk terlibat dalam upaya mengedukasi suporternya. Selain itu, perlu juga sosialisasi kepada aparat keamanan agar tidak melakukan pendekatan kekerasan dalam pengamanan laga-laga sepak bola.