Momentum Mempererat Persatuan Sebelum Tahun Politik
Peringatan Sumpah Pemuda ke-94 tahun ini diharapkan menjadi momentum mempererat persatuan Indonesia. Hal itu menjadi modal untuk menghadapi tahun politik dua tahun ke depan, yang biasanya rawan menimbulkan perpecahan.
Oleh
ADRIAN FAJRIANSYAH
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS – Peringatan Sumpah Pemuda ke-94 pada 28 Oktober 2022 diminta tidak menjadi acara seremonial belaka. Nilai-nilai luhur persatuan dalam sejarah Sumpah Pemuda harus sungguh-sungguh dipelihara dan direfleksi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Apalagi dua tahun lagi, Indonesia memasuki tahun politik yang rawan menimbulkan perpecahan.
”Kita harus terus merawat nilai-nilai Sumpah Pemuda. Ingatkan lagi tekad pemuda-pemuda saat itu. Sebab, mulai tahun depan dan puncaknya 2024, kita akan masuk tahun politik. Sebagaimana kebiasaan, itu akan mengganggu kesatuan kita. Makanya, dengan peringatan Sumpah Pemuda, kita ingatkan lagi tekad masa lalu kita yang sama. Jangan sampai, apapun kegiatannya membuat perpecahan di antara kita,” ujar Menteri Pemuda dan Olahraga Zainudin Amali dalam Peluncuran Bulan Pemuda dalam Menyambut Hari Sumpah Pemuda ke-94 di Kantor Kemenpora, Jakarta, Senin (10/10/2022).
Peluncuran Bulan Pemuda Tahun 2022 diawali dengan shalawat, zikir, dan doa bersama untuk tragedi sepak bola di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, Sabtu (1/10/2022) sekaligus peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW. Ketika memulai sambutan, Zainudin pun mengajak semua hadirin mengheningkan cipta untuk mendoakan para korban tragedi Kanjuruhan dan berharap kejadian itu bisa terungkap secara tuntas serta terang benderang.
Zainudin mengatakan, masyarakat tidak boleh melupakan perjalanan sejarah terbentuknya bangsa dan negara ini. Cikal-bakal terbentuknya Indonesia melalui ikrar Sumpah Pemuda di Batavia (Jakarta), 28 Oktober 1928. Untuk itu, sepatutnya Sumpah Pemuda diperingati setiap tahun.
Peringatan Sumpah Pemuda itu pun jangan hanya seremonial tetapi harus ada peningkatan kualitas dalam memaknainya. Sumpah Pemuda adalah tekad bersama para pemuda-pemudi yang berasal dari beragam latar belakang, berbeda suku, bangsa, bahasa, dan agama. ”Walau dari latar belakang berbeda-beda, tetapi dengan tekad yang sama mereka bersatu dalam tanah air, bangsa, dan bahasa yang sama. Semangat itu yang mengantarkan kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945,” kata Zainudin.
Tapi, karena menjaga nilai-nilai Sumpah Pemuda, Pancasila, dan Undang-Undang Dasar (UUD) 1945), Indonesia bisa bertahan hingga sekarang.
Menurut Zainudin, kalau sejarah itu mulai dilupakan, ini menjadi tanda-tanda bahwa keutuhan bangsa dan negara ini terancam. Hal itu jangan dianggap remeh. Jangan terlena bahwa Indonesia akan aman tanpa gangguan selamanya. Sebab, sejak berdiri, Indonesia justru silih berganti mengalami banyak ancaman dan gangguan dari dalam maupun luar. ”Tapi, karena menjaga nilai-nilai Sumpah Pemuda, Pancasila, dan Undang-Undang Dasar (UUD) 1945), Indonesia bisa bertahan hingga sekarang,” tuturnya.
Zainudin menuturkan, semua pihak jangan pernah lelah untuk mengingatkan semangat Sumpah Pemuda dan kebhinekaan yang ada. Sebab, ancaman yang ada semakin banyak dan bisa membuat suatu negara pecah berkeping-keping, seperti yang dialami adikuasa Uni Soviet dan Yugoslavia.
Pemuda sebagai jawaban
Deputi Bidang Pengembangan Pemuda Kemenpora sekaligus Ketua Pelaksana Nasional Hari Sumpah Pemuda Asrorun Ni’am Sholeh mengutarakan, sebulan terakhir jelang peringatan Sumpah Pemuda tahun ini, mereka berupaya menggelorakan kembali semangat dan demam kepemudaan. Mereka mencoba lebih menggali sisi kreatif pemuda-pemudi masa kini. ”Kami juga mengubah pendekatan kepada pemuda dari pendekatan obyek menjadi subyek sehingga ada partisipasi langsung dari mereka. Semua kegiatan yang ada dibuat dari pemuda kembali ke pemuda,” ucapnya.
Bagi Asrorun, pemuda adalah jawaban dalam menghadapi tantangan bangsa, mulai dari masa lalu, hari ini, besok, dan di masa depan. Tak lama lagi, Indonesia akan memasuki fase baru dalam sejarahnya. Momentum itu ditandai dengan perpindahan Ibu Kota Negara dari DKI Jakarta ke Nusantara, Kalimantan Timur. ”Pemuda merupakan jawaban menyambut semangat baru Indonesia di Kota Nusantara mendatang,” jelasnya.
Adapun Bulan Pemuda tahun ini diisi dengan 19 kegiatan, antara lain sayembara logo Sumpah Pemuda ke-94. Kemudian, apresiasi wirausaha muda, pekan kreativitas pemuda, pelatihan kepemimpinan pemuda, apresiasi pemuda berprestasi internasional, olimpiade pemuda indonesia, Tiktok challenge, senam aerobik nasional, dan puncaknya upacara Sumpah Pemuda ke-94 di Kota Nusantara.