Kekalahan telak 1-5 dari Malaysia membuat mimpi Indonesia tampil di Piala Asia U-17 2023 meredup. Faktor kelelahan dan kehilangan M Iqbal Gwijangge membuat ”Garuda Muda” tampil buruk.
Oleh
MUHAMMAD IKHSAN MAHAR
·4 menit baca
BOGOR, KOMPAS — Dua kendala yang menghantui tim Indonesia jelang melawan Malaysia pada kualifikasi Piala Asia U-17 2023, Minggu (9/10/2022) malam WIB, di Stadion Pakansari, Bogor, Jawa Barat, gagal ditutupi. Alhasil, ”Garuda Muda” asuhan Bima Sakti dilumat Malaysia, 1-5, sehingga peluang menembus Piala Asia sangatlah tipis.
Kendala pertama yang menyebabkan Indonesia bertekuk lutut kepada ”Harimau Malaya” adalah kelelahan. Bermain empat laga dalam tujuh hari beruntun menguras energi skuad.
Waktu istirahat yang hanya satu hari di setiap laga tidak cukup membuat para pemain Indonesia bisa mengembalikan kebugarannya. Barisan pemain penting Indonesia, seperti Arkhan Kaka Putra, Muhammad Nabil Asyura, dan Sulthan Zaky Pramana, gagal menampilkan permainan terbaiknya.
Kaka, yang memiliki akurasi tinggi dalam tembakan, misalnya, gagal mencetak gol saat telah berdiri bebas di kotak penalti. Momen itu tercipta di detik ke-85. Sepakan Kaka hanya membentur mistar gawang lawan. Meskipun bisa mencetak gol hiburan bagi Indonesia di menit 90+3, Kaka kehilangan sentuhan dan pergerakan apiknya di kotak penalti lawan. Kaka mencetak gol setelah memanfaatkan tepisan kiper Malaysia, Muhammad Farish Farhan.
Kendala kedua adalah absennya sang kapten yang juga bek tengah, Muhammad Iqbal Gwijangge, akibat akumulasi kartu kuning. Tanpa Iqbal, Bima memberikan ban kapten kepada Zaky. Posisi Iqbal sebagai tandem Zaky, pemain akademi PSM Makassar, diberikan kepada Femas Aprian Crespo. Hanya, keputusan Bima itu tidak berjalan sesuai rencana.
Zaky gagal menggantikan peran Iqbal sebagai pemimpin sekaligus pengatur koordinasi di lini belakang. Adapun Crespo, yang berposisi murni sebagai gelandang bertahan, kerap melakukan kesalahan yang memudahkan Malaysia membongkar pertahanan Garuda Muda.
Ketika menguasai bola di garis tengah lapangan pada menit ke-20, misalnya, Crespo terlalu bernafsu melewati striker Malaysia, Muhammad Anjazmirza. Akan tetapi, bola justru bisa direbut Anjasmirza. Malaysia lantas menginisiasi serangan balik dengan posisi tiga pemain menyerang. Sementara di kubu pemain Indonesia hanya tersisa Zaky. Hasilnya, Malaysia bisa mencetak gol kedua melalui sepakan Muhammad Arami Wafiy.
Gol-gol Malaysia tercipta sangat cepat sehingga membuat mental pemain menurun. Saya berharap kelemahan mental ini bisa menjadi ajang pembelajaran pemain untuk karier mereka selanjutnya.
Pelatih Indonesia Bima Sakti meminta maaf kepada insan sepak bola Tanah Air karena kekalahan dari Malaysia. Meskipun telah mempersiapkan diri bermain tanpa Iqbal, kata Bima, buruknya koordinasi lini belakang menjadi faktor utama dari kekalahan telak itu.
”Bisa jadi kekalahan ini akibat kelelahan. Kami seharusnya bisa melakukan rotasi lebih sering di awal-awal laga. Jadi, hasil buruk ini kesalahan dari pelatih, bukan pemain,” ujar Bima seusai laga itu.
Hasil laga terakhir itu sangat mengecewakan Bima dan pemain Indonesia. Mayoritas anggota skuad Garuda Muda pun menangis di akhir laga. Padahal, mereka hanya butuh hasil imbang untuk menyegel tiket ke Piala Asia sebagai juara grup.
”Gol-gol Malaysia tercipta sangat cepat sehingga membuat mental pemain menurun. Saya berharap kelemahan mental ini bisa menjadi ajang pembelajaran pemain untuk karier mereka selanjutnya,” ucap Bima.
Serangan balik
Kelima gol Malaysia diawali skema serangan balik cepat melalui kedua sisi sayap. Tim tamu lebih banyak menunggu pemain Indonesia menguasai bola dan menyerang. Setelah bisa direbut kembali, bola langsung diarahkan kepada dua penyerang sayap yang memiliki kecepatan tinggi, yakni Arami dan Muhammad Danish Iskandar.
Gol pertama Malaysia dicetak oleh Muhammad Zainurhakimi Zain setelah memanfaatkan umpan silang ketika laga baru berjalan 17 menit. Setelah mencetak gol kedua di menit ke-20, Malaysia hanya butuh tiga menit berselang untuk mencatatkan skor ketiga lewat sepakan Anjasmirza. Umpan silang pemain Malaysia menjadi momok Indonesia. Gol keempat Malaysia yang dicetak Muhammad Afiq Danish juga diawali serangan dari sisi luar lapangan. Kemenangan mutlak Malaysia dikunci melalui eksekusi penalti Arami di menit ke-39.
Pelatih Malaysia Osmera bin Omaro menegaskan, lolos ke Piala Asia U-17 2023 menjadi pelampiasan atas kegagalan mereka lolos dari fase grup Piala AFF U-16 2022. ”Pemain saya bisa melaksanakan semua arahan dan menampilkan performa top,” ujar Osmera.
Indonesia menutup kualifikasi di Grup B dengan berada di peringkat kedua berkat koleksi sembilan poin dari empat laga. Peluang Indonesia untuk tampil di Piala Asia U-17 2023 hanya bisa didapat melalui jalur predikat peringkat kedua terbaik.
Namun, kans Indonesia meraih salah satu dari enam tiket sebagai jatah peringkat kedua terbaik amat berat. Dari 10 grup kualifikasi, terdapat enam grup yang hanya berisikan empat tim. Kemenangan telak Indonesia, 14-0, atas tim juru kunci Grup B, yakni Guam, dan tim peringkat keempat, Palestina, dieliminasi dalam perhitungan peringkat kedua terbaik itu.
Maka, Indonesia dianggap hanya mengemas tiga poin, yaitu atas Uni Emirat Arab. Saat itu, Indonesia menang tipis 3-2. Indonesia saat ini menempati posisi ketujuh dalam penghitungan runner-up terbaik.