Berkat Erling Haaland, City melampaui standar setinggi langit yang telah diciptakan musim-musim sebelumnya. Haaland tidak hanya bersinar seorang diri, tetapi juga meningkatkan level rekan-rekannya.
Oleh
KELVIN HIANUSA
·4 menit baca
MANCHESTER, SABTU – Setelah pekan kesembilan, Manchester City semakin terlihat bagai tim dari planet lain. Sang juara bertahan mampu mengalienasi diri berkat kualitas individu yang sedang dalam bentuk terbaik. Para individu itu bersemi, membentuk benteng yang tidak bisa sentuh tim pesaing.
“The Citizens” kembali menunjukkan dominasi setelah menang mudah atas Southampton dengan skor 4-0 di Stadion Etihad, pada Sabtu (8/10/2022). Jangankan mencetak gol, tim tamu terpaksa pulang tanpa sekali pun menembak tepat sasaran.
Manajer Southampton Ralph Hasenhuttl sampai bingung tentang kualitas timnya sendiri. “Apakah mereka lebih baik (musim ini) atau memang kami yang tidak berada dalam level mereka? Ketika tidak menguasai bola biasanya kami mampu menahan, tetapi sekarang mereka mampu memecahkan itu,” ucapnya.
City pun masih menjadi satu-satunya yang belum terkalahkan di Liga Inggris musim ini, dengan tujuh kali menang dan dua kali seri. Mereka sudah mencetak 33 gol, dengan diferensiasi gol dengan kemasukan hingga +24. Artinya mereka bisa mengungguli tim lawan nyaris rerata tiga gol setiap laga.
Catatan menawan tim asuhan manajer Josep Guardiola itu diikuti angka spesial dari para pemain. Penyerang Erling Haaland yang menyumbang satu gol kemarin, menambah pundi-pundi di liga jadi 15 gol. Dia hanya terpaut delapan gol dari peraih sepatu emas musim lalu, Son Heung-Min (23 gol).
Gelandang Kevin De Bruyne yang turut menambah satu asis, juga sudah mengoleksi 9 asis. Dia sudah melampaui catatannya musim lalu (8 asis) dan mendekati peraih pencetak asis terbanyak musim lalu, Mohamed Salah (13 asis).
Menariknya, sekarang masih bulan Oktober. City baru menjalani seperempat jadwal kompetisi. Dengan tren performa itu, tidak terbayang jumlah kontribusi De Bruyne dan Haaland pada akhir musim. Situasi tidak wajar itu cukup untuk menandakan “The Citizens” sedang berada di dunia berbeda.
City sudah mendominasi dalam era Guardiola, lima musim terakhir. Namun, musim ini mereka berada di level berbeda. Semua itu berkat kehadiran Haaland yang mampu menjadi monster di lini depan City. Dia tidak hanya mencetak gol, tetapi juga menarik gravitasi lini pertahanan lawan.
Apakah mereka lebih baik (musim ini) atau memang kami yang tidak berada dalam level mereka?
Menurut Hassenhuttl, mereka seperti harus memilih racun mana yang harus diminum. Ketika berfokus ke Haaland, pemain City lain bisa memanfaatkan lubang yang tercipta. Jika tidak dijaga ketat, Southampton ibarat menyediakan area pesta untuk Haaland.
Lihat saja dua gol City, dari Phil Foden dan Riyad Mahrez. Kedua gol itu tercipta karena dua bek tengah Southampton berfokus pada Haaland. Pada gol Foden, dua pemain sekaligus mengejar Haaland yang berlari ke arah kanan. Tidak ada yang mengikuti Foden ke arah kiri.
Guardiola percaya, Haaland membantu semua pemain di City tampil lebih baik. Termasuk De Bruyne. “Untuk Kevin (De Bruyne), memiliki ancaman seperti itu dengan kecepatan dan pergerakan tanpa bola (Haaland), itu sangat membantunya,” kata sang manajer.
Adapun empat asis De Bruyne musim ini dipersembahkan untuk gol Haaland. Kreativitas De Bruyne dan insting Haaland menjadi perpaduan mematikan di lini serang City. Guardiola tidak pernah punya tipe penyerang seperti itu sejak melatih “The Citizens”.
Guardiola pernah berkata ketika Sergio Aguero pindah klub, mungkin tidak ada yang bisa menggantikan sosoknya di City. Namun, hingga saat ini, Haaland tampak lebih baik dari penyerang City mana pun sepanjang sejarah klub.
Penyerang asal Norwegia itu punya segalanya. Mulai dari tubuh tinggi dan kekar, sprint cepat, tendangan keras, hingga insting pembunuh di depan gawang. Wajar saja jika ada petisi yang meminta Haaland dikeluarkan dari Inggris karena tidak adil. Dia begitu superior.
“Seperti penyerang lain, akan sempurna jika dia (Haaland) sedang berapi-api. Namun, jika tidak, banyak pemain lain yang mampu membuat perubahan. Pastinya semua menjadi lebih mudah dengannya. Orang yang berada di sekitarnya bisa bersinar terang,” puji Mahrez.
Di sisi lain, strategi transfer City merupakan salah satu kunci kesuksesan itu. Mereka hanya menggantikan pemain yang tidak berdampak pada sistem ala Guardiola. The Citizens hanya menambah beberapa pemain yang diketahui bisa menaikkan level tim.
Beberapa nama yang paling penting dalam sistem City, antara lain De Bruyne, Foden, Bernardo Silva dan Joao Cancelo. Mereka yang sudah bersama-sama dalam beberapa musim terakhir sudah sangat matang menjalankan sistem sang manajer. Alhasil, sepak bola City terasa sangat mengalir.
Hanya saja, dominasi City masih belum sahih. Mereka baru bertemu sekali tim papan atas, yaitu Manchester United. Ujian sebenarnya untuk City baru akan dihadapi pada pekan depan, saat bertemu runner-up musim lalu Liverpool. (AP/REUTERS)