Bermain tiga kali dalam lima hari dan seluruhnya pada waktu malam amat menguras stamina para pemain Indonesia U-17. Kelelahan ”Garuda Muda” jadi sinyal bahaya di ambang pintu lolos ke kualifikasi Piala Asia.
Oleh
I GUSTI AGUNG BAGUS ANGGA PUTRA
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Tim sepak bola Indonesia U-17 dibayangi kelelahan menjelang laga penentuan tiket juara Grup B Kualifikasi Piala Asia 2023 lawan Malaysia di Stadion Pakansari, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Minggu (9/10/2022) pukul 20.00 WIB. Kondisi itu membahayakan Indonesia yang hanya membutuhkan hasil imbang untuk lolos ke putaran final Piala Asia. Kendati demikian, ”Garuda Muda” berniat tampil maksimal dan tetap bermain menyerang.
Bayang-bayang kelelahan itu mulai terlihat ketika menghadapi Palestina di laga ketiga. Kreativitas para pemain muda untuk menyusun serangan sedikit tumpul.
Pada dua laga sebelumnya, mereka begitu klinis memanfaatkan peluang dan produktif mencetak gol. Tim asuhan pelatih Bima Sakti itu menaklukkan Guam, 14-0, dan membekap Uni Emirat Arab (UEA), 3-2. Tim yang menjadi juara Piala AFF U-16 ini menciptakan gol melalui cara yang kreatif. Mereka membangun serangan dari lini belakang hingga masuk ke area sepertiga lawan.
Kelebihan itu jarang terlihat melawan Palestina. Dua gol Indonesia tercipta dari upaya spekulatif Habil Abdillah Yafi. Gol pertama terjadi akibat kesalahan bek Palestina Ibrahim Alfuqaha mengantisipasi umpan silang Habil. Adapun gol kedua tercipta karena kiper Palestina berdiri sedikit jauh dari gawang, dan gagal menjangkau sepakan melengkung Habil.
”Ada sedikit penurunan performa pemain melawan Palestina. Walau kami akhirnya menang, itu yang terpenting. Sekarang, kami akan fokus untuk menghadapi Malaysia. Penurunan performa pemain mulai terlihat setelah lawan UEA. Banyak hal yang harus diperbaiki saat melawan Malaysia nanti,” kata Bima dalam konferensi pers seusai menghadapi Palestina, Jumat (7/10/2020) malam.
Bermain tiga kali dalam lima hari dengan hanya satu hari jeda istirahat antarlaga sangat memengaruhi fisik dan stamina para punggawa ”Garuda Muda”. Apalagi seluruh pertandingan Indonesia digelar pada malam hari, saat tubuh seharusnya beristirahat.
Salah satu pemain yang terlihat kelelahan adalah pencetak gol terbanyak Indonesia, Arkhan Kaka Putra. Pemain asal klub Persis Solo Youth itu bermain secara penuh melawan UEA dan mencetak dua gol.
Penampilan Kaka jauh menurun saat melawan Palestina. Relatif tidak ada upaya Kaka yang membahayakan gawang Palestina. Kaka hanya mampu beradu lari di 30 menit awal, setelah itu kehabisan stamina untuk membuka ruang ataupun mengejar bola. Kaka hanya mampu mencatatkan delapan operan sukses, terendah ketimbang pemain Indonesia lainnya. Melihat Kaka kelelahan, Bima menggantinya di pertengahan babak kedua.
Sinyal bahaya
Performa Kaka yang kurang optimal akibat kelelahan sedikit mengkhawatirkan. Dia adalah pemain yang paling diandalkan Bima untuk mencetak gol. Sejauh ini, Kaka menjadi pemain tersubur Indonesia dengan koleksi enam gol dari tiga laga.
Selain itu, kapten sekaligus bek tangguh ”Garuda Muda”, Muhammad Iqbal Gwijangge, dipastikan absen karena terkena hukuman akumulasi kartu kuning. Duet Iqbal bersama Sultan Zaky Pramana membuat pertahanan Indonesia kokoh dengan hanya kebobolan dua gol dari tiga laga.
Ada sedikit penurunan performa pemain melawan Palestina. Walau kami akhirnya menang, itu yang terpenting. Sekarang kami akan fokus untuk menghadapi Malaysia.
Namun, Bima mengaku tidak khawatir meski Iqbal absen. Menurut dia, kualitas pemain inti dan cadangan Indonesia setara. Saat satu pemain absen, dia bisa dengan mudah mencari pelapisnya.
”Saya bersyukur memiliki pemain yang siap semuanya. Di tim ini tidak ada pemain inti dan cadangan. Kalau satu pemain tidak bisa, pemain lainnya siap menggantikan. Banyak pemain lainnya yang bisa kita pasang di situ. Jadi, saya pikir tidak ada masalah dengan absennya Iqbal,” tutur Bima.
Beberapa upaya coba dilakukan Bima dan stafnya untuk memulihkan stamina para pemain secara cepat. Antara lain memilih berlatih di lapangan hotel daripada ke ke Stadion Pajajaran yang lokasinya cukup jauh. Dengan begitu, para pemain bisa menghemat waktu. Selain itu, tim pelatih mencoba memulihkan stamina pemain dengan terapi mandi es.
Bima menambahkan, meski pemain Indonesia kelelahan, Malaysia pun mengalami hal serupa. Stamina para pemain Malaysia berpotensi lebih terkuras setelah melewati laga yang keras melawan UEA. Di laga tersebut, para pemain Malaysia mendapatkan kepercayaan diri kembali seusai menang secara dramatis 3-2. Di laga sebelumnya, Malaysia hanya mampu bermain imbang 1-1 melawan Guam.
Indonesia membutuhkan satu poin lagi untuk mengunci posisi pemuncak Grup B. Indonesia memimpin grup dengan sembilan poin, sedangkan Malaysia di peringkat kedua dengan tujuh poin. Walau hanya membutuhkan hasil imbang untuk lolos, Bima tidak berniat bermain aman atau bertahan. Ia memastikan Indonesia akan tetap tampil menyerang untuk menyapu bersih kemenangan.
Begitu pentingnya laga melawan Malaysia membuat para pemain Indonesia berada dalam tekanan berat. Walau begitu, mereka yakin bisa mengatasi itu dan membawa Indonesia lolos ke Piala Asia. ”Kalau beban, memang pasti ada sedikit. Tapi, kami semua harus siap. Di pertandingan terakhir, insya Allah kami semua siap,” ujar Habil.