Doa Warga Surabaya untuk Korban Tragedi Kanjuruhan
Ribuan warga Kota Surabaya, Jawa Timur, menggelar doa bersama untuk para korban tragedi Kanjuruhan. Terselip harapan agar peristiwa kelam itu tak terulang dan tak ada lagi korban jiwa karena sepak bola.
Oleh
AGNES SWETTA PANDIA
·3 menit baca
SURABAYA, KOMPAS — Ribuan warga Kota Surabaya, Jawa Timur, bersama sejumlah pejabat dan pemain klub sepak bola Persebaya Surabaya menggelar doa bersama, Selasa (4/10/2022) malam. Doa bersama yang diiringi dengan menyalakan lilin dan meletakkan karangan bunga itu merupakan bentuk dukacita atas tragedi yang terjadi di Stadion Kanjuruhan, Malang.
Doa bersama yang digelar di Taman Surya, Surabaya, itu diikuti oleh sejumlah pejabat, antara lain Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi, Wakil Wali Kota Surabaya Armuji, pimpinan DPRD Surabaya, serta beberapa pejabat lain. Hadir juga ulama dan tokoh masyarakat dalam acara tersebut.
Acara doa bersama itu digelar untuk mendoakan para korban tragedi yang terjadi di Stadion Kanjuruhan pada Sabtu (1/10/2022) lalu. Berdasarkan data terakhir, jumlah korban yang meninggal dalam peristiwa itu sebanyak 130 orang. Selain doa untuk para korban, acara itu juga memunculkan harapan agar tragedi serupa tak lagi terulang.
Setelah menggelar doa bersama, Eri Cahyadi beserta para tamu undangan yang hadir menyalakan lilin dan menaruh rangkaian bunga di dekat air mancur Taman Surya. Hal itu dilakukan sebagai simbol berkabung sekaligus harapan akan hadirnya perdamaian serta persaudaraan.
”Saya berharap, dengan doa bersama ini, pertandingan Persebaya ke depan terus dijaga. Jangan sampai ini terjadi di Kota Surabaya, cukup kemarin yang terakhir,” kata Eri.
Dalam kesempatan itu, Eri juga berharap para suporter klub sepak bola bisa menjaga perdamaian satu sama lain. Hal ini penting agar tidak ada lagi korban jiwa yang jatuh karena sepak bola.
”Apalah arti dari kemenangan buat kita kalau ada korban jiwa dari saudara-saudara kita. Tunjukkan kalau semua bersaudara bagi seluruh suporter di seluruh Indonesia. Saya yakin Persebaya akan semakin jaya dengan doa para suporter,” ujarnya.
Selain doa untuk para korban, acara itu juga memunculkan harapan agar tragedi serupa tak lagi terulang.
Pelatih Persebaya Surabaya Aji Santoso turut menyampaikan rasa duka atas meninggalnya para korban dalam peristiwa di Stadion Kanjuruhan. Aji berharap peristiwa itu adalah yang terakhir kali terjadi di Indonesia.
”Mudah-mudah ini bisa menjadi titik balik merukunkan semua suporter di Indonesia. Betapa indahnya kalau suporter dari Persebaya dan Arema itu bersatu,” kata Aji.
Kapten tim Persebaya, Muhammad Alwi Slamat, juga berharap tragedi di Kanjuruhan menjadi yang terakhir. Alwi pun ingin suporter Persebaya dan Arema bisa berdamai dan menjadi saudara satu sama lain.
”Semoga nanti kedua suporter ke depannya juga bisa nonton bola bareng, meskipun itu main di Surabaya atau di Malang. Semoga bisa bersahabat, jangan jadi musuh,” tuturnya.
Seusai berdoa bersama dan meletakkan ribuan lilin dan bunga, para suporter yang hadir sempat berebut untuk berswafoto bersama Eri Cahyadi dan para pemain Persebaya di halaman Balai Kota Surabaya. Bahkan, ketika pemain Persebaya akan pulang, para suporter turut mengikuti arak-arakan rombongan.
Salah satu suporter Arema, Arga, turut hadir dalam doa bersama di Taman Surya. Tanpa canggung, ia berbaur dengan para suporter Persebaya sembari menaruh lilin dan karangan bunga.
”Saya harap sepak bola Indonesia semakin baik dan jangan sampai ada nyawa melayang lagi hanya karena menonton bola,” katanya.