Cegah Tragedi Kanjuruhan Berulang, Pemerintah Bakal Sosialisasikan Protokol Internasional
Pemerintah melihat masih banyak pemangku kepentingan yang belum mengetahui protokol internasional tentang penyelenggaraan ajang olahraga. Sosialisasi akan dilakukan untuk mencegah tragedi Kanjuruhan berulang.
Oleh
CYPRIANUS ANTO SAPTOWALYONO, MAWAR KUSUMA WULAN
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Kementerian Kesehatan bersama Kementerian Pemuda dan Olahraga akan mempelajari standar dan protokol penyelenggaraan kegiatan olahraga yang berlaku di semua organisasi internasional. Standar dan protokol tersebut selanjutnya akan disosialisasikan ke seluruh pemangku kepentingan sebagai upaya mencegah tragedi kerusuhan di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, terulang.
Sosialisasi dilakukan karena kemungkinan sebagian besar pemangku kepentingan belum mengetahui standar dan protokol ajang olahraga yang dibuat oleh organisasi-organisasi internasional.
”Kami akan duduk dengan Menpora. Semua organisasi olahraga internasional besar sudah ada standarnya. Standar-standar itu nanti akan kita pelajari bersama dengan Menpora dan kami akan sosialisasikan ke seluruh stakeholder,” kata Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin sesuai bertemu Presiden Joko Widodo di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Senin (3/10/2022).
Setidaknya 125 penonton sepak bola di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, tewas seusai laga pekan ke-11 BRI Liga 1 antara Arema FC dan Persebaya Surabaya, Sabtu (1/10/2022) malam. Tragedi itu berawal saat ribuan suporter, yang tak puas dengan hasil pertandingan 2-3 yang memenangkan Persebaya, turun ke lapangan. Polisi kemudian melepaskan tembakan gas air mata di dalam stadion yang masih dipenuhi penonton.
Kami akan duduk dengan Menpora. Semua organisasi olahraga internasional besar sudah ada standarnya. Standar-standar itu nanti akan kita pelajari bersama dengan Menpora, dan kami akan sosialisasikan ke seluruh stakeholder.
Budi mengungkapkan, sampai saat ini masih banyak pemangku kepentingan yang belum mengetahui standar dan protokol penyelenggaraan olahraga yang dibuat oleh organisasi-organisasi olahraga internasional. ”Saya saja terus terang, jujur, saya baru lihat yang aturannya FIFA mengenai tata caranya mesti begitu (tidak diperbolehkan penggunaan gas air mata). Kan, baru tahu juga,” ungkapnya.
Oleh karena itulah, pemerintah memutuskan untuk menyosialisasikan standar dan protokol tersebut kepada seluruh pemangku kepentingan hingga tingkat daerah. Ini penting agar tragedi serupa tak terulang di masa mendatang.
”Jadi, (pihak) yang tahu jangan hanya Menpora atau Kemenkes saja. Tapi Polri harus tahu, TNI harus tahu, organisasi-organisasi olahraga harus tahu, sampai ke daerah harus tahu bahwa standarnya tuh begini, protokolnya tuh begini, caranya begini, karena mungkin juga sebagian besar, kan, belum tahu,” ujar Budi.
Dalam pertemuan tertutup itu, lanjut Budi, Presiden Jokowi meminta agar korban ditangani dengan cepat. ”Kalau enggak salah yang masih dirawat ada 26 orang, itu mesti ditangani,” tuturnya.
Selain itu, Presiden juga mengingatkan agar ke depan penyelenggaraan ajang olahraga dipersiapkan dengan baik dan matang. Persiapan penting untuk mengantisipasi berbagai kemungkinan terjadi, termasuk kerusuhan seperti peristiwa di Kanjuruhan.
Terus memantau
Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak I Gusti Ayu Bintang Darmawati menuturkan bahwa anak-anak yang menjadi korban dalam tragedi sepak bola di Stadion Kanjuruhan sudah ditangani. ”Kami terus memantau bagaimana korban anak dan perempuan. Itu kami sudah ada pemantauan dan koordinasi dengan dinas pengampu urusan perempuan dan anak. Alhamdulillah, sekarang ini (sudah) ada penanganan yang sangat baik dilakukan Gubernur (Jatim),” kata Bintang.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyatakan prihatin dan turut berduka atas insiden di Stadion Kanjuruhan. Ia pun berharap kejadian serupa tidak terulang lagi. Airlangga menegaskan bahwa seluruh panitia yang bertanggung jawab juga harus dimintai pertanggungjawaban.
”Tentu kami semua prihatin dan turut berduka dan mendoakan keluarga dan tentunya meminta pemda (pemerintah daerah) untuk menangani secara baik,” ujarnya.
Menurut Airlangga, insiden di Kanjuruhan ini merupakan kejadian luar biasa yang juga menjadi perhatian dunia. ”Tentu ini menjadi catatan bahwa dalam setiap penyelenggaraan, setiap kegiatan yang melibatkan penonton yang banyak, unsur kesehatan, unsur keamanan, unsur keselamatan menjadi hal utama,” tambah Airlangga.
Airlangga menegaskan bahwa Pemerintah Indonesia sebenarnya sudah siap dengan berbagai protokol terkait penyelenggaraan liga sepak bola di Indonesia. ”Dimulai dengan tanpa penonton, artinya kita kembangkan secara gradual. Namun, sangat disayangkan dan tentu ini kejadian terjadi di Malang,” ucapnya.