Zion Williamson menghabiskan lebih banyak cedera pada awal kariernya. Setelah bertransformasi, salah satu bintang muda paling potensial di NBA itu terlihat sangat siap terbang tinggi pada musim baru.
Oleh
KELVIN HIANUSA
·4 menit baca
Bintang muda New Orleans Pelicans, Zion Williamson (22), jauh lebih kurus jelang musim baru NBA. Tumpukan lemak di bagian perutnya menghilang. Hanya tampak bagian dada yang menonjol ketika dia berada dalam balutan jersei. Otot bisep di lengannya juga mengecil, menjadi lebih padat dan kering.
Pemandangan itu terlihat ketika sang forward menjalani kamp pelatihan terbuka di Smoothie King Center, New Orleans, Amerika Serikat, Minggu (2/10/2022). Di depan 6.500 penonton, Williamson melakukan atraksi dunk berkali-kali. Dia ”terbang” dengan begitu mudah, juga sangat menyakinkan saat mendarat.
”Fokus saya sepanjang musim panas adalah ke bentuk fisik terbaik. Hasilnya, saya merasa berada dalam kondisi terbaik saat ini. Saya bisa berlari lebih cepat, melompat lebih tinggi, dan merasa hebat,” kata Williamson.
Williamson, pilihan urutan pertama Draft NBA 2019, begitu bahagia jelang musim baru yang akan dimulai dua pekan lagi. Dia ingin mengubah kisah pahit pada awal karier yang lebih banyak diwarnai cedera. Adapun dia akan kembali tampil di liga setelah absen selama sekitar 500 hari.
Sejak menjadi rookie, dia lebih banyak menjalani hari-hari di ruang perawatan dibandingkan bermain. Akibat cedera, dia hanya membela Pelicans sebanyak 85 kali dalam tiga musim atau hanya 34,5 persen dari keseluruhan jumlah laga musim reguler.
Pemain berbadan gempal itu mengawali karier dengan cedera robek meniskus lutut pada musim debut di NBA. Dia pun hanya bisa tampil 24 kali. Di musim kedua, dia bisa bermain cukup banyak, yaitu 61 kali, tetapi harus absen pada laga tersisa akibat cedera jari tangan.
Williamson tidak pernah tampil lagi sejak cedera itu, pada Mei 2021. Saat akan kembali pada musim panas 2021, dia mengalami patah tulang kaki yang berujung ke ruang operasi. Alhasil, pemain yang kerap dijuluki penerus legenda hidup NBA, Shaquille O’Neal, itu absen sepanjang musim lalu.
Z (panggilan Williamson) tampak luar biasa, dari soal kecepatan hingga kekuatan. Yang menonjol adalah kekuatannya lebih dari apa pun. (Willie Green)
Mengapa transformasi tubuhnya menjadi sorotan? Sebab, tubuh besar Williamson merupakan faktor utama rentetan cederanya. Seperti disampaikan dalam film dokumenter ESPN, dengan berat lebih dari 100 kilogram, Williamson seolah-olah menyiksa tubuhnya sendiri setiap kali melompat.
Masalahnya, Williamson adalah salah satu pemain paling eksplosif di NBA. Dia pernah tercatat melompat vertikal setinggi 114,3 sentimeter, lebih tinggi dibandingkan megabintang dengan kemampuan superatletis, LeBron James (111,7 cm). Bedanya, James lebih ringan belasan kilogram.
Sepatu terbelah
Besarnya beban di kaki Williamson pernah terekam saat sang pemain masih membela Universitas Duke. Akibat terlalu eksplosif, sepatu Nike miliknya sampai terbelah dua di lapangan. Insiden itu merupakan kejadian langka yang menggemparkan dunia, sampai membuat saham Nike sempat jatuh.
Penurunan berat Williamson pada musim ini bisa mengembalikan potensi terbaiknya, mengingat dia sudah sempat menurunkan berat tubuhnya pada musim 2020-2021. Awalnya, saat menjadi rookie, bobot tubuhnya 128 kg. Bobot itu lantas berkurang, menjadi 117 kg. Meskipun bermain cukup banyak, faktanya, penurunan itu belum cukup.
Berat terkini pemain kelahiran North Carolina itu belum diketahui. Namun, bisa dipastikan berat badannya turun signifikan. Beban terhadap kaki Williamson pun akan semakin berkurang.
Tidak ada yang pernah meragukan bakat Williamson. Pada awal kariernya, dia sudah mencatatkan rerata 25,7 poin dengan akurasi lemparan sangat tinggi, hingga 60,4 persen. Dia juga mencetak 20,3 poin di area berwarna pada musim kedua. Jumlah poin itu merupakan terbanyak sejak O’Neal pada musim 1999-2000.
Pelatih Pelicans Willie Green berkata, anak asuhannya itu akan lebih berbahaya saat kembali. Hal itu sudah terlihat dalam sesi latihan. Williamson mendominasi dalam permainan lima lawan lima, meskipun baru kembali terlibat setelah cedera panjang dan pasca-operasi.
”Z (panggilan Williamson) tampak luar biasa, dari soal kecepatan hingga kekuatan. Yang menonjol adalah kekuatannya lebih dari apa pun. Ketika memegang bola, dia membuat keputusan cepat dengan gerakan yang juga cepat. Entah itu mencetak poin ataupun mencari rekan setim. Sangat mengesankan,” ujar Green.
Rentetan cedera pada awal karier tidak selalu menjadi vonis mati untuk karier pemain NBA. Buktinya adalah Stephen Curry, peraih dua gelar Most Valuable Player dari Golden State Warriors. Dia dihantui cedera engkel pada awal masuk ke NBA, sejak 2009.
Namun, Curry berhasil melewati masalah itu setelah punya penanganan tepat terhadap cederanya, salah satunya adalah menggunakan penyangga engkel dengan jenis tepat. ”Saya menggunakan banyak jenis penyangga, tetapi setelah operasi saya hanya menggunakan satu jenis. Itu mendukung saya tetap sehat,” katanya.
Williamson sudah siap menyambut musim baru dengan tubuh ringannya. Dia sedang dalam motivasi tertinggi. Bukan karena fisik yang sangat ideal, melainkan juga rasa lapar yang sudah ditahan sejak satu setengah tahun terakhir.
”Saya tidak pernah berurusan dengan ketidakpastian seperti (cedera terakhir) ini. Waktu yang sangat lama untuk kembali bermain. Namun, tingkat kegembiraan saya saat ini seperti mampu menembus atap. Saya sangat siap untuk kembali,” ungkapnya kemudian. (AP)