Ini Kronologi dan Data Sebagian Korban Tragedi Kanjuruhan
Jumlah korban dalam kerusuhan di Stadion Kanjuruhan, Kepanjen, Kabupaten Malang, Jawa Timur, masih terus didata. Namun, Gubernur Jatim menyatakan, hingga siang ini, korban tewas 129 orang.
MALANG, KOMPAS —Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menyatakan jumlah korban tewas dalam tragedi di Stadion Kanjuruhan sebanyak 129 orang. Jumlah ini bertambah 2 orang dari data awal sebanyak 127 korban tewas. Sebanyak 18 jasad belum dapat diidentifikasi.
Khofifah menyampaikan data ini di Kantor Kepolisian Resor Kota Malang, Minggu (2/10/2022). Sebelumnya juga sudah beredar data korban dalam kerusuhan saat pertandingan antara Arema FC dan Persebaya di Stadion Kanjuruhan, Kepanjen, Kabupaten Malang, Jawa Timur, tersebut berasal dari Laporan Harian Khusus (LHK) Polres Malang bertanggal 1 Oktober 2022.
Dalam catatan di akhir LHK disebutkan, terdapat 2 orang korban meninggal yang belum diketahui identitasnya, tetapi menurut Aremania merupakan suami istri. Kedua korban langsung dibawa pulang ke Blitar, tidak ke rumah sakit di Malang. Dengan demikian, total korban meninggal sementara sebanyak 129 orang.
Kepala Kepolisian Daerah Jawa Timur Inspektur Jenderal Nico Afinta, Minggu pagi, menyatakan, korban meninggal di lapangan sebanyak 34 orang dan sisanya meninggal dalam perjalanan atau saat dirawat di rumah sakit. Dari korban yang meninggal, 2 di antaranya anggota Polri. Sebanyak 180 orang suporter lainnya terluka menjalani perawatan di rumah sakit.
Kepala Polda Jatim pun menyesalkan, prihatin, dan turut berdukacita atas peristiwa yang banyak menimbulkan banyak korban jiwa ini.
Dalam LHK disebutkan, kronologi kejadian pada Sabtu malam. Pukul 21.58 WIB, setelah pertandingan selesai, pemain dan ofisial Persebaya Surabaya dari lapangan masuk ke dalam kamar ganti pemain dan dilempari oleh Aremania dari atas tribune dengan botol air mineral, air mineral gelas, dan lainnya.
Pukul 22.00, saat pemain dan ofisial Arema FC dari lapangan berjalan masuk menuju kamar ganti pemain, suporter Arema (Aremania) turun ke lapangan dan menyerang.
Mengetahui hal tersebut, petugas keamanan berusaha melindungi pemain hingga masuk ke dalam ruang ganti pemain. Selanjutnya, Aremania yang turun ke lapangan semakin banyak dan menyerang aparat keamanan karena Aremania semakin brutal dan terus menyerang aparat keamanan serta diperingatkan beberapa kali tidak dihiraukan. Kemudian aparat keamanan mengambil tindakan dengan menembakkan gas air mata ke arah lapangan, tribuns selatan (11, 12, 13) dan tribune timur (tribune 6).
Setelah penembakan gas air mata, suporter yang berada di tribune berusaha keluar tribune melalui pintu tribune secara bersamaan sehingga berdesakan-desakan, banyak yang tergencet dan terjatuh serta mengalami sesak napas.
Diduga kondisi tersebut menyebabkan banyak korban tewas. Berikut data sebagian identitas korban yang didapatkan dari Crisis Center Rumah Sakit Wava Kota Malang.