Laga Persipura Jayapura melawan Persewar Waropen berakhir tanpa pemenang. Laga yang ditonton belasan ribu penonton itu tidak menampilkan permainan atraktif dan saling serang antarkedua tim sepak bola dari Papua ini.
Oleh
FABIO MARIA LOPES COSTA
·3 menit baca
JAYAPURA, KOMPAS — Laga derbi Papua antara Persewar Waropen dan Persipura Jayapura dalam lanjutan Liga 2 Wilayah Timur di Stadion Mandala, Jayapura, Sabtu (1/10/2022), berakhir imbang tanpa gol. Dengan hasil ini, Persewar sebagai tim tuan rumah gagal masuk peringkat dua besar.
Meski digelar di Jayapura, Persipura memang berstatus sebagai tim tamu. Hal ini karena Persipura menggunakan Stadion Lukas Enembe, Jayapura, sebagai tempat pertandingan untuk laga kandang.
Laga dua tim asal Papua itu didukung penonton dari Jayapura dan Waropen yang memadati Stadion Mandala. Total penonton yang hadir dalam laga itu mencapai 14.013 orang.
Laga ini juga menjadi ajang reuni bagi sejumlah pemain yang pernah memperkuat kedua tim. Misalnya penyerang Persewar Frisca Womsiwor serta rekannya Viktor Pae yang dulu pernah menjadi pemain Persipura.
Sejak menit awal babak pertama, Persewar langsung memegang kendali serangan. Tim berjuluk ”Mutiara Bakau” ini langsung menekan area pertahanan Persipura yang dikomandoi pemain legendarisnya, Ricardo Salampessy.
Sepanjang babak pertama, Persewar mampu menciptakan delapan peluang emas. Namun, tak satu pun peluang emas itu yang berbuah gol.
Sementara itu, para pemain tengah Persipura tak mampu bermain optimal untuk menyalurkan bola bagi tiga pemainnya di lini depan, yakni Ramai Rumakiek, Gunansar Mandowen, dan Sansan Husaeni. Persipura sama sekali tidak memiliki peluang emas dan cenderung bertahan hingga babak pertama berakhir.
Kondisi ini sangat berbeda dengan Persipura yang dulu masih bermarkas di Stadion Mandala ketika bertarung di Liga 1 Indonesia. Saat itu, Persipura sering kali bermain menekan dan mampu menciptakan banyak peluang gol.
Saat memasuki babak kedua, Persewar sama sekali tidak menurunkan intensitas serangannya ke lini pertahanan Persipura yang berjuluk tim ”Mutiara Hitam”. Di babak ini, Persewar memiliki lima peluang gol. Namun, kiper Persipura, Mariyo Londok, tampil gemilang menjaga gawangnya dari serangan pemain tim tuan rumah.
Di sisi lain, Persipura belum mampu memberikan perlawanan berarti ke area pertahanan Persewar. Bahkan, Persipura hanya mampu menciptakan satu peluang gol sepanjang babak kedua hingga wasit David Waluyo meniup peluit tanda berakhirnya pertandingan.
Sepanjang babak pertama, Persewar mampu menciptakan delapan peluang emas. Namun, tak satu pun peluang emas itu yang berbuah gol.
Pelatih Persipura Ricky Nelson Ndun, saat ditemui seusai laga, mengatakan, para pemainnya, khususnya di lini tengah, tidak mampu mengimbangi performa tim Persewar. Hal inilah yang menyebabkan Persipura gagal menciptakan banyak peluang gol.
”Para pemain kami sudah berusaha optimal meskipun baru dapat mengimbangi para pemain Persewar pada babak kedua. Kami sangat beruntung bisa meraih poin dalam laga ini karena Persewar tampil dan didominasi para pemain muda,” tutur Ricky.
Sementara itu, Pelatih Persewar Waropen Eduard Ivakdalam mengaku kecewa berat dengan performa para pemainnya. Ia menilai Persewar layak menang karena mampu mendominasi pertandingan selama 90 menit.
”Para pemain tidak fokus untuk menjalankan strategi yang telah diterapkan pada latihan jelang pertandingan melawan Persipura. Kami akan mengevaluasi para pemain yang tidak mampu berkontribusi bagi tim,” kata Eduard yang juga pelatih peraih medali emas bersama tim sepak bola Papua dalam Pekan Olahraga Nasional ke-XX.
Dengan pertandingan ini, Persewar masih tertahan di peringkat enam dengan raihan 9 poin. Adapun Persipura menempati puncak klasemen Liga 2 Wilayah Timur dengan raihan 11 poin.