Shin Tae-yong terkesan kurang nyaman ketika menjawab pertanyaan soal perpanjangan kontrak bersama timnas. Ia hanya menginginkan fokus mempersiapkan diri menghadapi turnamen-turnamen besar berikutnya
Oleh
I GUSTI AGUNG BAGUS ANGGA PUTRA
·5 menit baca
Isu perpanjangan kontrak pelatih tim nasional sepak bola Shin Tae-yong mengemuka setelah timnas Indonesia menang 3-2 atas Curacao di Stadion Gelora Bandung Lautan Api, Sabtu (24/9/2022). Shin enggan berkomentar banyak terkait niat Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia memperbarui kontraknya. Ia ingin fokus mempersiapkan timnas menghadapi turnamen besar berikutnya
Kontrak pelatih asal Korea Selatan itu bersama timnas Indonesia masih tersisa hingga Desember 2023 atau lebih dari satu tahun lagi. Shin pun bisa menjadi pelatih pertama dalam satu dekade yang ditawari pepanjangan kontrak sebelum masa kontrak berakhir.
Dalam masa itu, timnas kerap berganti-ganti pelatih. Alfred Riedl, Aji Santoso, Benny Dollo, Luis Milla, Simon McMenemy, dan Peter Huistra adalah deretan pelatih yang sempat membesut Indonesia sejak 2012. Mereka rata-rata tidak bertahan lebih dari satu tahun sebagai pelatih timnas.
Sekretaris Jenderal PSSI Yunus Nusi menyebut perpanjangan kontrak Shin akan dibahas dalam rapat Komite Eksekutif atau Exco PSSI.
”Saya juga belum tahu (durasi tawaran kontrak baru) berapa tahun, dan itu pasti melalui keputusan rapat Exco. Tetapi ketua umum sudah menyampaikan pengantar dan akan didiskusikan di rapat Exco. Kami yakin Exco juga sudah memahami apa yang dilakukan oleh Shin dalam beberapa tahun ini terhadap timnas,” tutur Yunus, saat meninjau sesi latihan timnas Indonesia, Senin (26/9/2022).
Yunus menjelaskan, pertimbangan utama yang membuat PSSI membuka wacana perpanjangan kontrak Shin adalah prestasinya yang membawa Indonesia mengalahkan Curacao. Pada pertemuan kedua di Stadion Pakansari, Bogor, Selasa (27/9), Shin kembali mengantarkan Indonesia meraih kemenangan atas negara berperingkat 84 FIFA tersebut.
PSSI menilai kemenangan Indonesia atas Curacao begitu fenomenal. Yunus pun menyebut Shin adalah sosok yang dibutuhkan timnas saat ini. ”Lihat Curacao ranking 84 FIFA bisa dikalahkan. Ini menjadi barometer, Shin mampu mengatur anak-anak Indonesia agar menjadi pemain bagus. Timnas Indonesia butuh Shin. Yang pasti seperti disampaikan ketua umum, akan diperpanjang,” katanya.
Shin ditunjuk sebagai pelatih Indonesia pada 2020. Saat itu, ia menggantikan Simon McMenemy yang dipecat usai dinilai gagal mengangkat performa timnas senior. Selain ditunjuk sebagai juru taktik timnas senior, Shin juga bertanggung jawab terhadap tim Indonesia U-23 dan U-19.
Selama membesut timnas senior, Shin telah menjalani 23 laga dengan memetik 13 kemenangan, lima hasil imbang, dan lima kali kalah. Prestasi terbaru Shin adalah mengantarkan timnas Indonesia kembali berlaga di Piala Asia setelah absen selama 15 tahun.
Menjaga fokus
Saat dikonfirmasi perihal isu perpanjangan kontrak, Shin mengaku belum mendapat pemberitahuan dari PSSI. Selama meladeni hal yang ditanyakan wartawan, Shin terkesan menghindari pertanyaan yang menyangkut perpanjangan kontraknya.
”Soalnya (kontrak) masih lama juga, sampai Desember tahun depan. Jadi perpanjangan kontrak ini bukan tahap yang harus dibicarakan sekarang,” kata Shin.
Ini menjadi barometer, Shin mampu mengatur anak-anak Indonesia agar menjadi pemain bagus. Timnas Indonesia butuh Shin.
Shin bukannya tidak senang mendapat kepercayaan mengarsiteki timnas lebih lama lagi. Ia hanya ingin menjaga fokus dirinya dan para pemain untuk mempersiapkan diri menyongsong sederet turnamen penting hingga tahun depan, seperti Piala AFF 2022, Piala Asia 2023, dan Piala Dunia U-20 2023.
Lagi pula, ia merasa belum mempersembahkan satu trofi pun kepada timnas. Sejak direkrut pada 2020, Shin ditargetkan meraih Piala AFF, gelar yang belum pernah dirasakan Indonesia selama ini.
Dua kemenangan atas Curacao memang memperlihatkan kemajuan pesat timnas di era Shin. Namun, penilaian PSSI itu terlalu prematur. Kemenangan atas Curacao hanyalah sebatas pertandingan persahabatan, bukan turnamen sesungguhnya.
Hasil kerja Shin belum bisa diukur hanya dari dua kemenangan atas Curacao. Ia masih perlu membuktikan sejauh mana kemajuan timnas berlaga di Piala AFF dan Piala Asia. Maka dari itu, untuk saat ini, biarkanlah Shin bekerja dalam kesunyian daripada harus memikirkan soal perpanjangan kontrak yang bisa dibahas usai turnamen-turnamen besar.
Di sisi lain, sebagai pelatih profesional, Shin tentunya menyadari betapa hal-hal di luar teknis sepak bola bila didengungkan terlampau sering akan mengganggu fokus tim. Inilah mengapa mantan pelatih timnas era 90-an, Anatoli Polosin, memilih mengasingkan para pemain timnas untuk mengikuti pemusatan latihan di Jawa Barat jelang SEA Games Manila 1991.
Di masa pengasingan itu, pemain timnas seperti Jaya Hartono, Fakhri Husaini, dan Maman Suryaman dipaksa menelan latihan keras ala militer selama berbulan-bulan. Mereka dibiarkan fokus berlatih tanpa terganggu isu-isu remeh. Hasilnya, timnas Indonesia meraih medali emas SEA Games. Medali emas di Manila itu menjadi yang emas terakhir Indonesia selama lebih dari 30 tahun.
Menanggapi tanya di seputar isu perpanjangan kontrak Shin, Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan menerangkan, negosiasi perpanjangan kontrak kemungkinan akan dibuka setelah Piala Dunia U-20 2023. ”Kontrak Shin Tae-yong tentunya sesuai dengan analisis dan diskusi dengan pihak terkait,” kata Iriawan.
PSSI bahkan berencana memberikan perpanjangan kontrak selama empat tahun kepada Shin. PSSI sempat menjelaskan, isu perpanjangan kontrak dibahas lebih awal agar Shin lebih tenang memimpin tim di Piala AFF dan Piala Asia tanpa khawatir terkait masa depannya.
Tidak diragukan Shin memang mampu membawa sejumlah kemajuan bagi timnas. Hal paling mencolok terlihat dari sisi mental dan fisik pemain. Bila dulu timnas kerap “kehabisan bensin” di babak kedua, kini para pemain sangat kuat menerapkan pressing tinggi selama 90 menit. Selain itu, mental para pemain timnas tidak mudah roboh ketika tertinggal lebih dulu. Timnas besutan Shin kerap membalikkan keadaan.
Pernyataan Iriawan membawa secercah harapan terhadap upaya melindungi timnas dari urusan di luar teknis sepak bola. Sudah semestinya Shin dan para pemain timnas dibiarkan fokus mempersiapkan diri menuju turnamen selanjutnya.
Setelah itu, barulah tiba saatnya Shin untuk menegosiasikan ulang kontraknya bersama PSSI. Bila perlu, di dalam kontrak barunya, ia harus lebih menuntut kepada PSSI untuk menyediakan apa yang dibutuhkan demi membangun timnas yang kuat.