Dalam dua laga, Curacao menunjukkan kelemahan Indonesia dan direspons dengan baik oleh Shin Tae-yong. Jelang Piala AFF, timnas “Garuda” membutuhkan lebih banyak uji coba dengan lawan yang berkualitas
Oleh
I GUSTI AGUNG BAGUS ANGGA PUTRA
·4 menit baca
BOGOR, KOMPAS – Tim nasional sepak bola Indonesia perlu merasakan lebih banyak laga uji coba menghadapi lawan-lawan berlevel tinggi. Ibarat pisau yang terus ditempa dan menjadi tajam, uji coba yang tepat bakal membuat timnas “Garuda” kian siap tampil di Piala AFF 2022 akhir tahun nanti. Kemenangan 2-1 atas Curacao, Selasa (27/9/2022) malam WIB, di Stadion Pakansari, Bogor, menunjukkan timnas bisa berkembang dan membenahi kelemahannya bila diberi kesempatan bertanding lebih banyak.
“FIFA Match Day sudah selesai. Kita tidak bisa mengadakan pertandingan lain tahun ini. Tahun depan pasti ada pertandingan lagi. Menurut saya, kami memang harus melawan tim dengan FIFA ranking yang lebih tinggi agar sepak bola Indonesia lebih maju,” kata Shin.
Gol kemenangan timnas Indonesia dicetak Dimas Drajad di menit ke-3 dan pemain pengganti Dendy Sulistyawan di menit ke-87. Dimas, penyerang asal klub Persikabo 1973 itu memanfaatkan bola muntah hasil sepakan keras Witan Sulaeman. Adapun gol Dendy tercipta saat timnas unggul jumlah pemain setelah Juninho Bacuna mendapat kartu merah di menit ke-80. Sementara gol Curacao diciptakan Jeremy Antonisse di awal babak kedua.
Lesakan gol dari Dimas dan Dendy sudah cukup untuk mengunci kemenangan kedua Indonesia atas negara berperingkat 84 FIFA tersebut. Dalam laga uji coba pertama di Bandung, Indonesia juga memetik kemenangan, 3-2.
Mendapat dua kali kesempatan beruji coba melawan Curacao yang berperingkat FIFA lebih tinggi, pelatih timnas Indonesia Shin Tae-yong mendapat cukup banyak keleluasaan untuk melihat kelemahan sekaligus meningkatkan kekuatan skuadnya jelang bertempur di Piala AFF 2022.
Pada pertemuan pertama, Shin menilai para pemainnya masih memiliki kelemahan dalam melakukan transisi pertahanan dari menyerang ke bertahan. Padahal selama ini, timnas Indonesia sangat kuat dalam organisasi pertahanan dengan hanya kebobolan lima gol dalam tujuh laga sepanjang 2022.
“Kemasukan gol justru bisa terus memotivasi pemain untuk berbenah ke depan,” ujar Shin.
Kelemahan itulah yang kemudian dianalisis Shin dan dicarikan obat penawarnya. Di laga kedua, para pemain timnas lebih rapi dan rapat dalam bertahan. Shin menginstruksikan para pemainnya untuk membentuk formasi 4-2-3-1 kala mendapat serangan.
Menurut saya, kami memang harus melawan tim dengan FIFA ranking yang lebih tinggi agar sepak bola Indonesia lebih maju.
Rachmat dan Riki berperan sebagai double pivot untuk menjaga kedalaman pertahanan. Jarak antara lini belakang dan tengah juga sangat rapat dan tidak menyisakan celah bagi pemain Curacao untuk memanfaatkan ruang terbuka. Kerapatan di lini tengah timnas membuat Curacao kerap bermain melebar dan hanya mengandalkan serangan melalui umpan-umpan silang.
Lambat fokus
Adapun laga uji coba kedua kembali memperlihatkan kelemahan para penggawa “Garuda” yang tidak cepat fokus di awal babak kedua. Hal itu yang menyebabkan Jeremy Antonisse bisa membobol gawang timnas saat babak kedua baru berjalan dua menit.
“Setelah kedudukan imbang, situasinya justru lebih sulit karena kami tidak memulai laga dengan bagus,” ujar pelatih Curacao, Remko Bicentini.
Gol Antonisse mengingatkan publik terhadap kekalahan 0-1 Indonesia dari Jordania di kualifikasi Piala Asia 2023. Saat itu, timnas juga kebobolan di awal babak kedua. Persoalan lamban memusatkan fokus di awal babak kedua menjadi catatan tersendiri bagi Shin. Hal ini mesti dia benahi sebelum Piala AFF bergulir.
Setelah laga uji coba menghadapi Curacao, timnas senior besutan Shin akan melanjutkan fokus untuk mempersiapkan diri menyongsong Piala AFF yang akan dimulai pada 23 Desember 2022 hingga 15 Januari 2023. Indonesia berada di Grup A bersama Thailand, Kamboja, Filipina, dan pemenang babak kualifikasi antara Brunei Darussalam dengan Timor Leste.
Dengan masa persiapan yang mencapai sekitar tiga bulan, Shin dituntut untuk semakin intens mengamati perkembangan performa para pemain timnas, baik yang merumput di dalam dan luar negeri.
Shin yang punya kecenderungan gemar memberi kepercayaan terhadap nama-nama baru, ada kemungkinan akan merombak susunan pemain yang akan dibawa ke Piala AFF usai berkaca pada dua hasil laga uji coba kontra Curacao.
Shin tidak akan segan-segan untuk mencoret pemain yang gagal menunjukkan peningkatan performa. Dalam hal ini, penyerang Egy Maulana Vikri menjadi contohnya. Sehari sebelum pertandingan kedua kontra Curacao, Shin membeberkan penurunan penampilan dari penyerang Egy Maulana Vikri.
Menurut Shin, Egy mengalami penurunan performa, salah satunya karena jarang mendapatkan menit bermain di klub. Egy menceritakan bahwa dirinya masih berjuang untuk mengembalikan kebugaran setelah sempat menderita cedera.
“Menurut saya, dia harus meningkatkan performa hingga Piala AFF nanti,” kata Shin.
Di sisi lain, laga uji coba menghadapi Curacao masuk kalender FIFA dan Indonesia mengumpulkan 14,82 poin berkat dua kemenangan menghadapi lawan yang sama. Peringkat FIFA Indonesia yang sebelumnya berada di posisi 155 dipastikan naik. FIFA memperbarui daftar ranking sebulan sekali.