Kisah Para Pemburu Tanda Tangan dan Foto Pemanjat Dunia
Piala Dunia Panjat Tebing 2022 menghadirkan kehebohan untuk para atlet, pelatih, hingga penonton. Bagi penonton, inilah kesempatan untuk mendapatkan sebanyak mungkin tanda tangan dan foto dari para idolanya.
Oleh
ADRIAN FAJRIANSYAH
·5 menit baca
Bukan hanya atlet, pelatih, dan panitia yang bekerja keras pada seri ke-12 Piala Dunia Panjat Tebing 2022 di SCBD Park, Jakarta, 24-26 September. Para penonton pun ternyata tidak kalah bekerja keras dalam ajang perdana yang hadir di Indonesia tersebut. Bedanya, kalau atlet dan pelatih fokus memburu prestasi, sebagian besar penonton fokus memburu tanda tangan dan foto pemanjat elite dunia.
Bagi mereka, ini kesempatan bertemu dengan para idola yang selama ini hanya bisa dilihat dari rekaman video Youtube. Di antara ratusan orang yang menonton babak kualifikasi nomor perlombaan lead seri ke-12 Piala Dunia di SCBD Park, Minggu (25/9/2022), tampak sekelompok anak-anak dengan baju dan tas penuh coretan acak berlarian mengejar sesuatu. Ternyata, mereka menghampiri pemanjat yang baru saja menyelesaikan kualifikasi lead.
Satu per satu dari anak-anak itu menyodorkan spidol dan meminta atlet bersangkutan membubuhkan coretan di baju, tas, buku, dan selembar kain. Seusai mendapatkan coretan berbentuk inisial nama, mereka meminta berswafoto dengan atlet tersebut.
Hati mereka pun puas bisa menunaikan impian. Ada yang berteriak kegenitan, ada yang mengoceh senang dengan temannya, ada yang terpukau sejenak memandang coretan alias tanda tangan yang didapat, dan ada pula yang terus memastikan dirinya dan sang idola terpotret sempurna dalam bingkai swafoto.
Di antara yang kegirangan itu adalah Hana Najla Nur Lathifah (14). Pelajar kelas I SMA Indocement, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, itu baru saja mendapatkan tanda tangan dan bisa berfoto bersama dengan pemanjat yang paling diidolakannya, yakni pemanjat lead putri Korea Selatan, Seo Chae-hyun, peraih emas Kejuaraan Dunia Panjat Tebing 2021 di Moskwa, Rusia.
Makin kegirangan Hana karena Seo memastikan tempat ke semifinal dengan berada di urutan kedua kualifikasi dengan 1,94 poin. ”Saya pertama kali lihat Chae-hyun dari nonton Youtube. Saya suka banget dengan cara panjatnya. Dia keren, pokoknya suka aja lihatnya,” ujar Hana yang juga seorang pemanjat lead di klub Young Climbers Bogor.
Bukan remeh-temeh
Meminta tanda tangan dan foto atlet luar negeri bukan perkara remeh-temeh untuk Hana. Dia mempersiapkan diri jauh-jauh hari, terutama untuk berkomunikasi dengan para atlet tersebut. ”Minta tanda tangan dan fotonya tidak susah, tapi ngomongnya yang susah. Bahasa Inggris saya enggak terlalu bagus, jadi harus belajar dulu sebelum ke sini. Terus waktu ketemunya, ngomongnya juga takut-takut. Takutnya saya nanti salah ngomong,” ucap Hana.
Sambil bercerita panjang lebar, Hana terus memegang selembar kain berwarna krem yang nyaris dipenuhi tanda tangan. Ada belasan atlet yang sudah menjejakkan tanda tangan di kain tersebut. ”Kain ini nanti mau saya bingkai dan saya pajang di kamar atau ruang tamu,” ujar Hana yang tampak tidak sabar menunaikan niat tersebut.
Hana yang sudah mulai memanjat sejak usia 10 tahun itu datang bersama keluarga dan tiga keluarga temannya sejak hari pertama seri ke-12 Piala Dunia Panjat Tebing 2022, Sabtu pekan lalu. Di hari pertama, dia rela berpanas-panas untuk berburu tanda tangan dan foto hingga larut malam seusai pengalungan medali nomor speed.
Hana pun tidak mau melewatkan datang pada hari terakhir, terutama saat final lead pada Senin malam. Sebenarnya, dia ada sekolah pada hari Senin, tetapi dirinya memastikan akan buru-buru pulang dan bergegas ke Jakarta untuk nonton final.
Minta tanda tangan dan fotonya tidak susah, tapi ngomongnya yang susah. Bahasa Inggris saya enggak terlalu bagus, jadi harus belajar dulu sebelum ke sini.
”Saya mau menambah tanda tangan dan foto dari atlet lain. Kapan lagi, kan, ada Piala Dunia di Indonesia. Koleksi ini juga buat motivasi saya, supaya nanti bisa jadi atlet keren kayak mereka,” ungkap Hana, yang bermimpi menjadi atlet nasional Indonesia dan tampil di Piala Dunia suatu hari kelak.
Urusan mengejar idola bukan hanya dunia anak-anak atau remaja, kegilaan itu turut menjangkiti orang-orang dewasa. Ketua Pengurus Provinsi Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI) Aceh Mahdi Ismail, misalnya. Walau tak muda lagi, kobaran semangatnya tak kalah dengan para remaja sewaktu melihat pemanjat putri Slovenia, Janja Garnbret, peraih emas Olimpiade Tokyo 2020.
Mahdi tak segan antre bersama belasan hingga puluhan anak-anak, remaja, dan orang dewasa lainnya yang ingin berfoto bareng Janja. Ketika gilirannya tiba dan bisa mengambil beberapa gambar swafoto dengan Garnbret, Mahdi kegirangan bukan main sambil memamerkan foto itu kepada sejumlah rekannya.
”Janja ini atlet luar biasa. Dia berulang kali juara dunia dan terus mampu menjaga performanya. Kita harus belajar banyak dari dia. Dalam momen ini, saya sebenarnya berusaha mendekatkan diri dengan dia, mana tau bisa sharing dan dapat ilmu pola sport science yang mereka bangun untuk diterapkan di Aceh. Tetapi, karena belum bisa, foto dulu sudah cukup. Setidaknya, foto ini bisa jadi bahan untuk memotivasi anak-anak di daerah,” tutur Mahdi yang aktif sebagai atlet, pelatih, hingga akhirnya pengurus FPTI Aceh sejak awal 1990-an.
Garnbret memang menjadi bintang yang paling banyak diserbu penggemar dalam seri ke-12 Piala Dunia 2022. Bukan sekadar karena parasnya yang memesona, pemanjat berusia 23 tahun itu juga punya sederet prestasi mentereng yang pantas membuatnya dianggap sebagai megabintang panjat tebing dunia.
Selain meraih emas Olimpiade 2020, pemanjat kelahiran 12 Maret 1999 itu berulang kali juara Kejuaraan Dunia di nomor lead, boulder, ataupun kombinasi sejak 2016. Di kualifikasi lead putri seri ke-12 Piala Dunia kali ini, dia tak terbendung berada di urutan pertama dengan nilai 1,94.
”Kalau diibaratkan pemain sepak bola, Janja ini adalah Lionel Messi. Dia itu punya bakat luar biasa dalam dunia panjat tebing. Kalau dia memanjat, kelihatannya mudah, mengalir banget,” tutur Melvin Junior, penonton asal Serpong, Tangerang, Banten.
Garnbret yang kini memimpin klasemen lead putri Piala Dunia 2022 dengan 5.610 poin pun tak menyangka publik Indonesia banyak yang mengenal dan mengidolakannya. Padahal, sebelum ini, dia tidak pernah berkompetisi di Indonesia.
”Saya tahu ada penggemar saya di Indonesia. Tetapi, saya tidak tahu bahwa penggemar saya sangat besar di sini. Ini benar-benar gila dan saya berterima kasih atas dukungan mereka. Saya sangat menikmati berada di sini walau cuaca sangat panas dan lembab,” kata Garnbret yang tidak mau melewatkan kalau ada Piala Dunia lagi di Indonesia.