“Tarian” Terakhir Roger Federer
Roger Federer akhirnya tiba pada akhir kariernya sebagai petenis profesional. Momen gembira sekaligus sedih mewarnai penampilan terakhirnya ketika bermain bersama Rafael Nadal dalam Piala Laver.

Roger Federer dan Rafael Nadal dari Tim Eropa bermain dalam nomor ganda putra kejuaraan beregu Piala Laver melawan pasangan Jack Sock/Frances Tiafoe dari Tim Dunia di O2 Arena, London, Sabtu (24/9/2022) dini hari WIB. Federer/Nadal kalah, 6-4, 6-7 (2), 9-11.
LONDON, JUMAT-Dua puluh empat tahun setelah kalah pada babak pertama turnamen ATP Gstaad, Swiss, Roger Federer akhirnya menutup karier di arena tenis profesional. “Tarian” terakhirnya sejak mengangkat raket pada usia tiga tahun ini dijalani dalam duet bersama rival yang juga sahabatnya, Rafael Nadal, dalam hari pertama Kejuaraan Piala Laver.
Federer untuk terakhir kalinya melakukan persiapan dengan memasang grip raket, mengikat tali sepatu, dan bandana untuk melawan Frances Tiafoe/Jack Sock dalam kejuaraan beregu Piala Laver di O2 Arena, London, Inggris, Jumat (23/9/2022) malam waktu setempat atau Sabtu dini hari waktu Indonesia. Sebelum menuju lapangan, dia memeluk erat Severin Luthi, pelatihnya sejak 2007.
Baca juga : Cinta Mirka, Sumber Hidup Federer
Dia tiba di O2 Arena untuk menjalani pertandingan sesi malam bersama Nadal dalam satu mobil. Dalam perjalanan itu, Federer melakukan live Instagram, mengatakan bahwa dia akan menjalani pertandingan yang emosional.
“Kami akan menonton pertandingan Andy (Murray) dulu. Saya akan melakukan yang terbaik, tetapi tidak akan melakukan pemanasan terlalu lama, mungkin 15 menit. Biar Rafa yang mengatasinya,”candanya.

Roger Federer yang bermain bersama Rafael Nadal dari Tim Eropa sedang memukul bola dalam pertandingan ganda putra kejuaraan beregu Piala Laver melawan pasangan Jack Sock/Frances Tiafoe dari Tim Dunia di O2 Arena, London, Sabtu (24/9/2022) dini hari WIB. Federer/Nadal kalah, 6-4, 6-7 (2), 9-11.
Ketika tiba waktunya bermain, dalam perjalanan dari ruang ganti menuju lapangan, Federer bersalaman dengan semua anggota Tim Eropa yang bergabung bersamanya, yaitu Nadal, Novak Djokovic, Andy Murray, Stefanos Tsitsipas, Casper Ruud, Matteo Berrettini serta kapten tim dan wakilnya, Bjorn Borg dan Thomas Enqvist.
Federer, juga, menyalami Tim Dunia yang dijumpainya di luar ruang ganti, diantaranya Sock, Tiafoe, Diego Schwartzman, serta John dan Patrick McEnroe sebagai kapten dan wakil kapten tim. Format Piala Laver, yang digagas Federer dan tim manajemennya sejak 2017, terinspirasi dari kejuaraan golf Piala Ryder yang mempertemukan Tim Eropa dan Amerika Serikat.
Lihat juga: Transformasi Roger Federer
Saat Federer dan Nadal dipanggil masuk lapangan oleh ring announcer terkenal, Michael Buffer, stadion bergemuruh oleh teriakan 20.000 penonton yang memenuhi kursi stadion. Mereka adalah pembeli tiket seharga Rp 9,3 juta (saat dijual Maret pada masa pre-sale) serta Rp 77 juta – Rp 169,8 juta, harga yang ditetapkan menjelang turnamen. Harga tiket melambung tinggi setelah Federer, pada 15 September, mengumumkan bahwa Piala Laver akan menjadi penampilan terakhirnya sebelum pensiun.
Berada di antara penonton adalah orang tua, Robert dan Lynette, istri Federer, Mirka, serta keempat anak mereka. Mantan petenis, Stefan Edberg dan Mary Jor Fernandez, serta petenis Jerman, Alexander Zverev, juga, hadir di stadion.

Roger Federer dan Rafael Nadal dari Tim Eropa bermain dalam nomor ganda putra kejuaraan beregu Piala Laver melawan pasangan Jack Sock/Frances Tiafoe dari Tim Dunia di O2 Arena, London, Sabtu (24/9/2022) dini hari WIB. Federer/Nadal kalah, 6-4, 6-7 (2), 9-11.
Untuk menambah spesial momen tersebut, salah satu wasit terbaik level tertinggi dalam tenis profesional, Mohammed Lahyani, ditugaskan untuk memimpin pertandingan.
Raut wajah Federer terlihat tegang saat memasuki lapangan, namun dia sangat menikmati pertandingan itu. Penampilan bersama Nadal selalu diwarnai tawa, termasuk saat melakukan unforced error. Mereka juga tertawa ketika membahas pukulan tertentu bersama anggota tim yang lain saat change over.
Baca juga: Kini, Tenis Akan Kehilangan Roger Federer
Meski lebih fokus pada nomor tunggal dalam karier masing-masing, duet Federer/Nadal memperlihatkan atraksi-atraksi yang menarik. Federer lebih jeli dalam menjaga area di net, sementara Nadal solid di baseline. Namun, mereka akihirnya kalah dalam laga ketat 6-4, 6-7 (2), 9-11.
Ini menjadi duet untuk kedua kalinya Federer dan Nadal dalam Piala Laver. Momen pertama terjadi dalam penyelenggaraan pertama pada 2017 di Praha, Ceko. Sejak saat itulah muncul julukan “Fedal” dari penggemar Federer dan Nadal.

Roger Federer dan Rafael Nadal dari Tim Eropa berbincang saat pertandingan pertandingan nomor ganda putra kejuaraan beregu Piala Laver melawan pasangan Jack Sock/Frances Tiafoe dari Tim Dunia di O2 Arena, London, Sabtu (24/9/2022) dini hari WIB. Federer/Nadal kalah, 6-4, 6-7 (2), 9-11.
Hasil dari nomor ganda itu membuat skor Tim Eropa dan Tim AS imbang 2-2, pada hari pertama. Setiap kemenangan di hari pembuka ini menghasilkan satu poin, diikuti dua poin pada hari kedua dan tiga poin pada hari ketiga. Tim yang meraih 13 poin adalah tim pemenang.
Tim Eropa membuka persaingan dengan kemenangan petenis nomor dua dunia, Ruud, atas Sock dengan skor 6-4, 5-7, 10-7. Keunggulan Tim Eropa bertambah setelah Tsitsipas menang atas Schwartzman 6-2, 6-1.
Baca juga: Ketika Lawan Menjadi Kawan
Pada sesi malam, sebelum Federer/Nadal, tampil, Tim Eropa kehilangan angka ketika petenis tuan rmah, Andy Murray, kalah dari Alex de Minaur dengan skor 7-5, 3-6, 7-10. Ini menjadi partisipasi pertama Murray dalam Piala Laver.
Momen emosional
Di luar hasil yang didapat kedua tim, ada momen yang lebih bermakna bagi semua yang hadir di O2 Arena dan komunitas tenis dunia dari hari pertama Piala Laver. Setelah bermain bersama Nadal, Federer resmi mengakhiri kariernya sebagai petenis profesional yang dimulai pada 1998. Dia memeluk Nadal, Tiafoe, dan Sock sambil mengucapkan terima kasih.

Aksi Roger Federer yang berpasangan dengan Rafael Nadal dari Tim Eropa dalam pertandingan nomor ganda putra kejuaraan beregu Piala Laver melawan pasangan Jack Sock/Frances Tiafoe dari Tim Dunia, di O2 Arena, London, Sabtu (24/9/2022) dini hari WIB. Federer/Nadal kalah, 6-4, 6-7 (2), 9-11.
Momen emosional yang mewarnai perpisahan, tak terelakkan terjadi. Federer menangis ketika memeluk anggota timnya satu per satu. Demikian pula dengan Nadal, salah satu orang yang diajak diskusi oleh Federer mengenai rencana pensiunnya. Nadal, bahkan, menangis pada sepanjang acara setelah pertandingan.
Federer juga tak dapat menahan air matanya ketika mengucapkan terima kasih pada penonton sambil berdiri di tengah lapangan. Sosok yang biasanya menjawab pertanyaan dengan cepat dan diiringi canda setiap diwawancara seusai pertandingan, kali ini, berkali-kali menghentikan pernyataannya karena menangis atau menarik nafas panjang ketika diwawancara Jim Courier.
Baca juga: Penghormatan Para Legenda untuk Sang Legenda
Dia tersedu sedan saat menyatakan rasa senang bisa didampingi petenis yang selama ini menjadi lawan di lapangan. Tangisnya, bahkan, menghentikan komentarnya ketika berterima kasih pada Mirka dan orang tuanya.
“Istri saya adalah orang yang luar yang selalu mendukung saya,” katanya, lalu menangis sambil membungkukkan badan.

Roger Federer (kiri) yang berpasangan dengan Rafael Nadal dari Tim Eropa dalam kejuaraan beregu Piala Laver memeluk Jack Sock (kanan), yang berpasangan dengan Frances Tiafoe dari Tim Dunia di O2 Arena, London, Sabtu (24/9/2022) dini hari WIB. Federer/Nadal kalah, 6-4, 6-7 (2), 9-11.
Saya jadi merasakan momen ini sebagai perayaan. Terlalu banyak orang yang harus saya beri ucapan terima kasih.
“Saya menikmati semua yang terjadi pada hari ini karena ada teman-teman dan keluarga, sehingga tidak terlalu stres meski akan ada yang saya tinggalkan. Saya jadi merasakan momen ini sebagai perayaan. Terlalu banyak orang yang harus saya beri ucapan terima kasih,” kata Federer yang masih akan mendukung rekan-rekannya bertanding hingga 25 September.
Dia meninggalkan dunia yang dicintainya itu dengan 103 gelar juara, 20 diantaranya dari arena Grand Slam. Keistimewaannya dalam bergerak dengan efektif dan indah membuatnya bagai penari saat dilapangan. Keindahan gerakannya membuat Federer mendapat julukan “maestro” dari sekian banyak julukan yang diberikan padanya.
Lihat juga: Ucapan Pamit Roger Federer untuk Dunia Tenis
Sementara, pengaruh yang diberikannya di luar lapangan, terutama dalam kegiatan sosial dan bisnis olahraga, membuat Federer dikenal sebagai ikon global. Dia menjadi duta UNICEF, memiliki yayasan yang berfokus pada pendidikan anak-anak di Afrika Selatan, serta menjadi petenis paling marketable (menjual).
Meski tak bertanding sejak Wimbledon 2021, Federer menjadi petenis dengan penghasilan tertinggi pada Juni 2021-Juni 2022 versi majalah keuangan, Forbes. Total penghasilnnya dalam periode tersebut Rp 1,37 triliun dengan 99 persen diantaranya dari sponsor, iklan, dan kegiatan pemasaran.

Petenis Swiss Roger Federer tak mampu membendung air matanya saat wawancara setelah pertandingan ganda putra kejuaraan beregu Piala Laver di O2 Arena, London, Sabtu (24/9/2022) dini hari WIB. Piala Laver menjadi arena pertandingan terakhir Federer untuk menutup kariernya di dunia tenis profesional.
Tak heran, di luar Djokovic, Nadal, dan Murray, petenis lain merasa gugup saat bertanding dalam momen spesial bagi Federer dengan segala reputasinya. Ruud bercerita bahwa dia selalu sungkan untuk bergabung ketika “Big Four” bercanda.
“Saya hanya mendengarkan mereka dari jauh. Namun, tentu saya senang menjadi bagian dari Piala Laver, meski saya juga gugup tampil di hadapan penonton dan teman-teman satu tim. Apalagi, dalam momen spesial seperti ini,” kata Ruud.
Baca juga : Standar Federer dan Serena Diteruskan Generasi Muda
Tsitsipas berterima kasih pada Federer yang telah memberinya inspirasi. “Momen dalam Piala Laver ini tidak mungkin saya dapat jika Roger tak memberi kesempatan pada saya untuk bermimpi. Saya mencintaimu dengan segenap hati,” kata petenis Yunani tersebut.
Ruud dan semua petenis yang menjadi bagian dari Piala Laver mengucapkan terima kasih atas inspirasi dan pengabdian yang diberikan Federer pada tenis. Di dunia maya, petenis dan mantan petenis melakukan hal yang sama.

Petenis Swiss Roger Federer diangkat beramai-ramai oleh rekan setimnya dari Tim Eropa seusai pertandingan ganda putra kejuaraan beregu Piala Laver di O2 Arena, London, Sabtu (24/9/2022) dini hari WIB. Piala Laver menjadi arena pertandingan terakhir Federer untuk menutup kariernya di dunia tenis profesional.
“Selalu rendah hati saat menang dan tetap ramah ketika kalah. Bahkan, dalam momen berat pun, selalu peduli pada yang lain. Kamu akan selalu dirindukan@rogerfederer,” kata petenis Kroasia, Marin Cilic.
Tunggal putra nomor satu dunia, Carlos Alcaraz, berkali-kali mengungkapkan perasaannya dengan emoticon tangisan.
Atmosfer santai
Federer sebenarnya memiliki keinginan bermain pada nomor tunggal, tetapi cedera lutut kanan, yang dialami sejak 2020, tak memungkinkan itu terjadi. Dia memilih bermain ganda agar area lapangan yang harus diliputnya tak terlalu besar.
Baca juga : Menuju Generasi Baru Tunggal Putra
Petenis berusia 41 tahun itu memastikan berduet dengan Nadal, sehari sebelum turnamen, meski informasi itu sudah bisa diperkirakan beberapa bulan sebelumnya, yaitu sejak Federer dan Nadal memastikan akan bermain di O2 Arena.
Setelah dua sosok yang menciptakan rivalitas terbaik di arena tenis itu memastikan masuk Tim Eropa, Djokovic dan Murray bergabung. Keempatnya dengan total 66 gelar Grand Slam dan pernah mendapat julukan “Big Four” menjadi pemain-pemain paling senior di antara kedua tim.

Reaksi Roger Federer dan Rafael Nadal dari Tim Eropa dalam pertandingan nomor ganda putra kejuaraan beregu Piala Laver melawan pasangan Jack Sock/Frances Tiafoe dari Tim Dunia di O2 Arena, London, Sabtu (24/9/2022) dini hari WIB. Federer/Nadal kalah, 6-4, 6-7 (2), 9-11.
Dengan senioritas itu pula, mereka sering memberi masukan pada rekannya yang bermain. Mereka berkali-kali melakukannya pada Ruud yang tampil pada laga pertama melawan Jack Sock. Apalagi, Ruud berlatih di Akademi Rafa Nadal di Mallorca, Spanyol, sejak September 2018. Djokovic pun memberi gambaran yang harus dilakukan Federer dan Nadal setelah memenangi gim pertama.
Berbeda dengan turnamen lain, atmosfer dalam Piala Laver memang lebih santai meski pertandingan tetap dijalani dengan serius. Dalam setiap pertandingan, kapten tim duduk di kursi pinggir lapangan bersama petenis yang bermain seperti dalam kejuaraan beregu Piala Davis. Namun, dalam Piala Laver, anggota tim yang lain, juga, bisa memberi masukan.
Sejak dua hari sebelum turnamen, semua anggota tim melakukan sesi pemotretan di tempat-tempat ikonik di London. Mereka pun makan malam bersama.
Momen yang tak pernah terjadi pada turnamen lain inilah yang membuat Federer memilih Piala Laver sebagai panggung untuk “tarian” terakhirnya. (AP/AFP)