Inggris dan Italia sama-sama bertarung dengan pendekatan baru. Namun, nasib keduanya berbanding terbalik. Inggris melanjutkan krisis akibat kekalahan yang berujung terdegradasi ke Divisi B.
Oleh
KELVIN HIANUSA
·4 menit baca
MILAN, SABTU – Tim nasional Inggris terdegradasi ke Divisi B Liga Nasional Eropa 2022-2023 seusai takluk dari Italia. Pelatih Inggris Gareth Southgate masih belum menemukan jawaban untuk mengeluarkan timnya dari krisis. Padahal, “Tiga Singa” sudah menurunkan skuad terbaik dengan mencoba beberapa pendekatan baru.
Inggris takluk dari tuan rumah Italia 0-1 di San Siro, Milan, pada Sabtu (24/9/2022) dini hari WIB. Gol semata wayang penyerang Napoli Giacomo Raspadori menjadi penentu laga bertajuk ulangan final Piala Eropa 2020 tersebut.
Inggris yang kembali tidak mampu menunjukkan ketajamannya, pun semakin terpuruk di dasar klasemen Grup A3. Mereka menjadi juru kunci setelah gagal menang sekalipun dari lima laga. Harry Kane dan rekan-rekan juga dipastikan terdegradasi ke Divisi B, meskipun masih tersisa satu laga grup.
Sulit bagi saya untuk terlalu kritis terhadap performa ini. Kami bermain cukup baik pada sebagian besar laga. Tetapi, kami tidak mampu memanfaatkan momen-momen menentukan. Kami seharusnya lebih baik lagi di sepertiga akhir.
“Sulit bagi saya untuk terlalu kritis terhadap performa ini. Kami bermain cukup baik pada sebagian besar laga. Tetapi, kami tidak mampu memanfaatkan momen-momen menentukan. Kami seharusnya lebih baik lagi di sepertiga akhir,” kata Southgate.
Italia yang dihantui performa inkonsisten setelah menjuarai Piala Eropa, berubah seperti tim raksasa lagi di hadapan Inggris. Tim asuhan pelatih Roberto Mancini itu nyaris saja menang lebih banyak, jika dua kali percobaan anak asuhnya tidak terbentur tiang gawang.
Masalah Inggris masih sama. Mereka tidak mampu mencetak gol dari permainan terbuka. Dalam lima pertandingan Liga Nasional, “Tiga Singa” hanya menghasilkan satu gol. Itu pun dicetak Kane lewat hadiah penalti. Sisanya, mereka paceklik gol.
Trio Kane, Raheem Sterling, dan Phil Foden, tidak mampu menyudahi paceklik tersebut. Kane mendapatkan beberapa peluang, tetapi bisa digagalkan oleh kiper Gianluigi Donnarumma. Sementara itu, Sterling dan Foden menyudahi laga tanpa melakukan sekalipun percobaan tembakan.
Southgate mencoba kembali formasi 3-4-3 yang terakhir kali ditampilkan pada laga pembuka grup lawan Hungaria, awal Juni 2022. Sang pelatih berinisiatif mencoba formula baru dengan menempatkan Bukayo Saka sebagai sayap kiri, di belakang Sterling.
Penempatan Saka itu merupakan ide baru Southgate. Saka, peraih gelar pemain terbaik Inggris 2022, bermain reguler sebagai penyerang sayap kanan di Arsenal. Dia bisa bermain di kiri, sebagai penyerang maupun bek, tetapi posisi itu sudah ditinggalkan sejak lama. Saka lebih efektif bermain di kanan.
Percobaan Southgate pun tidak berbuah manis. Dia mengembalikan gaya lama Inggris ke formasi empat bek setelah laga berjalan 72 menit, beberapa menit seusai gol Raspadori. Saka diganti oleh Luke Shaw. Mereka bermain dengan sistem 4-2-3-1.
Di sisi lain, Italia sukses bangkit dengan sistem baru. Mancini yang biasa memainkan 4-3-3, mencoba 3-5-2 dalam laga tadi. Percobaan itu sukses mengembalikan wajah mereka sebagai “Raja Eropa”.
“Ini adalah sistem yang membuat kami lebih solid dalam pertahanan, tetapi juga bisa membuat kami lebih terbuka saat menyerang. Namun, sistem itu tidak sepenting semangat tim. Kami juga menang karena sikap positif dari para pemain hari ini,” ujar Mancini seperti dikutip Football Italia.
Mancini berjudi dengan sistem baru ini lewat keputusan mendadak pada pagi hari, sebelum laga. “Kami tidak memiliki pemain yang tepat untuk turun di posisi sayap, jadi saya membuat untuk bermain 3-5-2, bahkan jika (Ciro) Immobile sudah fit,” tambahnya.
Adapun penyerang andalan Italia, Immobile, harus absen akibat cedera. Karena itu, Mancini memainkan dua penyerang sekaligus untuk menggantikan peran krusialnya. Italia diperkuat dengan duet Raspadori dan Gianluca Scamacca.
Meskipun tidak lolos Piala Dunia Qatar 2022, Italia menyudahi laga dengan harapan baru pada masa depan. Menurut bek veteran Leonardo Bonucci, sistem baru tersebut memperkaya pilihan mereka.
“Dengan pendekatan ini, kami bisa terus berkembang. Secara umum, kami mampu mengendalikan permainan, meskipun pada akhirnya bermain agak terlalu dalam. Saya pikir tim ini pantas mendapatkan apresiasi hari ini,” tutur Bonucci.
Saat ini, Italia berada di peringkat ke-2 grup dengan koleksi 8 poin. Mereka hanya tertinggal 2 poin dari pemuncak klasemen Hungaria. Italia berkesempatan memuncaki klasemen akhir grup. Mereka akan bertemu Hungaria dalam laga penutup grup, Selasa depan. (AP/REUTERS)