Hukuman skors terhadap pelatih Ime Udoka membuat Boston Celtics kehilangan momentum menjelang musim baru. Sempat membesar, asa mereka meraih juara kini kembali menipis.
Oleh
KELVIN HIANUSA
·4 menit baca
AFP/GETTYIMAGES/ELSA
Dokumentasi 10 Juni 2022 ini memperlihatkan Pelatih Kepala Boston Celtics Ime Udoka memantau permainan timnya saat menghadapi Golden State Warriors pada gim keempat final NBBA di Chase Center, San Francisco, California, Amerika Serikat. Udoka dihukum klubnya akibat pelanggaran kode etik.
BOSTON, JUMAT – Pelatih Kepala Boston Celtics Ime Udoka dijatuhi hukuman skors selama semusim akibat melanggar kode etik klub. Hukuman itu mengguncang skuad Celtics jelang musim baru. Sang finalis musim lalu yang berpeluang besar menjadi juara NBA musim ini itu pun kini dipenuhi banyak tanda tanya.
Celtics mengumumkan hukuman skors sepanjang musim 2022 – 2023 kepada Udoka lewat situs resmi klub, Kamis (22/9/2022). Mereka menghukum sang pelatih karena dinilai telah melanggar kebijakan tim. Namun, pelanggaran itu tidak dijelaskan detail.
Menurut The Athletic, Udoka dihukum karena terbukti menjalin hubungan intim yang tidak pantas dengan salah satu wanita di dalam organisasi. Awalnya, hubungan itu diketahui konsensual. Namun, sang wanita bersaksi baru-baru ini bahwa Udoka mengatakan hal yang tidak pantas kepadanya.
Sejumlah petinggi klub, salah satunya Presiden Celtics Brad Stevens, lantas menyelidiki kasus itu. Lalu, mereka menyatakan pelatih 45 tahun itu bersalah. Udoka akan digantikan sementara oleh salah satu anggota staf pelatih Celtics, Joe Mazzulla (34).
AFP/GETTYIMAGES/EZRA SHAW
Dokumentasi 2 Juni 2022 ini memperlihatkan Pelatih Kepala Boston Celtics Ime Udoka memantau permainan timnya saat menghadapi Golden State Warriors pada laga pertama final NBBA di Chase Center, San Francisco, California, Amerika Serikat. Udoka dihukum klubnya akibat pelanggaran kode etik.
“Saya ingin meminta maaf kepada pemain, pendukung, seluruh pihak di organisasi Celtics. Juga, kepada keluarga karena telah mengecewakan. Saya meminta maaf karena membuat tim berada dalam posisi sulit. Saya menerima keputusan itu,” kata Udoka yang menolak berkomentar lebih lanjut.
Kabar itu sangat mengejutkan karena muncul sebulan jelang musim baru dimulai. Belum lagi, Udoka sedang sangat dipercaya oleh para pendukung maupun pemain dan staf. Dia merupakan salah satu pelatih paling menjanjikan di NBA saat ini.
Udoka mengantar Celtics ke partai puncak untuk pertama kali dalam 12 musim terakhir, pada musim debutnya, musim lalu. Mereka mengakhiri musim reguler dengan catatan impresif, yaitu 51 menang dan 31 kalah, lalu mendominasi di playoff Wilayah Timur. Namun, mereka kalah di final dari Golden State Warriors.
Tanpa Udoka, sosok kepemimpinan Mazzulla diuji. Mazzulla merupakan satu-satunya staf pelatih yang bertahan saat pergantian rezim dari Stevens ke Udoka pada 2021.
Jurnalis ESPN, Adrian Wojnarowski, melaporkan, Udoka belum memutuskan untuk mengundurkan diri. Celtics juga tidak memecatnya saat ini. Namun, tidak ada jaminan bagi mantan asisten pelatih San Antonio Spurs itu untuk kembali memimpin Celtics pada musim 2023-2024.
“Kita mungkin akan melihat Udoka berada di tim lain pada musim ini atau selanjutnya. Banyak orang yang percaya kepadanya, juga mempertanyakan hukuman ini. Dengan kualitasnya, dia akan menjadi kandidat kuat melatih di tim mana pun,” jelas Wojnarowski.
AP PHOTO/MICHAEL DWYER
Guard Golden State Warriors, Stephen Curry (kiri), menggiring bola di tengah tekanan guard Boston Celtics, Marcus Smart pada gim keenam final NBA, Juni 2022 lalu di Boston, Amerika Serikat.
Pengamat kawakan NBA, Stephen A. Smith, menilai manajemen permasalahan organisasi di Celtics sangat buruk. Menurut dia, hubungan konsensual di dalam organisasi bukanlah masalah yang perlu diketahui publik. “Publik tidak perlu tahu, kecuali Anda memecatnya. Tidak ada yang mengungkit itu. Hubungan seperti itu banyak terjadi di klub profesional lain,” ungkap Smith.
Asa juara
Sebelum kasus Udoka terungkap, Celtics berada dalam jalur yang tepat untuk menjuarai musim depan. Klub yang dipimpin duo Jayson Tatum dan Jaylen Brown itu sudah lebih matang dengan pengalaman di final. Udoka juga sudah punya racikan konkret pada musim keduanya melatih.
Seperti kata kapten Celtics, Marcus Smart, mereka kalah di final musim lalu karena tidak punya kedalaman skuad yang cukup. Kekurangan itu dibenahi pada masa pramusim. Mereka mendatangkan banyak pemain pelapis mumpuni, antara lain Malcolm Brogdon dan Danilo Gallinari. Celtics pun sudah sangat siap meraih cincin juara lagi.
Namun, kehilangan Udoka akan berdampak besar terhadap kans juara itu. Murid dari pelatih ternama, Gregg Popovich, itu merupakan motivator hebat. Dia terbukti mampu membangkitkan Tatum dan rekan-rekan yang tampil buruk pada separuh musim lalu, hingga mampu menembus final. Udoka telah memenangkan hati para pemainnya.
GETTY IMAGES/POOL/ EZRA SHAW
Pemain Boston Celtics, Jaylen Brown (kanan), memenangi duel perebutan bola saat menghadapi Golden State Warriors Stephen Curry pada paruh kedua gim kelima final NBA di Chase Center, San Francisco, Selasa (14/6/2022) pagi WIB.
Keharmonisan tim itu akan menjadi ujian terbesar pada musim baru. Tanpa Udoka, sosok kepemimpinan Mazzulla diuji. Mazzulla merupakan satu-satunya staf pelatih yang bertahan saat pergantian rezim dari Stevens ke Udoka pada 2021. Hal itu memperlihatkan potensinya. Isi kepalanya sama dengan Udoka.
Namun, Mazzulla masih diragukan dalam memimpin sebuah tim NBA, mengingat usianya masih sangat muda dan belum punya pengalaman sebagai pelatih kepala. Beberapa pemain Celtics, seperti Al Horford (36), bahkan berusia lebih tua darinya. (AP)