Roger Federer tak akan kesepian dalam menjalani laga terakhir sebagai petenis profesional di Piala Laver. Petenis yang selama ini menjadi lawan berubah menjadi kawan, termasuk Rafael Nadal, partnernya dalam nomor ganda.
Oleh
YULIA SAPTHIANI
·4 menit baca
LONDON, JUMAT — Dengan format yang mempertemukan Tim Eropa dan Tim Dunia, kejuaraan tenis Piala Laver bisa membuat petenis yang selama ini lawan menjadi kawan. Hal ini pula yang membuat Federer memilih Piala Laver sebagai panggung untuk mengakhiri kariernya sebagai petenis profesional.
Ajang yang pertama kali digelar pada 2017 itu meniru kejuaraan Piala Ryder dalam golf yang merupakan persaingan Tim Eropa dan Amerika Serikat. Tak pelak, mereka yang biasanya menjadi lawan dalam turnamen kali ini harus bekerja sama demi kemenangan tim.
Dalam Piala Laver edisi pertama, di Praha, Ceko, bergabungnya Federer dan Rafael Nadal menjadi momen spesial bagi mereka dan penggemar tenis. Tidak hanya bergabung dalam satu tim, kedua petenis yang selalu bersaing ketat setiap bertemu itu bahkan berduet dalam ganda putra. Mereka turut menyumbangkan kemenangan bagi Tim Eropa.
Momen tersebut akan diulangi pada Piala Laver 2022 di O2 Arena, London, Inggris, 23-25 September. Federer akan berduet dengan rival sekaligus sahabatnya itu pada pertandingan terakhir, Jumat (23/9/2022) malam waktu setempat atau Sabtu dini hari waktu Indonesia.
Federer sebenarnya ingin bermain juga pada nomor tunggal, tetapi cedera lutut kanan tak memungkinkannya melakukan itu. Perannya di laga itu digantikan pemain cadangan, Matteo Berrettini.
Duet Federer/Nadal akan berhadapan dengan wakil Tim Dunia, Frances Tiafoe/Jack Sock. Mereka akan bermain setelah Andy Murray melawan Alex de Minaur. Pada sesi pertama, pertandingan diawali Casper Ruud yang berhadapan Sock, lalu Stefanos Tsitsipas melawan Diego Schwartzman.
Selain Nadal, Murray, Ruud, Tsitsipas, dan Berrettini, Federer juga ditemani rival beratnya yang lain, Novak Djokovic, di Tim Eropa. Adapun Tim Dunia diperkuat juga oleh Felix Auger-Aliassime, Taylor Fritz, dan Tommy Paul.
”Tekanan pada pertandingan nanti akan berbeda karena ini menjadi momen bersejarah. Ini luar biasa dan tak akan saya lupakan. Semoga kami bisa mendapat momen bagus dan menang,” komentar Nadal yang baru bergabung dengan semua peserta di London pada Jumat.
Adapun Federer, yang memilih Nadal sebagai partner pada penampilan terakhirnya, mengakui kemungkinan tak akan bisa menahan emosi pada laga nanti. ”Saya akan mencobanya untuk yang terakhir. Semuanya pasti akan terasa berbeda. Saya senang Rafa bersama saya dalam satu tim dan tidak harus melawannya,” tutur Federer.
Selain Nadal, dalam perjalanan 24 tahun sebagai petenis profesional, Federer juga bersaing ketat dengan Murray dan Djokovic. Dengan dominasi pada turnamen besar, mereka pun mendapat julukan ”Big Four” sebelum menjadi ”Big Three” sejak performa Murray menurun karena cedera pinggul. Dominasi keempatnya ditandai dengan total 66 gelar Grand Slam.
Federer juga akan didampingi Bjorn Borg sebagai Kapten Tim Eropa. Mantan petenis nomor satu dunia asal Swedia itu menjadi idola Federer semasa kecil.
Ini akan menjadi akhir pekan yang gila. Ada Novak, Rafa, Andy, Bjorn, dan pemain lain di sisi saya, membuat saya sangat senang. Setidaknya, saya tidak akan merasa kesepian pada akhir karier saya.
”Ini akan menjadi akhir pekan yang gila. Ada Novak, Rafa, Andy, Bjorn, dan pemain lain di sisi saya, membuat saya sangat senang. Setidaknya, saya tidak akan merasa kesepian pada akhir karier saya,” ucap Federer.
Semula, ada dua skenario yang dibuat petenis 41 tahun itu untuk mengakhiri kariernya, yaitu bermain di Wimbledon 2023 atau ATP Basel pada Oktober 2022. Namun, kondisi yang tidak memungkinkan akhirnya membuat Federer menjalani pertandingan terakhir lebih cepat.
Kebetulan, London pun menjadi tempat yang spesial baginya. Dia meraih gelar pertama Grand Slam dari Wimbledon 2003 yang digelar di All England Club, London. Hingga saat ini, Federer menjadi tunggal putra dengan gelar terbanyak di Wimbledon, yaitu delapan gelar.
Sejak Federer mengumumkan melalui media sosial pada 15 September bahwa Piala Laver akan menjadi turnamen terakhirnya, penggemar tenis pun menantikan momen tersebut. Harga tiket pun melambung tinggi dibandingkan yang dijual pada pre-sale, Maret.
Panitia menjual tiket kategori tunggal untuk setiap sesi dan tiket untuk semua sesi. Setiap harinya akan ada dua pertandingan tunggal pada sesi pertama serta satu tunggal dan satu ganda pada sesi kedua. Setiap kemenangan pada hari pertama menghasilkan satu poin, lalu dua poin pada hari kedua, dan tiga poin pada hari ketiga. Tim pemenang adalah yang mendapat 13 poin lebih dulu.
Enam bulan lalu, tiket tunggal dijual dengan harga sekitar Rp 500.000 hingga Rp 9,3 juta, tergantung pada posisi kursi. Adapun tiket semua sesi berharga Rp 51,5 juta.
Setelah Federer mengumumkan akan pensiun, tiket semua sesi dijual dengan harga Rp 51,75 juta hingga Rp 169,8 juta dalam laman viagogo.com. Sementara tiket tunggal dijual bervariasi dari sekitar Rp 5 juta hingga Rp 17,5 juta, kecuali tiket pada Jumat malam (saat Federer bermain) yang dijual lebih mahal, yaitu Rp 30 juta-Rp 77 juta. Meski demikian, tiket ini dan tiket untuk semua sesi menjadi yang paling laris dibeli penonton dari sejumlah negara. (AP/AFP)