Standar Federer dan Serena Diteruskan Generasi Muda
September 2022 menjadi momen pengunduran diri dua petenis terbaik dunia, Serena Williams dan Roger Federer. Standar permainan dan prestasi tinggi mereka akan diteruskan oleh petenis-petenis muda.
Oleh
YULIA SAPTHIANI
·4 menit baca
AP/DITA ALANGKARA
Petenis Swiss Roger Federer mencium trofi juara Australia Terbuka 2018 setelah mengakahkan petenis Kroasia Marin Cilic pada laga final di Melbourne, Australia, dalam arsip foto 28 Januari 2018 ini, Gelar itu mejadi Grand Slam terakhir Federer, yang memutuskan untuk pensiun pada turanmen Piala Laver, 23-25 September 2022.
MIAMI, JUMAT – Di bulan September ini, dunia tenis profesional ditinggalkan dua sosok terbaik yang menjadi inspirasi bagi banyak orang, Serena Williams dan Roger Federer. Standar tinggi yang mereka buat untuk permainan tenis akan diteruskan oleh generasi muda.
Serena telah pamit dari arena tenis setelah kalah pada babak ketiga Grand Slam Amerika Serikat terbuka di New York, pada 3 September. Dua pekan sebelumnya, dalam tulisannya di majalah Vogue, dia mengumumkan bahwa Grand Slam yang pertama dijuarainya itu adalah panggung terakhirnya sebagai petenis profesional.
Belum lepas dari memori kepergian Serena, penggemar tenis mendapat kabar yang lebih besar dengan kabar pensiunnya Federer. Kedua atlet yang sama-sama lahir tahun 1981 itu meninggalkan warisan cara bermain dan prestasi dalam standar tinggi.
Serena, dengan power game-nya, pensiun setelah 23 kali menjuarai Grand Slam. Dia hanya tertinggal satu gelar dari Margaret Court sebagai petenis dengan trofi juara Grand Slam terbanyak. Secara total, dia mengoleksi 73 gelar juaradari nomor tunggal.
AFP/INDRANIL MUKHERJEE
Guru seni Sagar Kambli menyelesaikan lukisan petenis Swiss Roger Federer di Mumbai, India, Jumat (16/9/2022), sebagai penghormatan setelah Federer memutuskan untuk mundur usai turanmen Piala Laver, akhir pekan depan.
Adapun Federer mengumpulkan 103 gelar juara, 20 diantaranya dari Grand Slam. Federer meraihnya melalui permainan indah bak seniman, hingga mendapat julukan “maestro”. Gerakansulit dilakukan Federer dengan mudah, gerakannya benar-benar efisien untuk menghasilkan winner.
Berselang 12 hari setelah Serena meninggalkan stadion tenis Arthur Ashe, Federer menyampaikan rencana pensiun melalui surat yang diunggah dalam akun media sosialnya, Kamis (15/9/2022). Federer akan pamit setelah mengikuti kejuaraan beregu Piala Laver di London, Inggris, 23-25 September.
Setelah berkutat di arena profesional pada 1998, dia akan berhenti bertanding karena didera cedera lutut kanan yang tak kunjung pulih. Federer menjalani dua kali operasi pada 2020, dan sejak itu hanya tampil dalam enam turnamen. Turnamen terakhirnya sebelum Piala Laver adalah Wimbledon 2021, saat kalah dari Hubert Hurkacz pada perempat final.
Kondisi tubuhdalam usia 41 tahunmembuatnya sadar,dia harus memprioritaskan kondisinya demi keluarga. Keinginan tampil dalam turnamen ATP 250 Basel, Oktober, dan Wimbledon 2023 pun dibatalkan. Meski dengan cedera yang belum pulih sepenuhnya, Federer tetap memilih tampil di Paila Laver sebagai momen pengunduran dirinya.
AFP/ARUN SANKAR
Seorang penonton membawa poster bergambar petenis kawakan Swiss Roger Federer pada laga perempat final turnamen WTA 250 Chennai antara Eugenie Bouchard (Kanada) dan Nadia Podoroska (Argentina) di Chennai, India, Jumat (16/9/2022).
Piala Laver adalah salah satu warisan Federer dan tim manajemennya. Mereka menyelenggarakan ajang tersebut sejak 2017 yang mempertemukan Tim Eropa dan Tim Dunia, meniru kejuaraan Piala Ryder dalam golf.
Di panggung perpisahannya nanti, Federer berada satu tim dengan tiga pesaing besar yang dulu bergabung dalam “Big Four”, yaitu Rafael Nadal, Novak Djokovic, dan Andy Murray. Petenis muda yang akan bergabung dalam Tim Eropa adalah Stefanos Tsitsipas dan Casper Ruud. Adapun Tim Dunia akan beranggotakan Taylor Fritz, Felix Auger-Aliassime, Diego Schwartzman, Frances Tiafoe, Alex De Minaur, dan Jack Sock.
Roger berada pada era yang sama dengan Novak dan Rafa, atlet dan petenis terhebat. Setelah ini, ada petenis-petenis muda, yaitu Alcaraz dan petenis-petenis di belakang dia. Sangat menyenangkan melihat perubahan era di tenis saat ini.
“Federer dan Serena telah membuat standar tinggi untuk perkembangan tenis. Saya akan merindukan mereka. Namun, dengan kehadiran petenis muda yang menjadi nomor satu dunia saat ini, akan ada perubahan besar dalam persaingan selanjutnya,” komentar Nick Bollettieri.
Bollettieri adalah pelatih kawakan yang memiliki Akademi Tenis Nick Bollettieri di Florida, AS. Dia pernah melatih nama-nama besar, seperti Andre Agassi, Jim Courier, Monica Seles, dan Maria Sharapova.
AELTC/BEN SOLOMON / POOL / AFP
Arsip foto 7 Juli 2021 ini memperlihatkan petenis Swiss, Roger Federer, melambaikan tangan setelah dikalahkan Hubert Hurkacz (Polandia) pada laga perempat final tunggal putra Wimbledon di London, Inggris, Rabu (7/7/2021). Laga itu menjadi laga kompetitif terakhir Federer yang mengumumkan akan pensiun.
Pelatih yang telah berusia 91 tahun itu merujuk pada petenis nomor satu dunia tunggal putra dan putri, Carlos Alcaraz dan Iga Swiatek. Mereka mencapai posisi tersebut pada usia 19 dan 21 tahun. Trofi juara AS Terbuka, pekan lalu, menjadi gelar pertama Alcaraz dan yang ketiga untuk Swiatek dari arena Grand Slam.
Tunggal putra juga diramaikan oleh Ruud, petenis berusia 23 tahun yang berperingkat kedua dunia, Tsitsipas (24 tahun/peringkat keenam), Andrey Rublev (24/9), dan Jannik Sinner (21/11). Adapun di tunggal putri, terdapat Cori Gauff yang berperingkat kedelapan dalam dan masih berusia 18 tahun.
Meski persaingan tunggal putra melibatkan banyak petenis berusia 20 tahunan sepeninggal Federer, masih ada dua nama besar yang bertarung. Mereka adalah Nadal yang telah berusia 36 tahun dan Djokovic (35).
Keduanya menjadi pemilik gelar Grand Slam terbanyak, masing-masing22 dan 21 gelar, termasuk yang didapat dari turnamen tahun ini. Nadal menjadi juara Australia dan Perancis Terbuka, sedangkan Djokovic menjadi yang terbaik di Wimbledon.
“Roger berada pada era yang sama dengan Novak dan Rafa, atlet dan petenis terhebat. Setelah ini, ada petenis-petenis muda, yaitu Alcaraz dan petenis-petenis di belakang dia. Sangat menyenangkan melihat perubahan era di tenis saat ini,” kata Tony Godsick, agen Federer. (AP/AFP)