Iga Swiatek mempertegas dominasinya pada persaingan tenis tunggal putri tahun ini dengan menjuarai Grand Slam AS Terbuka. Jika bisa konsisten, dia bisa menjadi penerus Serena Williams.
Oleh
YULIA SAPTHIANI
·5 menit baca
AFP/ANGELA WEISS
Petenis Polandia Iga Swiatek bersorak saat memenangi poin atas petenis Tunisia Ons Jabeur pada laga final Grand Slam AS Terbuka di Flushing Meadows, New York, Sabtu (10/9/2022) sore waktu setempat atau Minggu dini hari WIB. Pada laga itu, Swiatek mengalahkan Jabeur 6-2, 7-6 (5).
Perpisahan Serena Williams dengan lapangan tenis memunculkan pertanyaan, siapa penerus yang bisa mendominasi persaingan tunggal putri. Jika melihat statistik persaingan pada 2022, calon itu telah lahir : Iga Swiatek.
Petenis Polandia berusia 21 tahun itu tak pernah kalah dalam tujuh final pada tahun ini. Terakhir, dia mendapatkan gelar juara dari Grand Slam Amerika Serikat Terbuka. Dalam final di stadion tenis terbesar di dunia, Stadion Arthur Ashe, Flushing Meadows New York, Sabtu (10/9/2022) sore waktu setempat, Swiatek mengalahkan Ons Jabeur 6-2, 7-6 (5).
Gelar itu menambah trofi juara yang tahun ini didapatnya dari WTA 500 Stuttgart, WTA 1000 Doha, Indian Wells, Miami, Roma, dan Grand Slam Perancis Terbuka. Trofi dari Flusing Meadows juga menegaskan bahwa Swiatek tidak hanya bisa menguasai lapangan tanah liat yang ditandai gelar Grand Slam Perancis Terbuka 2020 dan 2022. Dia juga nyaman bermain di lapangan keras. Swiatek tinggal membutuhkan gelar juara dari lapangan rumput.
Di Wimbledon, yang merupakan puncak persaingan turnamen lapangan rumput, Swiatek belum bisa melewati babak keempat. Akan tetapi, dia memiliki bekal untuk menjadi yang terbaik di All England Club, London, yaitu gelar juara Wimbledon tingkat yunior pada 2018.
AFP/GETTY IMAGES/MIKE STOBE
Petenis Tunisia Ons Jabeur of Tunisia melakukan servis ke petenis Polandia Iga Swiatek pada laga final Grand Slam AS Terbuka di Flushing Meadows, New York, Sabtu (10/9/2022) sore waktu setempat atau Minggu dini hari WIB. Pada laga itu, Swiatek mengalahkan Jabeur 6-2, 7-6 (5).
“Awalnya, saya tidak yakin bisa bermain pada level yang dibutuhkan untuk menjuarai AS Terbuka karena lapangannya begitu cepat. Ketika bisa melakukannya, saya bangga sekaligus terkejut,” kata Swiatek.
Statistik kemenangan Swiatek dalam final termasuk luar biasa. Dia memenangi 16 dari 17 final, termasuk dalam persaingan turnamen ITF. Satu-satunya kekalahan dialami dalam final pertama di turnamen WTA Tour, yaitu di Lugano, Swiss, pada 2019.
Setelah itu, dia memenangi semua (sepuluh) final, masing-masing, dalam straight sets. Swiatek hanya kehilangan 40 gim dari sepuluh final itu yang berarti hanya kehilangan rata-rata empat gim per final.
Salah satu kemenangan straight sets didapat melalui penampilannya yang sangat atletis saat melawan Jabeur. Swiatek lincah berlari ke sisi dan sudut berlawanan, juga, ketika mengejar bola dari drop shot lawan. Kelenturan tubuh juga membuat Swiatek bisa menjangkau bola di sudut dengan posisi split seperti yang sering dilakukan Novak Djokovic.
Petenis Polandia Iga Swiatek mengembalikan bola ke petenis Belarus, Aryna Sabalenka, di babak semifinal tunggal putri AS Terbuka, Kamis (8/9/2022). Swiatek menang dengan skor, 6-1, 6-4.
Meski tidak memiliki servis keras, groundstroke-nya sangat bertenaga. Forehand topspin, yang menjadi ciri khas idolanya, Rafael Nadal, membuahkan banyak poin.
Namun, dari semua kemampuan, satu faktor yang menuai pujian adalah kekuatan mental. Dia tak hanya memperlihatkan itu saat final, melainkan pada sepanjang turnamen.
Meski berada di bawah tekanan atau melakukan unforced error, Swiatek tidak memperlihatkan raut wajah dan bahasa tubuh kesal yang bisa dibaca lawan. Dia justru langsung menyemangati diri sendiri dengan mengepalkan tangan, lalu kembali ke posisi servis atau menerima servis dengan cepat. Sorot matanya memperlihatkan bahwa Swiatek selalu menjaga fokus sejak poin awal hingga terakhir.
Saat tiba di Flushing Meadows, Swiatek sebenarnya masih berjuang meningkatkan kepercayaan diri karena hasil buruk pada turnamen pemanasan. Dia tersingkir pada babak ketiga turnamen WTA 1000 Toronto dan Cincinnati.
Petenis Polandia Iga Swiatek meluapkan kegembiraan setelah mengalahkan petenis Belarus, Aryna Sabalenka, di babak semifinal tunggal putri AS Terbuka, Kamis (8/9/2022). Swiatek menang dengan skor, 6-1, 6-4.
Kepercayaan diri itu ditumbuhkannya sedikit demi sedikit dalam setiap babak. Dia kehilangan set pertama saat melawan Jule Niemeirer pada babak keempat, sebelum akhirnya bangkit dengan memenangi 10 dari 12 gim terakhir.
Pada semifinal, Swiatek berhadapan dengan gempuran servis dan groundstroke keras Aryna Sabalenka. Dia kehilangan set pertama, lalu tertinggal 2-4 pada set ketiga.
Dalam kondisi tertekan, Swiatek justru bisa bangkit. Dia merebut 16 dari 22 poin terakhir hingga menggagalkan ambisi Sabalenka ke final Grand Slam untuk pertama kalinya. “Iga bermain dengan sangat bagus pada momen penting. Dia tak terbeban dan bisa membalikkan keadaan untuk menekan saya,” komentar Sabalenka.
Pelatih Swiatek, Tomasz Wiktorowski, menekankan bahwa faktor mental menjadi kunci perjalanan muridnya di Flushing Meadows selama dua pekan. “Saya bisa melihat fokus itu dari sorot matanya. Dia ingin memperbaiki penampilan dari turnamen sebelumnya. Iga bisa menjaga pola pikirnya untuk tenis dan sangat tenang hingga final. Saya bangga dia bisa bersikap seperti itu,” kata Wiktorowski dalam New York Times.
Iga bisa menjaga pola pikirnya untuk tenis dan sangat tenang hingga final. Saya bangga dia bisa bersikap seperti itu
AFP/GETTY IMAGES/MATTHEW STOCKMAN
Petenis Polandia Iga Swiatek mengangkat trofi setelah menjuarai turnamen tenis Grand Slam AS Terbuka di Flushing Meadows, New York, Sabtu (10/9/2022) sore waktu setempat atau Minggu dini hari WIB. Swiatek mengalahkan petenis Tunisia Ons Jabeur pada laga final.
Penerus Serena
Ketangguhan mental itu bisa menjadi bekal Swiatek untuk melanjutkan konsistensinya bersaing pada level tinggi. Apalagi, dia “lahir” pada waktu yang tepat, yaitu ketika Serena berada pada masa akhir kariernya di arena tenis profesional. Serena tak tersaingi siapa pun sejak mendominasi persaingan pada awal 2000-an.
Serena memang baru secara resmi pensiun setelah kalah pada babak ketiga AS Terbuka. Namun, pemilik 23 gelar juara Grand Slam itu tak berkompetisi selama setahun sejak Wimbledon, Juni 2021, karena cedera.
Sebelum Serena meninggalkan tenis, Naomi Osaka sebenarnya muncul sebagai petenis paling potensial untuk menguasai persaingan tunggal putri. Dengan gelar juara dari AS Terbuka 2018 dan 2020, serta Australia Terbuka 2019 dan 2021, Osaka menjadi petenis dengan gelar Grand Slam terbanyak, sejak Serena mendapat gelar terakhir turnamen mayor itu dari Australia Terbuka 2017.
Namun, perjalanan Osaka tak mulus karena mentalnya yang rapuh saat menghadapi tekanan dari luar lapangan. Belakangan, petenis berusia 24 tahun itu terganggu cedera punggung.
Petenis Jepang Naomi Osaka berbicara dengan wasit pada laga melawan petenis China Qinwen Zheng pada turnamen WTA 500 San Jose, si San Jose, California, AS, Selasa (2/8/2022). Naomi memenangi laga itu dengan skor 6-4, 3-6, 6-1.
Saat Osaka belum bangkit, Swiatek muncul menjadi yang terkuat di tengah persaingan terbuka tunggal putri. Dengan semua kemampuan yang telah membawanya menjadi seperti saat ini, perjalanan Swiatek berikutnya pun dinanti.
Berkaca dari penampilan selama dua pekan di Flushing Meadows, mantan petenis nomor satu dunia, Chris Evert menilai, Swiatek bisa mengelola fokus dan penampilan hingga bisa bermain dengan performa terbaik pada final. Itu akan menjadi bekal untuk kelanjutan kariernya. “Iga adalah petenis nomor satu dunia dan dia memang bersikap seperti itu,” kata Evert yang menjadi komentator untuk ESPN.
Setelah menjaga fokus dengan intens, karakternya yang lugu baru terlihat saat menerima trofi. Swiatek mengenakan jaket dengan kerah berantakan saat naik podium hingga dirapikan oleh Jabeur.
Swiatek, juga, membuka tutup untuk melihat bagian dalam trofi yang diterimanya dari salah satu legenda tenis, Martina Navratilova. Saat menerima cek hadiah sebesar Rp 38,5 miliar, dia berkomentar, “Untung, hadiahnya tidak dalam bentuk tunai”.
Untuk merayakan kemenangan dan melepaskan diri dari tekanan kompetisi, Swiatek dan timnya akan menonton pertunjukan musikal Broadway, pada Minggu. Dia pun telah mendapat hadiah lain, yaitu berfoto bersama Seal ketika penyanyi itu menonton di Flushing Meadows. “Setelah bertemu dengan Seal, saya merasa telah memenangi turnamen karena telah berfoto bersama dia,” kata Swiatek. (AP/AFP)