Max Verstappen akan mundur lima posisi start dalam balapan Formula 1 di Monza karena menggunakan komponen mesin pembakaran dalam kelima. Ini membuka peluang Charles Leclerc menang untuk merayakan 75 tahun Ferrari.
Oleh
AGUNG SETYAHADI
·4 menit baca
MONZA, JUMAT— Charles Leclerc mendapat angin segar untuk mengulang kemenangan di Monza musim 2019 dalam balapan Formula 1 seri Italia akhir pekan ini menyusul penalti mundur lima posisi start bagi Max Verstappen. Leclerc pun menunjukkan potensinya untuk dominan dengan memuncaki sesi latihan pertama, Jumat (9/9/2022). Pebalap asal Monaco itu bisa memaksimalkan keunggulan Ferrari F1-75 di tikungan pada balapan Minggu (11/9/2022) untuk merayakan ulang tahun ke-75 Ferrari dengan kemenangan.
Ferrari menyiapkan perayaan itu dengan menonjolkan warna kuning. Kedua pebalap mereka, Leclerc dan Carlos Sainz Junior, akan mengenakan kostum balap kuning dengan aksen hitam. Adapun mobil F1-75 tetap dominan merah dengan aksen kuning. Perayaan 75 tahun Ferrari dan 100 tahun Monza ini diawali dengan meyakinkan oleh Leclerc dan Sainz dengan berada di posisi pertama dan kedua dalam latihan bebas pertama (FP1).
Leclerc mencetak lap tercepat 1 menit 22,410 detik, unggul 0,077 detik atas Sainz. Di belakang mereka ada dua pebalap Mercedes, George Russell dan Lewis Hamilton masing-masing berada di posisi ketiga dan keempat. Selisih waktu mereka cukup jauh dengan Leclerc. Russell terpaut 0,279 detik dan Hamilton tertinggal 0,421 detik.
Verstappen, yang akhir pekan ini menggunakan komponen mesin pembakaran dalam (ICE) kelima, berada di urutan kelima. Dia terpaut 0,430 detik dari Leclerc dan tidak bisa memperbaiki waktunya karena terjebak dalam kepadatan trek.
Pebalap andalan Red Bull yang kini memuncaki klasemen pebalap dengan 310 poin, unggul 109 poin atas Leclerc di posisi kedua itu, mendapat penalti mundur lima posisi start. Jika Verstappen mampu meraih posisi start terdepan dalam kualifikasi, dia akan start dari posisi keenam.
Verstappen bukan satu-satunya pebalap yang mendapat penalti mundur posisi start. Lima pebalap lain yang juga menggunakan komponen melebihi kuota adalah rekan setim Verstappen, Sergio Perez, kemudian Hamilton, Sainz, Yuki Tsunoda (AlphaTauri), dan Valtteri Bottas (Alfa Romeo).
Perez akan mundur 10 posisi start karena menggunakan ICE baru. Sainz mendapat penalti mundur 20 posisi karena menggunakan sejumlah komponen mesin baru, ditambah mundur lima posisi karena menggunakan gearbox baru.
Hamilton akan start dari belakang grip karena menggunakan sejumlah komponen mesin baru, penyimpan energi, dan pengendali elektronik. Tsunoda juga akan start dari posisi paling belakang karena menggunakan komponen baru pada power unit. Adapun Bottas mundur 15 posisi start karena penggunaan komponen mesin baru setelah mobilnya rusak di Zandvoort.
Sanksi pada enam pebalap ini, terutama pada Verstappen dan Perez, membuka peluang pada Leclerc untuk meraih kemenangan di Monza. Leclerc memiliki kenangan manis di sirkuit itu saat meraih podium tertinggi pada 2019.
Saya pikir ini akan menjadi akhir pekan yang sedikit sulit, di atas kertas paling tidak ini akan menjadi akhir pekan yang sulit. Kami menduga Red Bull akan lebih kuat.
”Saya pikir ini akan menjadi akhir pekan yang sedikit sulit, di atas kertas paling tidak ini akan menjadi akhir pekan yang sulit. Kami menduga Red Bull akan lebih kuat. Karakteristik trek tidak sepenuhnya cocok dengan mobil kami, tetapi kami memiliki beberapa kejutan bagus dan buruk tahun ini. Jadi, semoga kali ini yang bagus dan kami bisa bisa tampil lebih baik dari yang kami harapkan,” tutur Leclerc.
Monza memang selalu menjadi adu kecepatan kecepatan puncak mobil di trek lurus. Kemenangan Leclerc pada 2019 juga didukung oleh performa SF90 yang merupakan mobil tercepat musim itu. Hamilton pun meraih lima kemenangan beruntun pada 2014-2018, juga karena Mercedes merupakan mobil terbaik saat itu.
Namun, tantangan Leclerc tidak akan mudah karena Verstappen saat ini sangat kuat dan RB18 merupakan mobil tercepat di trek lurus. Verstappen membuktikan itu dengan meraih kemenangan di Hongaria meskipun start dari posisi ke-10, serta menang di Belgia meskipun start dari posisi ke-14. Kecepatan puncak RB18 itu akan menjadi senjata andalan Verstappen untuk segera memperbaiki posisi sejak start.
”Dibandingkan dengan Red Bull, khususnya karena ini sedikit lebih konsisten di sepanjang tahun ini, kami lebih lambat di lintasan lurus. Kekuatan utama mereka tahun ini adalah kecepatan di lintasan lurus, kami sedikit lebih cepat di tikungan,” ujar Leclerc.
”Di trek seperti di sini, tidak cukup untuk merebut keunggulan yang mereka miliki di lintasan lurus. Dibandingkan dengan Mercedes, ini sedikit sulit diungkapkan, mobil mereka sangat naik turun, kadang sangat cepat, kadang mereka sedikit kesulitan, jadi sangat sulit untuk menjelaskan,” ujar Leclerc terkait potensi persaingan di Monza.
Verstappen masih berpeluang meraih kemenangan di Monza yang akan menjadi kemenangan kelima beruntun musim ini, jika balapan berjalan lancar. Red Bull memang sedang dalam momentum terbaik, menyusul kesuksesan menurunkan bobot RB18 sehingga kompetitif di trek lurus.
”Di awal tahun ini, dengan mobil yang sedikit kelebihan bobot, menurut saya, itu membuat sulit untuk mendapatkan keseimbangan mobil. Tetapi seiring dengan penurunan bobot mobil, khususnya dalam beberapa balapan terakhir, sangat bagus bagi kami,” ujar Verstappen.
”Sekarang sepertinya kami memahami bagaimana bisa tampil baik di setiap trek, di beberapa trek lebih baik dibandingkan yang lainnya, dalam hal poin yang diraih itu sangat bagus, tetapi kami tahu masih ada banyak balapan tersisa di mana kami juga perlu mencetak poin,” tutur Verstappen yang mengejar kemenangan pertama di Monza.