Liverpool Dibayangi Siklus ”Kutukan” Tujuh Tahun Klopp
Liverpool kini tengah dibayangi siklus buruk Manajer Juergen Klopp, yaitu ”kutukan” anjloknya prestasi pada musim ketujuh. Namun, ia optimistis masih bisa membangkitkan performa klubnya.
Oleh
MUHAMMAD IKHSAN MAHAR
·5 menit baca
AFP/ALBERTO PIZZOLI
Ekspresi Manajer Liverpool Juergen Klopp saat timnya menghadapi Napoli pada laga penyisihan Grup A Liga Champions Eropa di Stadion Diego Armando Maradona, Naples, Italia, Kamis (8/9/2022) dini hari WIB. Liverpool takluk, 1-4, pada laga itu.
NAPLES, KAMIS — Siklus petaka yang rutin menjerat Manajer Juergen Klopp pada musim ketujuhnya menangani klub kini semakin membayangi Liverpool. Setelah terpuruk di Liga Inggris, awal musim ini, ”Si Merah” dihajar Napoli, 1-4, pada laga babak penyisihan grup Liga Champions Eropa di Naples, Italia, Kamis (8/9/2022) dini hari WIB.
Akibat kekalahan itu, Liverpool menempati peringkat ketiga Grup A. Finalis Liga Champions musim lalu itu tertinggal tiga poin dari Ajax Amsterdam dan Napoli. Adapun di Liga Inggris, Si Merah kini menempati peringkat ketujuh dari 20 tim.
Tujuh adalah angka misterius bagi Klopp. Alih-alih identik dengan keberuntungan, angka itu justru bak petaka atau kutukan untuk Klopp. Karier melatihnya di klub-klubnya terdahulu, yaitu Mainz 05 dan Borussia Dortmund, selalu berakhir setelah musim ketujuh.
Di Mainz, klub pertamanya sebagai pelatih, Klopp mengukir sejarah. Pada musim ketiganya di klub itu, 2003-2004, ia membawa Mainz promosi ke Bundesliga Jerman untuk pertama kalinya dalam sejarah. Ia juga membawa ”Die Nullfunfer” meraih tiket kualifikasi Piala UEFA edisi 2005-2006.
Namun, tak lama, Mainz terdegradasi ke Bundesliga 2. Pada akhir musim ketujuhnya di klub itu, Klopp mengundurkan diri pada 2008 karena gagal membawa Mainz kembali promosi karena hanya finis keempat.
AFP/PAUL ELLIS
Ekspresi Manajer Liverpool Juergen Klopp saat timnya menghadapi Villarreal pada laga semifinal Liga Champions Eropa di Stadion La Ceramica, Spanyol, 3 Mei 2022. Liverpool memenangi babak itu dan lolos ke final.
Ia lantas direkrut Dortmund. Di klub itu, ia mengukir prestasi dengan membawa ”Die Borussen” menjuarai Bundesliga dua tahun beruntun, yaitu 2011 dan 2012. Setahun berselang, Klopp mengantarkan Dortmund lolos ke final Liga Champions.
Namun, seperti halnya saat di Mainz, energi Dortmund anjlok di musim ketujuhnya bersama Klopp. Prestasi mereka pun turun drastis, yaitu finis ketujuh, pada akhir musim 2014-2015. Itulah performa terburuk Dortmund pada era Klopp. Ia pun lantas meninggalkan klub itu.
Saya tahu ada perasaan aneh ketika memasuki musim ketujuh, tetapi kami tidak boleh mengulangi kesalahan-kesalahan sebelumnya. Kami melakukan perubahan untuk mengantisipasi tim yang menua. (Juergen Klopp)
Sepanjang musim itu, Dortmund berkutat di luar zona 10 besar Bundesliga. Padahal, sepanjang empat musim sebelumnya, Dormund selalu menjadi pesaing utama Bayern Muenchen dan tidak pernah keluar dari peringkat dua besar.
Rentetan siklus petaka Klopp itu kini membayangi Liverpool. Setelah selalu bersaing sengit dengan Manchester City sebagai penguasa Inggris, yaitu sejak musim 2018-2019, Liverpool kini menjalani awal musim terburuk bersama Klopp.
Mereka kehilangan enam poin dari tiga laga versus tim-tim medioker, yaitu Fulham, Crystal Palace, dan Everton. Liverpool juga dikalahkan rival abadinya, Manchester United, 1-2. Dari enam laga Liga Inggris yang telah dilalui, musim ini, Si Merah hanya mencatatkan dua kali (33 persen) kemenangan, yaitu saat menghajar Bournemouth, 9-0, serta menang dramatis, 2-1, atas Newcastle United.
Persentase kemenangan Liverpool itu jauh di bawah rata-rata enam tahun terakhir bersama Klopp, yaitu 60,9 persen kemenangan dari 389 laga. Tidak ayal, Liverpool kini baru meraup sembilan poin. Mereka tertinggal enam poin dari Arsenal yang memimpin puncak klasemen sementara Liga Inggris hingga pekan keenam.
Mental terpuruk
Klopp mengakui timnya harus segera bangkit agar kondisi buruk tidak terus berlanjut. Kekalahan memalukan dari Napoli, kata Klopp, membuat calon-calon lawan mereka tak lagi sabar menghadapi timnya yang kini tengah terpuruk secara mental dan permainan.
”Tim-tim lainnya, termasuk Wolves (lawan di pekan ketujuh Liga Inggris), akan menganggap saat ini adalah momen yang sempurna untuk menghadapi kami. Maka, kami harus segera membenahi seluruh kekacauan ini. Saya yakin setiap masalah di sepak bola selalu ada solusinya,” ujar Klopp dilansir BBC.
AFP/FILIPPO MONTEFORTE
Ekspresi penyerang Liverpool, Mohamed Salah, saat timnya menghadapi Napoli pada laga penyisihan Grup A Liga Champions Eropa di Stadion Diego Armando Maradona, Naples, Italia, Rabu (8/9/2022) dini hari WIB. Liverpool takluk, 1-4, pada laga itu.
Andrew Robertson, bek sayap kiri Liverpool, menilai timnya pantas diganjar hasil buruk akhir-akhir ini. Menurut dia, penampilan individual dan kolektif timnya saat ini masih jauh dari level terbaik mereka yang pernah ditampilkan dalam beberapa tahun terakhir.
”Kami harus lebih siap untuk berjuang di setiap pertandingan. Kami harus segera bangkit dan secepatnya mengembalikan performa terbaik karena ini bukanlah Liverpool yang sebenarnya,” kata Robertson dilansir Liverpool Echo.
Klopp, yang kini berusia 55 tahun, sebetulnya sudah berusaha menghindari ”bencana” pada musim ketujuhnya bersama Si Merah. Upaya itu ditunjukkan dengan meremajakan skuadnya lewat pembelian tiga pemain muda, seperti Fabio Carvalho dan Darwin Nunez.
Belum padu
Namun, kedua pemain itu belum cukup padu dengan skuad utama Liverpool. Nunez, misalnya, baru dua kali tampil sebagai pemain inti, sedangkan Carvalho baru sekali masuk dalam daftar skuad mula.
”Saya tahu ada perasaan aneh ketika memasuki musim ketujuh, tetapi kami tidak boleh mengulangi kesalahan-kesalahan sebelumnya. Kami melakukan perubahan untuk mengantisipasi tim yang menua,” ujar Klopp kepada The Anfield Wrap dalam wawancara di masa pramusim, Juli lalu.
AFP/ALBERTO PIZZOLI
Bek Liverpool, Virgil van Dijk (kiri), berebut bola dengan pemain Napoli, Victor Osimhen, pada laga penyisihan Grup A Liga Champions Eropa di Stadion Diego Armando Maradona, Italia, Kamis (8/9/2022) dini hari WIB. Napoli memenangi laga itu dengan skor 4-1.
Menurut Michael Owen, legenda Liverpool, para pendukung klub itu sudah memiliki kekhawatiran terhadap kutukan musim ketujuh Klopp. Performa buruk Liverpool sepanjang dua bulan terakhir ini kian menebalkan kekhawatiran itu. Mereka pesimistis Si Merah bisa berprestasi pada musim ini.
Terkait masa depan Klopp, bursa taruhan, Sky Bet, menganggap Klopp kian dekat menuju pintu keluar Anfield. Tiga prediksi teratas yang muncul terkait masa depan Klopp adalah ia meninggalkan Liverpool menjelang dimulainya musim 2023-2024, berpisah pada masa Natal 2022, dan dipecat klub itu sebelum 30 September 2022.
Namun, di tengah meningkatnya tekanan, akhir-akhir ini, Klopp yakin ia tidak akan bernasib serupa kompatriotnya, Thomas Tuchel, yang dipecat Chelsea, Rabu (7/9/2022). Menurut dia, pemilik Liverpool saat ini, John W Henry dari Grup Olahraga Fenway, memiliki sudut pandang yang berbeda dibandingkan pemilik baru Chelsea, Todd Boehly.
”Pemilik kami lebih tenang dan berharap saya bisa memperbaiki situasi saat ini. Mereka tidak memikirkan orang lain (calon pengganti) untuk itu,” kata Klopp seperti dikutip Sky Sports. (AFP)