Calon juara baru tunggal putra Grand Slam akan lahir dari turnamen AS Terbuka. Ini terjadi setelah Rafael Nadal dan Marin Cilic tersingkir pada babak keempat.
Oleh
YULIA SAPTHIANI
·4 menit baca
NEW YORK, SENIN - Juara baru Grand Slam tunggal putra akan lahir dari pentas Amerika Serikat Terbuka. Sisa tiga babak juga akan mempertaruhkan posisi puncak peringkat dunia.
Kepastian itu muncul setelah tersingkirnya juara Grand Slam pada babak keempat di Flushing Meadows, New York, Senin (5/9/2022) waktu setempat. Pemegang 22 gelar Grand Slam, Rafael Nadal, dan juara AS Terbuka 2014, Marin Cilic, disingkirkan petenis dari generasi penerus mereka.
Nadal dikalahkan Frances Tiafoe 4-6, 6-4, 4-6, 3-6, sementara Cilic kalah dari generasi yang lebih muda, Carlos Alcaraz. Dalam laga yang berlangsung hingga Selasa pukul 02.23 waktu setempat, Alcaraz mengalahkan Cilic yang masih tangguh bermain di lapangan keras, 6-4, 3-6, 6-4, 4-6, 6-3.
Delapan petenis yang tampil pada perempat final, Selasa dan Rabu waktu setempat, akan bersaing untuk meraih prestasi yang belum pernah mereka dapat, juara Grand Slam. Salah satu di antara mereka akan seperti Dominic Thiem dan Daniil Medvedev yang menyela dominasi “Big Three” (Roger Federer, Rafael Nadal, dan Novak Djokoic) sebagai juara Grand Slam, setidaknya sejak 2017. Thiem adalah juara AS Terbuka 2020, sementara Medvedev pada tahun berikutnya.
“Saya senang ada generasi baru yang akan jadi juara,” kata Tiafoe yang akan tampil pada perempat final kedua di arena Grand Slam, setelah Australia Terbuka 2019.
Dari delapan tunggal putra tersisa, tiga petenis berasal dari angkatan yang sama dengan Medvedev yang berusia 26 tahun. Mereka adalah Nick Kyrgios, Karen Khachanov, dan Matteo Berrettini yang akan tampil Selasa waktu setempat. Kyrgios akan melawan Khachanov, sementara Berrettini berhadapan dengan Casper Ruud.
Perempat finalis lain berasal dari generasi lebih muda, yaitu Tiafoe yang akan melawan sesama petenis berusia 24 tahun, Andrey Rublev. Sementara, Alcaraz (19) dan lawannya, Jannik Sinner (21), menjadi dua petenis termuda.
Sebagian besar dari petenis itu pernah tampil dalam turnamen Final ATP Next Gen, yaitu turnamen akhir tahun untuk delapan petenis terbaik berusia 21 tahun ke bawah. ATP membuat program itu untuk mempromosikan potensi petenis-petenis muda.
Saya senang ada generasi baru yang akan jadi juara.
Tiafoe tampil pada tahun kedua Final ATP Next Gen, yaitu pada 2018. Ruud dan Sinner pada 2019, sementara Alcaraz pada 2021. Sinner dan Alcaraz menjadi juara.
Di antara semua petenis, Alcaraz menjadi yang paling sukses karena menempati posisi terbaik dalam peringkat dunia, yaitu urutan ketiga. Alcaraz dan Ruud (ranking ketujuh), bahkan, memiliki peluang menjadi petenis nomor satu dunia setelah AS Terbuka.
Jika Alcaraz mencapai final dan Ruud gagal lolos ke babak yang sama, Alcaraz akan menggeser posisi yang saat ini ditempati Medvedev. Sementara, skenario sebaliknya akan menempatkan Ruud ke posisi puncak.
Seandainya kedua petenis tampil di final, laga itu tak hanya menjadi pertaruhan gelar Grand Slam pertama mereka, melainkan juga menjadi persaingan untuk menjadi petenis nomor satu dunia. Akan tetapi, jika Alcaraz dan Ruud gagal ke final, posisi puncak akan ditempati Nadal.
Mereka mendapat kesempatan tersebut karena Medvedev tak dapat mempertahankan 2.000 poin yang didapatnya ketika menjadi juara pada 2021. Ini juga dipengaruhi absennya petenis peringkat kedua dunia, Alexander Zverev, dan Novak Djokovic (ranking keenam). Sebagai finalis pada tahun lalu, Djokovic kehilangan 1.200 poin dan tanpa ganti.
Namun, Alcaraz tak ingin memandang jauh ke depan. Tantangan terdekatnya bukan hal yang mudah dilewati, yaitu perempat final melawan Sinner. Sinner mengalahkan Alcaraz dalam dua dari tiga pertemuan yang terjadi pada tahun ini, yaitu babak keempat Wimbledon dan final ATP 250 Umag, Kroasia.
“Saya beberapa kali melawan dia. Sangat, sangat sulit untuk mengalahkannya. Saya harus benar-benar siap untuk mengalahkan Jannik,” kata Alcaraz.
Tiafoe, juga, akan menghadapi rintangan tak kalah berat. Meski menyingkirkan Rublev pada babak ketiga AS Terbuka 2021, dia kalah dari petenis Rusia itu pada pertemuan terakhir yang terjadi dalam babak ketiga Indian Wells Masters, pada Maret.
Kemenangan atas Nadal membuat Tiafoe percaya diri karena dia tak lagi merasa sebagai “kuda hitam” dalam turnamen. “Kuda hitam sudah tidak ada. Saya tidak lagi merasakan tekanan hingga bisa menikmati setiap momen di sini,” kata Tiafoe.
Pada tunggal putri, petenis nomor satu dunia, Iga Swiatek, akhirnya menembus perempat final AS Terbuka. Dia akan berhadapan dengan petenis tuan rumah, Jessica Pegula, setelah melewati perlawanan alot dari petenis Jerman, Jule Niemeirer. Swiatek kehilangan set pertama sebelum akhirnya menang 2-6, 6-4, 6-0. (AP/AFP)