Arsenal menghasilkan lebih banyak peluang, tetapi Manchester United yang tampil sebagai pemenang. Arsenal kalah karena terlalu naif di Old Trafford.
Oleh
KELVIN HIANUSA
·4 menit baca
MANCHESTER, MINGGU – Permainan Arsenal sangat hidup lewat gaya penguasaan bola dominan. Namun, gaya yang butuh lini pertahanan tinggi itu pada akhirnya yang juga membunuh “Si Meriam”. Dengan barisan penyerang cepat, Manchester United menghukum Arsenal lewat serangan balik kilat.
Arsenal mendominasi laga lewat kombinasi umpan pendek di markas lawan Old Trafford, pada Minggu (4/9/2022) WIB. Arsenal menguasai bola sebanyak 60,5 persen; juga unggul dalam jumlah umpan, 461 untuk Arsenal – 307 untuk MU; dan jumlah tendangan, 16 untuk Arsenal dan 10 untuk MU. Hanya saja, dominasi itu tidak tercermin di papan skor.
MU memberikan kekalahan pertama untuk Arsenal pada musim ini setelah menang 3-1. Penyerang Inggris Marcus Rashford menjadi algojo pencabut nyawa tim tamu lewat sumbangan 2 gol dan 1 asis. Sepasang golnya pada babak kedua, setelah kedudukan sempat imbang 1-1, melambungkan “Setan Merah”.
“Banyak hal positif yang terlihat dari Arsenal. Mereka mendominasi setelah laga berlangsung 10 menit. Mereka tim yang lebih baik pada pertandingan ini. Sayangnya, mereka tidak mampu memulihkan diri setelah gol kedua lawan,” kata pengamat Sky Sports yang juga mantan pemain, Paul Merson.
Momentum Arsenal hilang akibat dua gol beruntun MU, enam menit setelah Bukayo Saka menyamakan kedudukan 1-1. Sepasang gol Rashford itu hanya berselang sembilan menit, ke-66 dan ke-75. Keduanya sama-sama berawal dari skema serangan balik, memanfaatkan kesalahan dan lini pertahanan tinggi lawan.
Dalam proses gol kedua MU, Arsenal kehilangan bola saat membangun serangan. Tiga bek Ben White, Gabriel Magalhaes, dan William Saliba, terlalu maju ke garis tengah lapangan. Melihat lubang itu, gelandang MU Bruno Fernandes langsung mengumpan jauh. Rashford yang punya lari cepat dan tubuh kokoh bagai seorang sprinter, tidak terkejar.
Hal nyaris serupa terjadi pada gol ketiga. Magalhaes terlalu jauh meninggalkan posnya saat ingin merebut bola. Setelah upayanya gagal, umpan terobosan lagi-lagi membelah pertahanan Arsenal yang maju hingga setengah lapangan. Dua pemain sekaligus Christian Eriksen dan Rashford langsung berhadapan dengan kiper Aaron Ramsdale.
Kenaifan itu pun membunuh Arsenal. Tim asuhan manajer Mikel Arteta terlena menyerang setelah gol penyeimbang, sampai melupakan pertahanan. Mereka seolah lupa terhadap senjata berbahaya serangan balik MU yang sempat melukai Liverpool, dua pekan lalu.
Arsenal memang menghasilkan banyak peluang, tetapi kami yang mencetak banyak gol.
“Kekalahan ini mengecewakan karena kami punya banyak peluang. Kami harus belajar dari kesalahan ini. Anda harus punya kedisiplinan tinggi dalam laga seperti ini. Detail terkecil bisa berpengaruh besar karena mereka punya pemain kelas dunia,” kata Arteta.
Di sisi lain, Manajer MU Erik ten Hag tampil dengan rencana sempurna. Dia tidak memaksa anak asuhnya bertarung mendominasi lapangan tengah. Saat babak kedua mulai, tim tuan rumah justru bermain lebih bertahan. Mereka lebih banyak menunggu kesempatan untuk menyerang balik.
“Arsenal memang menghasilkan banyak peluang, tetapi kami yang mencetak banyak gol. Kami hebat dalam memecah pertahanan mereka. Saya tidak khawatir sepanjang laga karena yakin pertahanan kami bisa menghadapi kreativitas para pemain Arsenal,” ucap ten Hag.
MU bertahan sangat solid dengan dipimpin duet bek Raphael Varane dan Lisandro Martinez. Berawal dari pertahanan kokoh, mereka sebisa mungkin langsung memanfaatkan kecepatan para penyerang, seperti Rashford dan Jadon Sancho.
Permainan sederhana MU melukai sistem kompleks Arsenal. Rashford dan rekan-rekan menciptakan tiga gol dengan total umpan yang tidak lebih dari 20 kali. Bahkan, mereka menghasilkan gol kedua hanya dengan tiga kali umpan setelah merebut bola lawan.
Eriksen menjadi salah satu kunci kemenangan “Setan Merah”. Dia yang bermain di posisi gelandang jangkar dalam formasi 4-2-3-1, berhasil memecah tekanan tinggi pemain Arsenal. Kecerdikan dan kemampuan umpan Eriksen menjadi jembatan transisi super cepat MU.
Bagi MU, kemenangan terasa semakin sempurna karena penyerang baru mereka Antony mencetak gol dalam debutnya. Antony menyumbang gol pembuka pada babak pertama. Pemain yang didatangkan dari Ajax Amsterdam itu merayakan gol dengan mencium logo klub di jerseinya.
MU pun memasuki fase bulan madu di bawah kepemimpinan ten Hag. Mereka saat ini sudah meraih empat kemenangan beruntun, setelah sempat mengawali musim dengan sangat buruk.
Adapun Arsenal sempat unggul lebih dulu pada awal laga lewat gol Gabriel Martinelli. Namun, gol itu dianulir oleh video asisten wasit atau VAR. Gelandang Martin Odegaard dinilai telah melanggar Eriksen, sebelum berujung serangan balik Arsenal.
Meskipun kalah, Arsenal masih memuncaki klasemen sementara dengan 15 poin dari 6 laga. MU membuntuti di peringkat ke-5 dengan 12 poin. (AP/REUTERS)