Anime Jepang bertema sepak bola tidak hanya menyajikan hiburan. Ada pelajaran dari seri animasi untuk memahami tren taktik kontemporer. "Aoashi", anime terbaru, menampilkan revolusi taktik posisi bek sayap.
Oleh
MUHAMMAD IKHSAN MAHAR
·5 menit baca
Anime yang merupakan drama animasi asal Jepang memiliki beragam tema, termasuk sepak bola. Sudah banyak anime sepak bola yang tenar di Indonesia dan dunia, seperti Captain Tsubasa, Whistle!, Inazuma Eleven, dan yang terbaru Aoashi.
Kehadiran seri anime yang mayoritas merupakan adaptasi digital dari versi manga atau komik merupakan wujud dari mimpi masyarakat “Negeri Matahari Terbit”. Mereka ingin memiliki pemain berkualitas dunia yang melanglang buana tampil di Eropa, kemudian tim nasional Jepang juga bisa tampil membanggakan di level Piala Dunia.
Di luar soal mimpi tersebut, anime Jepang tidak hanya menghadirkan hiburan tetapi juga membantu penontonya untuk memahami tren taktik sepak bola terkini. Itu ditunjukkan dalam anime Aoashi yang baru berjalan 21 episode sejak mulai tayang, 9 April 2022.
Aoashi mengisahkan perjuangan remaja bernama Ashito Aoi untuk mengejar mimpi menjadi pemain profesional di Liga Jepang atau J-League. Sejak kecil hingga duduk di masa akhir Sekolah Menengah Atas (SMA), Aoi rutin membela sekolahnya bermain hingga level kompetisi tingkat nasional untuk mewakili Prefektur Ehime.
Sebagai anak yang cinta bola pada umumnya, Aoi bermain di posisi yang paling digandrungi saat ini, yaitu penyerang sayap. Aoi bermain di posisi itu hingga mendapat tawaran untuk mengikuti seleksi tim junior, Esperion, yang merupakan tim fiktif yang dikisahkan sebagai tim tersukses di Jepang. Esperion bermarkas di Kota Tokyo.
Meski memiliki teknik dasar dan pemahaman taktik yang buruk, Aoi bisa lulus seleksi berkat “penciuman” tajam Tatsuya Fukuda, pelatih tim junior Esperion. Aoi dianggap memiliki kelebihan atas visinya membaca situasi pertandingan.
Setelah mulai bisa nyetel dengan tim Esperion muda, perkembangan Aoi kembali tertahan setelah posisinya diubah dari penyerang sayap kiri menjadi bek sayap kiri. Perubahan posisi yang hadir di episode ke-14 itu ternyata adalah dasar utama Fukuda bersikeras merekrut Aoi meskipun beberapa pelatih muda menganggap Aoi tidak pantas mengenakan seragam Esperion yang bersejarah.
Aoi pun sempat kesal dengan perubahan posisi itu karena ia tidak bisa lagi melakukan kesenangannya, yakni mencetak gol. Dalam perjalanan anime itu, Aoi pun sadar betapa pentingnya posisi bek sayap dengan keunggulannya untuk membaca pergerakan rekan setim dan mengantisipasi pergerakan tanpa bola lawan.
Maradona dan Johan Cruyff adalah dua sosok yang menjadi teladan utamanya untuk membangun tokoh Tsubasa.
Dalam anime itu muncul sebutan playmaker wing-back. Dengan peran itu, Aoi diproyeksikan menjadi pusat serangan timnya yang memainkan operan pendek dan membangun serangan dari lini belakang.
Peran Aoi itu sejalan dengan tren yang tengah marak di arena sepak bola modern saat ini. Ketika bek sayap tidak hanya lagi membantu serangan dari sisi luar lapangan dan mengandalkan umpan silang, tetapi punya peran lebih advanced untuk menjadi pengatur serangan timnya.
Itu bisa disaksikan pada dua tim yang dianggap memiliki permainan paling aktraktif dalam dua musim terakhir, yaitu Liverpool dan Manchester City. Manajer Liverpool Juergen Klopp telah menghadirkan revolusi taktik dengan menyulap Trent Alexander-Arnold sebagai playmaker timnya.
Di Liga Inggris musim 2022-2023, Alexander-Arnold telah menunjukkan peran krusialnya bagi Liverpool. Ia adalah pemain dengan rerata umpan silang terbanyak berkat catatan 3,3 umpan silang per laga, lalu ia juga memimpin daftar operan jauh sukses dengan rata-rata 6,3 operan jauh sukses di setiap pertandingan.
Tak hanya itu, rerata 66,2 operan per laga yang dicatatkan bek tim nasional Inggris itu hanya kalah dari koleksi 89,2 operan per laga yang diciptakan Virgil van Dijk.
Untuk urusan melakukan operan kunci, Alexander-Arnold mencatatkan 2,2 operan kunci per laga di enam pertandingan musim ini. Catatan itu hanya kalah dari Mohamed Salah yang menciptakan empat operan kunci per laga.
“Setiap menghadapi Liverpool, tugas utama ialah mencegah bek sayap mereka maju ke depan. Karena pemain bek sayap adalah playmaker mereka,” ujar Manajer Manchester United Erik Ten Hag jelang timnya menghadapi Liverpool, 23 Agustus lalu.
Di sisi lain, Manajer Manchester City Pep Guardiola juga berperan meningkatkan peran bek sayap ketika menjadikan Joao Cancelo sebagai gelandang bertahan ekstra. Cancelo tidak hanya menyisir di sisi lapangan, tetapi juga bergerak di lapangan tengah.
Peran Cancelo di City setara dengan gelandang kreatif, seperti Kevin De Bruyne, Phil Foden, Bernardo Silva, dan Riyad Mahrez. Catatan 0,7 umpan kunci per laga milik Cancelo hanya kalah dari empat gelandang kreatif City tersebut.
Pemain asal Portugal itu adalah pemain City paling banyak melakukan dribel sukses di liga musim ini. Ia melakukan 1,5 dribel sukses per laga. Cancelo juga melakukan 3,5 operan jauh sukses per pertandingan.
Keputusan Fukuda untuk memainkan Aoi di posisi bek kiri karena kemampuannya membaca permainan, hal itu juga yang menjadi penyebab Guardiola memberikan peran besar pada taktik City kepada Cancelo.
“Joao (Cancelo) memiliki mentalitas menyerang yang bisa melihat apa yang bisa terjadi di pertandingan. Itu talenta besarnya yang tidak bisa dilakukan oleh pemain bek sayap hebat lain yang pernah kami miliki,” kata Guardiola kepada Sky Sports, Februari 2021.
Tren 1980-an
Sebelum anime Aoashi memeragakan potret taktik modern sepak bola saat ini, Captain Tsubasa telah lebih dulu memberikan wujud tren taktik sepak bola.
Tsubasa Ozora, tokoh utama di anime itu, juga mengubah posisinya dari penyerang tengah menjadi gelandang serang. Ketika seri perdana anime itu mulai tayang pada Oktober 1983 dan berakhir pada Maret 1986, sepak bola internasional tengah dipenuhi bakat gelandang serang yang melimpah.
Pada era itu, Argentina memiliki Diego Maradona yang membawa Argentina ke puncak dunia dan mengantarkan Napoli menjadi raja di Italia. Kemudian, Michel Platini menjadi tulang punggung bagi Perancis merebut Piala Eropa perdana pada 1984 dan membantu Juventus menjadi kampiun Liga Champions pertama pada 1984-1985.
Selain dua pemain fenomenal itu, pada dekade 1980-an, dunia dihiasi oleh bakat gelandang serang terbaik lainnya pada diri Ruud Gullit (Belanda), Zico (Brasil), dan Zbigniew Boniek (Polandia).
Yoichi Takahashi, pembuat Captain Tsubasa, mengungkapkan, permainan menyerang timnas Argentina dan Barcelona pada dekade 1980-an adalah inspirasinya menciptakan salah satu manga olahraga paling berpengaruh di dunia itu. Takashi mengakui, Maradona dan Johan Cruyff adalah dua sosok yang menjadi teladan utamanya untuk membangun tokoh Tsubasa.
“Gaya Cruyff sangat berkesan bagi saya. Ketika telah menjadi manajer, saya menyukai filosofi permainan menyerangnya yang didasari gerakan indah," tutur Takahashi kepada Marca, 2013 silam.
Dari Aoashi dan Captain Tsubasa hadir hiburan dengan balutan cerita yang berkesan. Dua anime itu membantu pula para penikmat anime memahami perkembangan taktik sepak bola kontemporer. Seperti alur cerita anime yang terus berkembang, strategi permainan di lapangan hijau juga tidak pernah berhenti berevolusi.