Kehadiran Erling Haaland berdampak besar terhadap daya gedor lini depan Manchester City. Namun, menghadapi Aston Villa, Haaland tidak bisa dengan mudah mencetak gol seperti hattrick yang dibuatnya di dua laga sebelumnya.
Oleh
ADRIAN FAJRIANSYAH
·5 menit baca
BIRMINGHAM, MINGGU — Manchester City kecanduan Erling Haaland. City terus meraup serangkaian kemenangan berkat gol demi gol dari penyerang muda Norwegia tersebut. Namun, nyatanya, candu dari Haaland masih belum cukup.
Dalam laga menghadapi Aston Villa pada pekan keenam Liga Inggris, Sabtu (3/9/2022), Pelatih City Pep Guardiola justru frustrasi karena Haaland hanya mencetak sebiji gol dan pemain lainnya tak mampu menyumbangkan gol. Hasil itu membuat ”Si Manchester Biru” gagal mengudeta Arsenal yang nyaman di puncak klasemen sementara.
”Kami tidak tepat dalam hal-hal sederhana, terutama di babak pertama dan sentuhan sepertiga akhir pertandingan. Kami memiliki peluang untuk mencetak gol kedua saat pertandingan ada di bawah kendali kami, tetapi kami tidak mampu melakukannya,” ujar Guardiola dilansir Sky Sports.
Dalam laga yang berlangsung di Stadion Villa Park, Aston, Birmingham itu, City mampu unggul lebih dahulu melalui gol sontekan Haaland di menit ke-50 seusai meneruskan umpan gelandang Kevin De Bruyne. Akan tetapi, kemenangan City sirna karena Aston Villa menyamakan kedudukan berkat gol tendangan spektakuler pemain sayap Leon Bailey di menit ke-74 setelah menerima umpan rekannya di lini depan, Jacob Ramsey. Itu gol pertama Bailey sejak September 2021.
Untuk Haaland, satu gol itu kian menahbiskannya sebagai predator buas Liga Inggris. Pemain berusia 22 tahun itu menambah pundi-pundi golnya menjadi 10 gol dari enam laga pertama Liga Inggris. Dia menjadi pemain tercepat mencapai 10 gol di liga sejak Michael ”Mick” Quinn melakukannya bersama Conventry City nyaris 30 tahun lalu atau tepatnya pada Desember 1992. Dirinya pun menjadi pemain kelima yang selalu mencetak gol dalam tiga laga tandang pertama Liga Inggris setelah Peter Beardsley, Jurgen Klinsmann, Francesco Baiano, dan Alen Boksic.
Namun, Haaland tidak seganas biasanya ketika menghadapi Aston Villa. Haaland yang datang dengan grafik sangar telah mencetak hattrick dalam dua laga terakhir, tetapi hanya menyentuh bola 10 kali selama babak pertama melawan Aston Villa. Bahkan, Haaland yang dibeli dari Borussia Dortmund dengan mahar 60 juta Euro (Rp 893 miliar) per 1 Juli itu dan rekan-rekan setimnya, tidak mampu melakukan tendangan tepat sasaran ke gawang pada babak pertama.
City memang lebih bersemangat menambah gol seusai Haaland mencetak gol di menit ke-50. Peluang terbaik mereka lahir dari tendangan bebas De Bruyne di menit ke-66, tetapi masih membentur mistar gawang. Di pengujung laga, bek Phil Foden mendapatkan peluang emas melepaskan tembakan dari dalam kotak penalti, tetapi upayanya bisa dipatahkan kiper Aston Villa, Emiliano Martinez, yang berulang kali melakukan penyelamatan brilian.
Tidak puas
Situasi itu membuat geram Guardiola. Statistik menunjukkan, City nyaris selalu mengurung Aston Villa. The Citizens menguasai bola dengan persentase 73 persen berbanding 27 persen. Dengan itu, mereka bisa menciptakan 13 peluang tetapi hanya empat yang tepat sasaran ke gawang. Sebaliknya, The Villans cuma sanggup melahirkan tiga peluang dengan satu yang tepat sasaran ke gawang.
Kami lebih baik setelah tercipta gol (Haaland). Tetapi, kami tidak cukup tepat dalam umpan silang, kami melewatkan beberapa peluang, dan itulah mengapa kami tidak bisa menambah gol.
Terlepas dari skema bertahan Aston Villa yang luar biasa, Guardiola menganggap, City tidak memiliki kelincahan dan keunggulan klinis seperti biasanya. Para pemain pun tidak mampu menuntaskan peluang dengan baik, bahkan cenderung ceroboh. ”Kami lebih baik setelah tercipta gol (Haaland). Tetapi, kami tidak cukup tepat dalam umpan silang, kami melewatkan beberapa peluang, dan itulah mengapa kami tidak bisa menambah gol,” kata Guardiola.
Nyatanya, kehadiran Haaland belum sepenuhnya menjawab keluhan Guardiola selama dua tahun terakhir. Pelatih asal Spanyol itu sempat beberapa kali menyampaikan unek-unek betapa sulitnya bersaing tanpa keberadaan penyerang murni.
”Untuk menjadi juara, khususnya Liga Inggris, statistik membuktikan Anda butuh setidaknya tiga orang yang bisa mencetak gol lebih dari 10, 12, 15 gol untuk menjadi kompetitor. Tetapi, saat Anda memiliki seorang pemain yang bisa mencetak 25 atau 30 gol, itu akan sangat membantu,” katanya dikutip The Guardian Juni lalu.
”Anda mengatakan kami bermain sangat baik tanpa striker karena kami menang. Ketika kami tidak menang, Anda mengatakan kami membutuhkan striker, saya naif. Bagaimana tim kami bermain tanpa seorang striker? Di Liga Inggris, Anda harus bermain dengan seorang striker. Jadi, kami membutuhkan seorang striker, saya pikir manajemen akan mencobanya,” terang Guardiola dilansir Sky Sports menjelang akhir musim lalu.
Sejauh ini, kehadiran Haaland memang mulai memberikan dampak positif. Akan tetapi, tampaknya Haaland saja tidak cukup, terutama saat berhadapan dengan tim-tim yang bermain pasif dan memiliki pertahanan rapat layaknya Aston Villa.
Nyaris tersungkur
Satu poin itu membuat City tertahan di urutan kedua dengan 14 poin dari enam laga. Mereka tertinggal satu poin dari Arsenal di puncak klasemen dengan 15 poin dari lima laga. Meski demikian, City patut bersyukur masih bisa membawa pulang satu poin tersebut sehingga tidak tertinggal terlalu jauh dari Arsenal.
Sebab, Aston Villa sejatinya bisa mengunci kemenangan andai gol gelandang serang Philippe Coutinho di menit ke-80 disahkan wasit. Gol itu dianulir karena pemain asal Brasil tersebut dinilai berada dalam posisi offside ketika menerima umpan dari rekannya.
Insiden itu sempat menjadi perdebatan. Pasalnya, dari tayangan ulang, tampak Coutinho tidak berdiri dalam posisi offside saat menerima umpan. Pelatih Aston Villa Steven Gerrard menganggap wasit membuat kesalahan karena terlalu cepat meniup peluit. ”Permainan yang adil untuk wasit. Mereka menyadarinya (kesalahan) setelah laga berakhir. Itu (Coutinho) sama sekali tidak offside,” tutur Gerrard dikutip BBC.
Bagi Aston Villa, satu poin itu belum cukup untuk keluar dari papan bawah. Kini, Aston Villa berada di peringkat ke-17 dengan empat poin dari enam laga. Namun, mereka bisa mengakhiri rekor kekalahan beruntun dari City dalam sembilan pertemuan sebelumnya.
Gerrard berharap itu menjadi titik tolak timnya menjadi lebih baik untuk pekan-pekan berikutnya. ”Saya sangat senang dan bangga dengan apa yang diberikan oleh para pemain untuk tim. Para pemain perlu mengembalikan kepercayaan diri untuk bergerak maju. Ada banyak kebisingan (kritikan) eksternal dan memang demikian, saya bertanggung jawab untuk memimpin tim menjadi lebih kuat. Tim harus terus bersatu dan berkembang,” ucap legenda Liverpool tersebut.