Gagal memanfaatkan status tuan rumah, Persebaya Surabaya kalah, 0-1, dari Bali United di lanjutan Liga 1 Indonesia. Persebaya pun terancam merosot ke papan bawah pada klasemen sementara liga itu.
Oleh
AMBROSIUS HARTO MANUMOYOSO
·3 menit baca
SURABAYA, KOMPAS – Persebaya Surabaya terancam merosot dari peringkat kedelapan klasemen sementara BRI Liga 1 Indonesia. Ancaman itu terjadi setelah kekalahan 0-1 dari tim tamu, Bali United, pada pekan kedelapan Liga 1 di Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya, Jawa Timur, Jumat (2/9/2022).
Kekalahan itu membuat "Green Force" atau "Bajul Ijo", julukan Persebaya, tertahan di posisi kedelapan dengan 10 poin dari delapan laga yang telah dijalani. Posisi tim asuhan legenda hidup Aji Santoso ini berpotensi merosot hingga tangga ke-14, jika tim-tim dari urutan 9-14 yakni Arema FC, Dewa United, PSS Sleman, Bhayangkara FC, Persib Bandung, dan PSIS Semarang, menang di pertandingan kedelapan.
Pil pahit yang harus diterima oleh Bonek, pendukung fanatik Persebaya, itu terjadi menyusul gol teramung Privat Mbarga pada menit ke-32 laga itu. Penyerang sayap "Serdadu Tridatu", julukan Bali United, itu berdiri bebas untuk menyambar bola muntah tendangan gelandang Eber Bessa yang tidak sempurna ditangkap oleh Satria Tama, penjaga gawang Persebaya.
Gol itu amat berarti bagi Bali United, kampiun Liga 1 dua musim beruntun, untuk mempertahankan gelar kompetisi musim 2022-2023. Kemenangan di Surabaya membawa sang juara bertahan ke posisi ketiga klasemen sementara dengan poin 18 dari delapan laga yang telah dijalani. Bali United terpaut satu poin dari pemuncak sementara, Madura United. Namun, posisi Bali United, yang diasuh Stefano “Teco” Cugurra, masih dibayangi PSM Makasar di urutan keempat dengan koleksi 16 poin, tetapi baru menjalani enam laga.
Bagi tuan rumah, kekalahan itu terasa menyakitkan mengingat tim dengan deretan pemain muda ini lebih dominan daripada tim tamu. Statistik memperlihatkan penguasaan bola 55 persen untuk Persebaya berbanding 45 persen bagi Bali United. Tuan rumah juga membuat lima tembakan lebih banyak. Akan tetapi, yang mengarah ke gawang cuma tiga berbanding lima tembakan.
Persebaya juga dominan dan lebih akurat dalam mengumpan, membuat umpan silang, dan memotong jalur umpan lawan atau intersep. Namun, tim tamu lebih efektif dalam bermain dan mematikan daya permainan Persebaya. Bali United lebih baik dalam merebut bola atau tekel dan sapuan.
Pada separuh babak pertama laga itu, Persebaya tampil cukup baik dan percaya diri. Tuan rumah sempat membuat dua peluang dalam sepuluh menit, tetapi tidak satupun mampu mengancam gawang yang dikawal Nadeo Arga Winata. Permainan kombinasi umpan antara Marselino, Sho Yamamoto, dan Silvio Junior, tak cukup kuat untuk menjebol Bali United.
Tim tamu justru sempat membuat lini pertahanan Persebaya seolah kebingungan. Pada menit ke-28, misalnya, Bali United mendapat peluang dari situasi tendangan penjuru, meskipun tidak berbuah manis. Namun, peluang itu meningkatkan kepercayaan diri tim untuk membongkar pertahanan Persebaya. Bali United sekadar menunggu lima menit untuk memperoleh gol dari kemelut di gawang Green Force. Setelah gol itu, kepercayaan diri Bali United kian membara untuk kian menyiksa Persebaya meski skor tak berubah sampai turun minum.
Di babak kedua, Aji mencoba peruntungan dengan menarik Supriyadi dan Arif Catur dan memainkan Ahmad Nofiandani dan Alta Ballah. Tekanan tuan rumah menguat. Yamamoto bahkan sempat membuat gol, tetapi dinyatakan tidak sah akibat terjebak offiside. Tekanan itu memaksa Teco menerapkan taktik mirip, yakni mengganti dua pemain. Teco menarik Spajosevic dan Yabes Roni untuk memainkan Lerby Eliandry dan M Rahmat.
Penggantian pemain kembali diterapkan Aji untuk menambah daya serang. Tekanan terhadap Bali United datang bertubi-tubi. Akan tetapi, sampai laga itu berakhir, skor tidak berubah. Persebaya jelas kecewa karena kekalahan itu menjadi yang perdana di kandang pada musim ini. “Sangat disayangkan kehilangan poin di kandang,” kata Aji seusai laga.
Meskipun timnya kalah, Aji tetap memuji penampilan tim asuhannya yang terus berjuang. Di sisi lain, pertahanan Bali United terbukti kokoh sehingga dapat meredam seluruh serangan tuan rumah.