Joan Mir, juara MotoGP 2022, mengalami musim yang suram dan belum menunjukkan tanda-tanda kebangkitan. Pebalap tim Suzuki Ecstar itu kini justru mengalami cedera yang akan semakin menghambat performanya.
Oleh
AGUNG SETYAHADI
·5 menit baca
SPIELBERG, MINGGU — Performa Joan Mir terus meredup sejak dia meraih gelar juara MotoGP musim 2020. Pebalap tim Suzuki Ecstar itu masih bisa kompetitif pada musim 2021 dengan menempati posisi ketiga dalam klasemen akhir. Namun, Mir semakin redup pada musim 2022 dengan motor baru yang memiliki kecepatan puncak lebih baik dibandingkan musim sebelumnya. Penurunan performa Mir itu ditandai dengan enam kali gagal finis dalam 13 balapan yang telah bergulir. Mir, yang musim depan diyakini akan menjadi rekan setim Marc Marquez di Repsol Honda itu, kini memiliki beban lebih berat dengan cedera pergelangan kaki.
Mir mengelami cedera retak tulang talus—salah satu tulang penyusun persendian kaki—akibat terjatuh keras setelah terpelanting dari motornya dalam balapan MotoGP seri Austria di Red Bull Ring, Minggu (21/8/2022). Pemindaian dengan sinar-X menunjukkan adanya retakan yang tidak terlalu besar pada tulang talus kanan serta ada pecahan tulang yang berpotensi menyebabkan masalah lebih kompleks.
Saya melakukan start dengan bagus, saya bisa memperbaiki posisi dan menempatkan diri saya di kelompok depan, tetapi kemudian di tikungan 4 saya kehilangan ban belakang saat memasuki tikungan dan mengalami kecelakaan yang sangat besar.
”Saya melakukan start dengan bagus, saya bisa memperbaiki posisi dan menempatkan diri saya di kelompok depan, tetapi kemudian di tikungan 4 saya kehilangan ban belakang saat memasuki tikungan dan mengalami kecelakaan yang sangat besar,” ungkap Mir terkait kecelakaan horor yang dia alami.
”Saya merasa beruntung karena kondisi saya bisa jauh lebih buruk. Itu kecelakaan yang menakutkan,” lanjut pebalap asal Spanyol itu.
”Saat ini pemeriksaan menunjukkan beberapa retakan dan pecahan di sekitar tulang talus. Retakan tidak terlihat besar, tetapi pecahan (tulang) bisa menjadi masalah. Besok saya akan menjalani beberapa tes lebih lanjut, seperti MRI, untuk mengecek kondisi ligamen. Setelah itu, saya akan lebih tahu mengenai masa pemulihan saya dan saya bisa merencanakan kapan saya kembali,” ungkap Mir di laman tim Suzuki Ecstar seusai balapan.
Cedera ini berpotensi menghambat perjuangan Mir untuk meraih konsistensi. Masalah terbesar yang dia alami saat ini adalah kurang konsisten karena sering melakukan kesalahan sehingga membuat dia berulang kali terjatuh dan gagal finis. Dalam 13 balapan yang telah bergulir, Mir enam kali terjatuh, lima di antaranya setelah kabar Suzuki bakal meninggalkan MotoGP pada akhir musim ini. Kabar itu memang sempat memengaruhi konsentrasi para pebalap Suzuki, Mir dan Alex Rins.
Namun, kini situasi lebih baik. Rins bisa fokus sepenuhnya untuk menyelesaikan musim ini bersama Suzuki dengan sebaik mungkin setelah dipastikan akan membela tim LCR Honda musim depan. Sementara Mir yang diyakini akan bergabung dengan Repsol Honda masih menjalani negosiasi. Mir mengakui, saat ini posisi negosiasi semakin dekat dengan kesepakatan, tanpa menyebutkan tim yang akan disinggahi musim depan.
”Kami sangat dekat. Kami semakin dekat dibandingkan kemarin. Itu judul yang bagus. Dan, menurut saya, kita akan segera mendapat kabar terkait itu,” ujar Mir di Spielberg.
Namun, kabar baik terkait masa depan Mir itu berkebalikan dengan kondisinya saat ini. Dia masih mengalami inkonsistensi performa yang membuat dirinya belum meraih podium sama sekali. Pencapaian terbaiknya musim ini adalah tiga kali finis di posisi keempat di Termas de Rio Honda, Austin, dan Barcelona.
Mir memang masih bisa menjaga posisi di sepuluh besar dengan tiga kali finis di urutan keenam dalam balapan di Lusail, Mandalika, dan Jerez. Sementara dalam balapan terakhir, di mana dia bisa menyelesaikan balapan, yaitu di Assen, Mir finis pada posisi kedelapan.
Performa Mir yang menurun tajam dibandingkan dua musim sebelumnya ini membuat dirinya hanya bisa berada di posisi ke-12 dalam klasemen pebalap. Dia mengumpulkan 77 poin, terpaut 15 poin daripada Rins di posisi kedelapan. Namun, Mir sudah pasti tercoret dari persaingan juara musim ini dengan selisih 123 poin dari pemuncak klasemen sementara, pebalap Monster Energy Yamaha, Fabio Quartararo, yang mengemas 200 poin.
Mir mengatakan berulang kali bahwa masalah yang dia hadapi musim ini dengan GSX-RR adalah ban depan yang cepat panas. Kondisi itu disebabkan oleh banyak hal, termasuk akibat komponen aerodinamika ataupun device yang menyebabkan ban depan terlalu terbebani. Kondisi itu belum bisa diatasi oleh Suzuki, dan Mir pun kesulitan memperbaiki performanya. Padahal, catatan waktu putarannya saat sesi latihan bebas di sejumlah sirkuit menunjukkan pace yang kompetitif.
Namun, begitu menjalani balapan, Mir sudah mengalami masalah dengan ban depan yang terlalu panas begitu memasuki putaran kelima. Kondisi semakin parah saat dia berada di belakang banyak pebalap karena udara panas dari motor-motor di depannya membuat ban depan semakin menderita. Situasi itulah yang sering membuat Mir kehilangan kendali motor, hingga terjatuh, terutama saat memaksa mengejar pebalap di depannya.
Kondisi ini membuat keunggulan Suzuki GSX-RR dalam kelincahan menikung serta degradasi ban yang minim tidak bisa dimanfaatkan pada musim ini. Pada musim 2020, Mir menjadi juara dunia karena karakter GSX-RR yang mampu menjaga pace tidak turun drastis saat ban mulai aus di putaran-putaran akhir. Itulah yang membuat dia mampu konsisten meraih podium atau poin besar dibandingkan lawan-lawannya.
Musim ini, Mir masih memiliki tujuh balapan untuk memperbaiki performanya dan meraih podium. Namun, semua itu akan sangat bergantung pada Suzuki untuk menemukan solusi jitu yang ada pada GSX-RR yang musim ini tenaganya lebih besar dibandingkan sebelumnya.
Solusi itu tidak hanya membantu Mir, tetapi juga Rins, untuk bisa kembali ke dalam persaingan meraih podium. Suzuki musim ini baru meraih dua kali podium, semuanya dipersembahkan oleh Rins saat finis ketiga di Argentina dan kedua di Amerika. Setelah podium di Amerika, Rins tidak pernah lagi meraih podium dalam sembilan balapan berikutnya.
Jika Suzuki bisa menemukan solusi atas masalah motor mereka, potensi terbaik GSX-RR akan bisa dimaksimalkan Mir dan Rins untuk meriah kemenangan. Podium tertinggi akan menjadi penutup yang manis dalam musim terakhir tim asal Hamamatsu, Jepang, itu di MotoGP.
Kemenangan itu bisa saja diraih di Misano, di mana Rins merasa trek itu sesuai dengan karakter motor Suzuki. ”Misano berikutnya, dan tempat itu lebih sesuai dengan kami,” ucap Rins yang finis di posisi delapan di Austria.