Fabio Quartararo tetap optimistis bisa meraih hasil bagus di Red Bull Ring meskipun dijepit tujuh pebalap Ducati di akhir FP2. Dia masih memiliki ruang menjadi lebih cepat untuk mendapatan posisi start di baris depan.
Oleh
AGUNG SETYAHADI
·6 menit baca
AFP/VLADIMIR SIMICEK
Pebalap Monster Energy Yamaha, Fabio Quartararo, memacu sepeda motor balapnya pada sesi latihan bebas kedua MotoGP seri Austria di Sirkuit Red Bull Ring, Spielberg, Australia, Jumat (19/8/2022).
SPIELBERG, JUMAT - Fabio Quartararo memiliki tantangan besar untuk keluar dari jepitan tujuh pebalap Ducati yang dia rasa seperti "Italian sandwich" di akhir sesi latihan kedua MotoGP seri Austria. Pebalap tim Monster Energy Yamaha itu masih memiliki ruang untuk menjadi lebih cepat saat kualifikasi, yaitu dengan pengaturan penggunaan ban, setelan elektronik, serta girbok. Posisi start sangat krusial bagi Quartararo karena YZR-M1 akan sulit dimaksimalkan saat berada di belakang banyak pebalap Ducati.
Quartararo mengawali sesi latihan bebas di Red Bull Ring dengan hasil kurang bagus karena sebagian trek dalam kondisi basah dalam FP1. Dia pun hanya berada di posisi ke-5 dengan selisih waktu hingga 1,017 detik dari pebalap tercepat, Jack Miller (Ducati). Namun, dalam FP2 di mana trek sudah kering, Quartararo mampu melesat kencang dan sempat memuncaki catatan waktu putaran di sebagian besar sesi.
Namun, saat melakukan time attcak di akhir FP2, para pebalap Ducati melesat sangat kencang. Tujuh pebalapnya berada di posisi delapan besar. Quartararo, yang berada di posisi keempat, menjadi satu-satunya pebalap yang tidak memacu Desmosedici GP. Tiga pemacu Ducati di depan Quartararo adalah Johann Zarco, Miller, dan Jorge Martin. Sedangkan empat pebalap di belakang "El Diablo" adalah Francesco Bagnaia, Luca Marini, Maro Bezzecchi, serta Enea Bastianini.
"Ini jelas sangat sulit, tetapi pace terlihat bagus. Dalam satu putaran kami masih memiliki sedikit marjin. Tentu berada di antara tujuh Ducati bukanlah posisi yang bagus. Kita bisa menyebut ini Italian sandwich. Tetapi, apa pun itu saya merasakan potensi besar. Kita lihat saja karena kami selalu bagus pada Jumat dan Ducati selalu bisa melakukan langkah maju pada Sabtu dan Minggu. Ini tidak akan mudah," ungkap Quartararo kepada MotoGP.
AFP/VLADIMIR SIMICEK
Pebalap Pramac Ducati, Johann Zarco, memacu sepeda motor balapnya pada sesi latihan bebas kedua MotoGP seri Austria di Sirkuit Red Bull Ring, Spielberg, Australia, Jumat (19/8/2022).
Terkait dengan keberadaan chicane baru, Quartararo menilai tikungan berubah arah itu tidak memengaruhi performa Ducati. "Jujur, sepertinya sama saja. Mungkin sedikit lebih mudah dalam gaya membalap, karena melaju menuju tikungan 3 sangat sulit. Perlu sangat presisi saat mengerem. Jadi, sekarang memasuki tikungan 3 jauh lebih mudah untuk tidak membuat kesalahan karena Anda melaju lebih lambat. Menurut saya ini bukan sesuatu yang sangat buruk atau lebih bagus bagi Ducati. Tetapi, bagi kami ini sedikit lebih baik," jelas Quartararo.
Bagi Quartararo, chicane baru itu membuat dirinya bisa lebih cepat di sektor pertama, yang dibuktikan dengan posisinya di urutan kedua pada sektor itu. Dia juga mengakui, bahwa chicane ini sangat lambat. Ia pun harus menggunakan gigi satu untuk melewatinya. "Saya tidak menduga akan selambat itu," ungkap Quartararo terkait karakter chicane baru.
Terkait dengan potensi kualifikasi berlangsung dalam kondisi hujan seperti FP1, Quartararo mengaku tidak terlalu khawatir. Dia memang kurang bagus saat trek basah di sesi Jumat pagi. Namun, masalahnya sudah diketahui dan tim bisa memperbaiki itu. "Pagi ini tidak terlalu bagus, tetapi saya juga tidak terlalu buruk," ujarnya.
Sulit diperkirakan
Terkait persaingan dengan Ducati, Quartararo menilai, hal itu akan sulit diperkirakan. Tetapi, dia akan memberikan yang terbaik. "Kami harus sangat cepat pada Sabtu dan seperti biasa saya akan memberikan 100 persen, yang terbaik untuk berada di sana (posisi start baris terdepan)," ungkap pebalap asal Perancis itu.
TANGKAPAN LAYAR CRASH
Hasil sesi latihan bebas kedua MotoGP seri Austria di Sirkuit Red Bull Ring, Spielberg, Australia, Jumat (19/8/2022).
Start dari baris depan dan memimpin balapan begitu keluar dari tikungan pertama menjadi kunci utama bagi Quartararo untuk memenangi balapan. Dia akan sangat kesulitan mendahului jika berada terlalu banyak di belakang pebalap lain karena YZR-M1 tidak memiliki top speed yang bagus. Kondisi itulah yang membuat keunggulan pace Quartararo, yaitu saat memacu motor sendirian seperti dalam sesi latihan dan kualifikasi, tidak bisa maksimal saat balapan jika terjebak di belakang banyak pebalap lain.
"Tetapi hal yang bagus adalah paling tidak kami memiliki kecepatan. Rins juga melesat cepat. Ini sesuatu yang aneh dia tidak bisa lebih cepat dengan ban kompon lunak, tetapi ya, menurut saya pace kami bagus," ungkap Quartararo dikutip Crash.
Rekan setim Franco Morbidelli itu juga mengakui, dirinya tidak bisa melakukan time attack dengan maksimal karena ada salah komunikasi dengan timnya serta ada bendera kuning. "Sayang ada bendera kuning. Kami juga sedikit salah paham dengan tim saat penggantian ban depan dan saya melakukan lap tercepat saya di putaran ketiga dan keempat. Jadi, menurut saya, kami masih memiliki sedikit marjin," ungkap Quartararo.
Terkait dengan potensi Ducati untuk merah posisi start baris terdepan serta memenangi balapan, para pemacu Desmosedici GP saat ini dalam kepercayaan diri tinggi. Mereka mendapati fakta motor mereka tidak terpengaruh oleh chicane baru.
"Secara umum, chicane baru sesuatu yang bagus, meskipun tidak banyak jalur. Anda hanya memiliki satu jalur untuk mendapatkan performa, tetapi itu membuat tikungan 3 jauh lebih mudah dari sebelumnya," ungkap Zarco yang mencetak waktu tercepat di FP2.
AFP/RONNY HARTMANN
Pebalap Ducati Pramac, Johann Zarco, merayakan podium kedua pada balapan MotoGP seri Jerman, 19 Juni 2022 lalu.
Pebalap tim Pramac Racing itu mengakui, dirinya masih mencoba beberapa setelan untuk bisa lebih cepat di chicane baru itu. Namun, fokus mereka bukan hanya di bagian itu karena di sektor lainnya karakternya sama dengan trek sebelumnya, yaitu memerlukan top speed.
Meskipun masih mencari setelan terbaik dan beradaptasi dengan perubahan trek itu, para pebalap Ducati bisa melesat cepat. Bahkan, ada tujuh pebalap Ducati dalam delapan besar FP2. Zarco menilai, itu karena chicane yang terlalu lambat sehingga para pebalap Ducati bisa mengompensasinya dengan akselerasi yang cepat.
Tetapi hal yang bagus adalah paling tidak kami memiliki kecepatan. (Fabio Quartararo)
Pebalap tim pabrikan Ducati, Jack Miller, bahkan mengaku menikmati chicane baru itu karena motornya bisa bekerja dengan baik. Pebalap asal Australia itu memuncaki FP1 yang berlangsung dalam kondisi trek basah dan berada di posisi kedua di akhir FP2.
"Ya, motor bekerja dengan sangat baik saat lewat di sana. Jadi, ini tambahan di trek yang menyenangkan," ungkap Miller.
Miller tidak sepakat dengan Zarco yang menyatakan hanya ada satu jalur untuk melewati chicane ini. "Saya melihat pebalap lain menggunakan jalur yang berbeda-beda. Anda bisa sedikit konservatif saat masuk dan lebih fokus pada saat keluar. Atau Anda bisa lebih fokus pada saat masuk dan mungkin tidak mendapatkan yang terbaik saat keluar. Jadi tentu pada akhirnya chicane akan menjadi satu jalur yang sama meskipun ada sejumlah opsi jalur lain. Tetapi Anda juga bisa menggunakan jalur yang berbeda saat balapan seperti di Silverstone dan trek lainnya di mana Anda bisa mendahului dan menutup ruang. Jadi, saya melihat hanya ada hal positif dari keberadaan itu," jelas rekan setim Bagnaia itu.
Keberadaan chicane dinilai oleh Miller membuka beberapa peluang mendahului. "Ya, bukan hanya di sana (chicane), tetapi juga di tikungan 3 lebih bisa untuk mendahului. Jadi, seperti saya katakan, balapan akan lebih bagus karena chicane baru ini," pungkas Miller yang musim depan akan membela tim pabrikan KTM.