Pol Espargaro mengawali MotoGP musim ini dengan kepercayaan diri sangat tinggi bisa masuk dalam persaingan juara. Namun, performanya meredup karena tak kunjung menemukan kunci mengendalikan RC213V.
Oleh
AGUNG SETYAHADI
·4 menit baca
KOMPAS/RIZA FATHONI
Pebalap Repsol Honda, Pol Espargaro, saat menjalani sesi latihan bebas kedua MotoGP Mandalika 2022 di Sirkuit Internasional Jalan Raya Pertamina Mandalika, Lombok Tengah, NTB, Jumat (18/3/2022).
SPIELBERG, KAMIS – Pol Espargaro akan menyelesaikan musim ini dengan lebih rileks karena dalam dua musim ke depan dia sudah menemukan tim baru untuk berlabuh. Namun, adik Aleix Espargaro itu tidak akan mengendurkan perjuangan untuk menemukan keping yang hilang dalam proses adaptasi dirinya dengan Honda RC213V. Rekan setim Marc Marquez itu terus meredup setelah bersinar terang dalam seri pertama di Qatar, di mana dia finis di podium ketiga.
Akhir pekan ini, di Red Bull Ring, Austria, 19-21 Agustus, dia berjuang mengulang momentum 2020.
Setelah balapan pembuka di Lusail itu, Espargaro terus meredup dalam 11 balapan berikutnya. Bahkan, pebalap asal Spanyol itu tidak bisa lagi meraih podium. Lebih parah lagi, dia hanya sekali masuk 10 besar setelah meraih podium di Qatar. Performa Espargaro yang merosot itu bukan sepenuhnya dari dirinya, tetapi sangat erat kaitannya dengan motor RC213V musim 2022 yang berkonsep baru. Motor menjadi sulit beradaptasi dengan perubahan karakter trek karena ruang untuk kompromi antara setelan elektronik, ban, dan karaktrek trek sangat tipis.
Kondisi ini diakui oleh Marc Marquez yang sejak empat seri lalu absen karena pemulihan pascaoperasi keempat humerus kanan. Juara dunia delapan kali di semua kelas itu bahkan menilai, Honda sedang dalam situasi kritis.
”Honda dalam momen kritis. Saya banyak berbicara dengan tim saya, berusaha untuk memahami motor 2022, situasi yang ada, serta apa yang terjadi. Inilah mengapa saya akan pergi ke Austria (19-21 Agustus) untuk berbicara dengan semua orang dan bertemu dengan staf HRC dari Jepang untuk mengerjakan sesuatu ke depan,” ungkap Marquez.
AFP/PATRICIA DE MELO MOREIRA
Pebalap tim Repsol Honda Marc Marquez memacu motornya pada sesi kualifikasi MotoGP seri Portugal di Sirkuit Internasional Algarve, Portimao, Sabtu (23/4/2022).
”Kami semua bekerja sama, kami menang bersama, kami kalah bersama, dan kami akan bangkit bersama-sama,” tegas Marquez.
Momen kebangkitan Honda itu akan semakin lama dengan babak baru pemulihan cedera humerus kanan Marquez yang diderita sejak seri pembuka musim 2020. Kini, dia baru saja menjalani operasi keempat untuk meluruskan tulang dan ditargetkan bisa kembali balapan pada musim 2023. Selama Marquez absen, Honda pun bak kehilangan taji karena pebalap lain kesulitan beradaptasi dengan RC213V.
Kondisi itu terlihat jelas dari klasemen sementara pebalap. Marquez yang sudah empat balapan absen, yakni di Barcelona, Sachsenring, Assen, dan Silverstone, masih menjadi pebalap Honda dengan posisi tertinggi, di posisi ke-14 dengan 60 poin. Sementara Espargaro di posisi ke-17 dengan 42 poin. Dua pebalap tim satelit LCR Honda, Takaaki Nakagami dan Alex Marquez, masing-masing di posisi ke-16 (45 poin) dan ke-18 (27 poin).
Klasemen itu menegaskan situasi kritis yang dialami Honda musim ini. Langkah perombakan RC213V yang diharapkan bisa membuat para pebalap, selain Marquez, lebih mudah beradaptasi, ternyata belum membuahkan hasil.
Pebalap Spanyol dari tim Repsol Honda, Pol Espargaro, merayakan posisi kedua bersama timnya saat melalui lintasan paddock setelah melakoni putaran pertama musim MotoGP 2022 di Sirkuit Losail, Qatar, Minggu (6/3/2022).
Kendala itu menjadi tantangan yang sangat berat bagi Espargaro yang diharapkan oleh Honda bisa menjadi andalan selain Marquez. Namun, sejak pindah dari tim pabrikan KTM mulai musim 2021, pebalap asal Spanyol itu belum menunjukkan performa yang meyakinkan. Bahkan, di akhir musim ini, dia akan meninggalkan Honda dan diyakini bergabung dengan KTM Tech3. Kepindahan Espargaro ke tim lamanya itu (saat masih Tech3 Yamaha) belum diumumkan resmi, tetapi pebalap berusia 31 tahun itu mengakui dirinya sudah terikat kontrak dua musim ke depan tanpa menyebut tim barunya.
Espargaro pernah memiliki kenangan bagus di Red Bull Ring saat membela tim pabrikan KTM di musim terakhirnya, 2020. Dalam balapan kedua di Austria, dia start terdepan dan nyaris memenangi balapan dengan persaingan ketat melawan Jack Miller (Ducati) di putaran terakhir. Namun, di tikungan terakhir sebelum finis, mereka melebar, dan kemenangan justru direbut Miguel Oliveira. Espargaro pun finis di podium ketiga, waktu itu.
”Balapan-balapan di Austria sepertinya selalu sangat dramatis, tetapi itu selalu menjadi akhir pekan yang menyenangkan. Tata sirkuit berbeda dari yang lain dengan banyak titik pengereman sangat keras, sangat stop and go, dan hanya sedikit tikungan. Kita lihat saja bagaimana performa kami akhir pekan ini, Tim Repsol Honda dan HRC bekerja keras untuk memperbaiki situasi kami,” ujar Espargaro di laman resmi Honda Racing Corporation.
Tujuan kami adalah menyatukan semuanya menjadi akhir pekan yang mulus dan menjalani kualifikasi dengan lebih baik, itu kuncinya.
KOMPAS/AGUNG SETYAHADI
Pol Espargaro merasa menjadi seperti bintang musik rock ketika pawai di Jakarta dan disambut oleh para penggemar MotoGP yang sangat antusias. Dia mengakui itu saat konferensi pers di Sirkuit Mandalika, Kamis (17/3/2022). Dia bertekad memenangi balapan di Mandalika yang akan berlangsung pada 18-20 Maret.
”Saya tertarik melihat bagaimana rasanya chicane baru, jalur menuju puncak bukit juga sangat cepat. Jadi, menurut saya ini akan sedikit berbeda. Tujuan kami adalah menyatukan semuanya menjadi akhir pekan yang mulus dan menjalani kualifikasi dengan lebih baik, itu kuncinya,” pungkas Espargaro.
Akhir pekan ini dia masih akan bersama dengan pebalap penguji Stefan Bradl yang mengisi posisi Marquez. Dia menjalani balapan sekaligus menguji sejumlah setelan untuk perbaikan performa musim depan.
”Menyenangkan bisa balapan di Austria lagi. Para penggemar selalu memberi saya sambutan yang hangat. Saya memiliki beberapa kenangan bagus di trek itu dalam beberapa tahun terakhir. Jadi ini tidak akan seperti di Silverstone di mana saya harus mengingat trek,” ungkap Bradl.
”Dengan trek yang lebih pendek seperti ini, selisih (waktu) di MotoGP menjadi semakin kecil jadi perlu bekerja keras menemukan setiap 0,1 detik karena itu bisa membuat perbedaan besar dalam latihan dan posisi start,” ujar Bradl.